Saat keempat hunter diserang oleh kedua gadis, maka Seonghwa memberikan aba-aba dan memerintahkan agar mereka semua pergi melarikan diri ke berbagai arah, berpencar agar kemungkinan mereka selamat lebih tinggi. Pada saat itu, Wooyoung berniat menggunakan kekuatannya untuk memindahkan semua rekannya, ia tak sempat melakukan hal tersebut tatkala tiba-tiba muncul sebilah tombak yang mendarat tepat di hadapannya, bagian mata tombak yang tajam menancap di jalan.
Sedetik kemudian, tombak itu mengeluarkan tekanan energi yang membuat Wooyoung terlempar bersama dengan puing dan patahan jalan yang hancur ke segala arah. Tubuh Wooyoung membentur jalan lalu berguling-guling beberapa kali. Di tempat tombak menancap, Dami pun mendarat, kemudian ia mencabut senjata itu, lalu dengan gerakan sangat cepat ia langsung melemparkan tombak tersebut ke arah Wooyoung.
“Sial.” Wooyoung pun berusaha menghindar, akan tetapi hal tersebut suah terlambat di mana senjata itu langsung menusuk dan menembus paha kanannya, ia terlempar lagi lalu terdorong sampai menghantam dinding, tombak itu menancap kuat membuat tubuh Wooyoung tertahan di sama.
Wooyoung tampak kesakitan tatkala pahanya tertusuk oleh tombak Dami.
“Dari semua orang yang kami targetkan, aku dengar kau yang paling merepotkan.”
“Siapa yang bilang itu adalah fitnah. Kau tak boleh percaya.”
Wooyoung berusaha membuat tombak Dami lenyap, akan tetapi kekuatannya malah tidak berefek apa pun pada senjata itu.
“Apa ini? Senjata macam apa ini?” tanya Wooyoung tidak percaya.
“Senjata yang dikhususkan untuk menghajar kalian.”
“menjengkelkan.” Wooyoung membuat dinding di belakangnya lenyap, kemudian langsung mencabut tombak yang menusuk kakinya. Dami pun langsung berlari maju lalu menggunakan isyarat tangan untuk menggerakkan tombaknya.
Akan tetapi, sebelum tombak itu kembali menusuk tubuh Wooyoung, pria itu langsung melenyapkan jalan di mana tubuhnya langsung jatuh terperosok ke bawah tanah di mana saluran bawah tanah berada. Dami melompat lalu menangkap senjatanya, ia muncul d tempat lubang yang dibuat oleh pria itu.
“Sial.” Dami bergumam kesa, kemudian ia mengaktifkan penglihatannya untuk mencari keberadaan Wooyoung. Dan ya, ternyata begitu mudahnya ia menemukan keberadaan Wooyoung yang sedang berlari di bawah saluran air yang memiliki ukuran yang besar.
“Di sana kau rupanya.” Dami bergumam, kemudian ia langsung melompat tinggi, memutarkan tombaknya membuat terciptanya cahaya biru yang sangat terang membentuk cakram besar. Lalu setelah putaran cukup, ia langsung mengarahkan tombaknya ke arah jalan sana di mana cahaya biru dalam jumlah banyak membentuk tombak berjatuhan seperti hujan menembus jalanan, menghancurkan semuanya begitu mudahnya membuat Wooyoung terkena serangan telak.
Sebelum terjadi ledakan akibat serangan Dami, Wooyoung melenyapkan semuanya beserta jalan dan seluruh saluran bawah tanah itu sampai terjadi lubang besar dengan bentuk lingkaran.
“Itu hampir saja.” Wooyoung bergumam pelan, saat itu Dami bisa melihat dengan jelas Wooyoung berada sekitar dua puluh meter di bawah sana.
“Di sana.” Dami pun melemparkan tombaknya ke arah Wooyoung yang mana pada saat itulah Wooyoung langsung membuat portal di sana, ia pergi dari tempat itu tepat bersamaan dengan terjadi ledakan energi biru yang membuat kehancuran lebih luas dan besar.
“jadi, untuk apa semua pertarungan ini? Tidak ada gunanya kita bertarung.”
“Jadi, kau memilih menyerah?” tanya Dami.
“Bukan itu maksudku, aku ....”
“Kalau begitu pertarungan ini masih ada gunanya.” Dai langsung menyela perkataan Wooyoung, kemudian melanjutkan serangan.
“Dasar menyebalkan.”
Dami menghantamkan tombaknya ke daratan yang mana menghasilkan gelombang energi yang kuat.
Sebelum melakukan apa-apa, Wooyoung langsung terlempar ke arah belakang, berguling-guling di jalanan. Saat ia berusaha bangkit, Dami menghantamkan tombaknya ke punggung pria itu.
Kerusakan jalanan terjadi tatkala hantaman kuat itu terjadi. Wooyoung berteriak keras tatkala tulang punggungnya dibuat patah. Ya, karena kuatnya hantaman tersebut, Wooyoung langsung jatuh begitu saja.
“Seperti itu saja?” tanya Dami datar, ia terlihat tidak puas dengan apa yang dilakukan oleh Wooyoung sebagai perlawanan.
“Maaf saja, kami sangat lemah karena suatu alasan.” Wooyoung menjawab dengan nada yang pelan dan lemah.
“Kalau begitu bukan salahku kalau melakukan ini.” Dami kembali menghantamkan tombak bagian tumpul ke punggung Wooyoung yang mana tulang belakang lelaki itu dibuat hancur, bukan hanya patah.
Wooyoung pun tumbang oleh serangan hal tersebut. Meski dalam keadaan masih sadarkan diri, Wooyoung tidak bisa bergerak akibat kerusakan yang parah pada tulang punggungnya.
“Kau menjengkelkan, kukira kau lebih kuat dari yang kukira.” Dami terlihat kecewa, sedangkan Wooyoung tak mengatakan apa-apa, ia hanya tersenyum pahit, menahan rasa sakit pada cedera yang Dami buat.
Saat Dami berniat mengatakan sesuatu, secara tiba-tiba ia melihat kerlipan cahaya dari lokasi yang cukup jauh. Ketika melihat adanya ledakan, Dami langsung mengaktifkan perisai absolutnya yang mana sedetik kemudian ledakan menyapu daerah itu.
Ia dan Wooyoung terlindungi dengan baik oleh perisai sphere tatkala kehancuran dan ledakan besar terjadi.
“Dia menyebalkan,” gumam Dami saat memperhatikan keadaan sekitar di mana warna api ledakan ada di seluruh pandangannya. Ledakan bom nuklir menyertai semuanya. Karena ia tidak mau mendapati risiko akibat ledakan yang terjadi, ia segera mengaktifkan alat teleportasi untuk memindahkan dirinya dan Wooyoung.
Tiba di dalam pesawat, terlihat Handong sedang memarahi Gahyeon yang terlihat acuh tak acuh dengan apa yang terjadi di kota sebelumnya. Delapan lelaki yang menjadi target mereka, semuanya tergeletak di lantai dalam keadaan tak berdaya.
Dami pun beralih ke arah JiU yang tampak tak memedulikan pertengkaran antara Gahyeon dan Handong, lebih memilih memperhatikan layar hologram dan memberikan laporan.
“Kita sudah mendapatkan semua target. Apa ini waktunya kita pergi?” tanya Dami pada gadis itu.
“Ya, aku sudah mengirimkan laporan.”
Pada saat mereka akan meninggalkan lokasi pertarungan, secara tiba-tiba di depan pesawat muncul sosok perempuan yang berdiri di depan kaca pesawat tersebut.
“Woah, pemandangan di sini bagus juga,” ucap Giselle,
Keenam gadis itu langsung waspada dan mengeluarkan senjata masing-masing mereka. JiU yang tampak tak senang juga terlihat terkejut dan bersiap-siap melakukan pertarungan.
“Apa? Siapa dia?” tanya Handong terkejut karena munculnya orang yang tidak diundang muncul begitu saja.
“Dia temanku.” Karina membalas saat ia duduk di samping Yoohyeon yang terlihat cuek saja.
Selain Yoohyeon, gadis lain tampak terkejut dengan kemunculan Karina, Giselle dan Ningning di dalam pesawat tersebut. Winter yang ada di luar pun berubah menjadi butiran salju yang lenyap di sana, lalu beberapa detik kemudian muncul di dalam ruangan itu.
“Apa yang kalian mau?” tanya Siyeon dengan kedua tangan yang memegang senjatanya yang siap untuk menyerang.
“Membawa para lelaki yang kalian tangkap.” Karina dengan santainya menyampaikan tujuan mereka datang ke sana.
“Kau tahu aku tak akan memberikan apa yang kau mau.” JiU yang menolak mentah-mentah, ia melayang maju menghampiri ke arah gadis itu.
“Ya, aku tahu, dan aku juga sudah menyiapkan persiapan kok.” Winter menyahut yang mana di sekitar tubuhnya bermunculan es-es yang terlihat begitu dingin.
“Omong-omong, aku suka gadis ini, sangat cuek, tapi memiliki siaga tinggi, aku yakin tanganku akan langsung putus kalau berniat menyentuhnya.” Karina bergumam sambil menoleh ke arah Yoohyeon yang terlihat begitu cuek.
Karina yang tidak nyaman dengan Yoohyeon yang sudah akan membunuhnya, ia beranjak berdiri lalu tersenyum memandang JiU.
Giselle pun melanjutkan penjelasan. “Kami akan menangani para atasan kalian. Yang harus kalian lakukan hanya pura-pura dikalahkan oleh kami.”
“Atau kalian bisa kita kalahkan sungguhan.” Karina menambahkan.
Handong pun berjalan ke hadapan Giselle. “Percaya diri sekali kau, hanya karena kau bisa membuat es, bukan berarti aku akan takut padamu.”
“Ini alami muncul, tidak bermaksud menakuti siapa pun. Lagi pula, aku bukan orang yang suka mengintimidasi, aku akan menghajarmu.” Giselle tersenyum menantang pada Handong.
“Ayo kita lihat seberapa memelasnya dirimu saat aku memeras dan memelintir tubuhmu.”
Giselle tersenyum ramah. “Terdengar menarik, bagaimana kalau kita coba saja?”
“Kalian tahu, sebenarnya kami beberapa kali lipat lebih kuat dari kalian, tapi aku ingin ini semua selesai secara baik-baik.” Karina langsung menengahi mereka semua dengan mengatakan itu.
“Tawaran yang sangat ramah.” Gahyeon menanggapi dengan nada yang sinis.
“Aku senang kalian bisa mengerti.”
“Sayangnya, kami menolak. Kami bisa bertarung sampai mati, dan setidaknya bisa membunuh dua di antara kalian, dan ya kalian bisa membawa pergi buruan kami.” Gahyeon lanjut berbicara, kemudian ia langsung mengeluarkan beberapa jenis senjata berbahaya yang muncul di seluruh ruangan tersebut.
“Itu benar-benar sangat tidak efektif. Kami mau tidak ada satu pun yang mati di sini.” Karina masih menanggapi apa yang Gahyeon lakukan dengan santai saja.
“Pergilah, ini pertama dan terakhir kali.” JiU secara tiba-tiba mengusir mereka.
Sua yang tidak mengatakan apa-apa, ia menoleh ke arah JiU. “JiU.”
“Aku sudah bicara dengan elizaedr, mereka mengatakan untuk tak berurusan dengan orang-orang ini.” JiU langsung menjelaskan alasan mengapa ia mengusir mereka.
“Hei, kita sudah kerja keras menangkap mereka.” Handong langsung memprotes setelah mendengar bahwa delapan pria yang akan diberikan begitu saja.
“Kami memberi kompensasi yang setimpal.” Ningning angkat bicara sabil mengeluarkan tas dimensinya.
“Lihat, kami datang dengan damai.” Karina mengangkat kedua tangannya dengan ramah.
Akhirnya, kedelapan pria itu pun diambil alih oleh keempat orang itu.
END
Btw, ampas semua ya kekuatan para cowok, bisa-bisanya mereka begitu mudah dikalahkan.
Ya gimana ya, di mana-mana udah biasa sih kalau villain itu lebih unggul dan lebih kuat dari para pemain baik, entah mau ambil peran protagonis atau antagonis, udah umum kalau formulanya adalah villain lebih unggul.
Btw, sengaja spesial chapter kali ini Cuma ini aja pembahasannya, aku Cuma mau lihat respons kalian yang baca apabila posisi kedua tim ini ditukar.
***