AREGA [End]

由 kastarasa

75.3K 6.1K 1.9K

‼️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA‼️ Happy Reading 🧡 "Gue suka lo...." "....mulai hari ini lo pacar gue," "Hahaha... 更多

prolog
01| Di hukum
02| Belajar Bareng?
03| Belajar
04| Suara Emas Alysa
05| Timezone
06| Jadian
07| Hujan.
08| Balapan
09|Jadi Kapan Putus?
10| Karena Pantai Itu Tenang
11| Main Basket Bareng
12| Diga Kenapa?
13| Baikan
14| Kembali ke sekolah
15| Telat
16|Makan Bakso
17| Siapa Dia?
18| Zidan lagi?
19| Dihukum pak Amir
20| Hari pertandingan
21| Rehan Bertengkar
22| Debat calon ketua osis
23| Tragedi Memalukan
24| Hangout
25| Celaka
26| Tawaran Pak Amir
27| Kak Dimas Pembawa Petaka
28| Hari Pertandingan Alysa
29| Adik kelas Centil
30| Rumah Nadila
31| Asep Koma
32| Hadiah kecil
33| Hari Ulang Tahun Diga
34| Devigos
35| Putus?
36| Gavin Bucin Mode On
37| Ketua Basket
39| Dia sakit apa?
40| Rencana Gavin
41| Tradisi Sekolah
42| Dunia repot
43| Upacara Terakhir.
44| Tuduhan Palsu
45| Serangan Ralax
46|Menguatkan diri
47| Siapa?
48| CCTV
49| Alasan putus
50| Curiga
51| Misteri
52| Hari kelulusan
53| Terungkap
54| Kembali Pulang
55| The end
Extra part: Selamat jalan
Surat Kecil dari Arega
INFO!!!!!
COMING SOON?????

38| Balas Dendam

760 39 2
由 kastarasa

Budayakan vote dan coment setelah membaca.

Diga menatap sebuah rumah dari dalam mobilnya, memutar-mutar korek api di tangan dan rokok di mulutnya.

"Jalan, yo,"

Leo menjalankan mobil milik Diga dan berhenti di depan rumah tersebut, melempar korek api di tangannya membuat api lansung mulai menyambar halaman depan rumah tersebut.

Diga menghisap rokoknya, mobil kembali berjalan meninggalkan rumah tersebut.

"Tumben datangnya sekalian lo," Ucap Gavin.

Leo mendudukan dirinya, mengeluarkan pematik untuk menyalakan rokoknya."Ya perginya aja sekalian,"

"Habis dari mana emang?" Tanya Gavin sembari melempar minuman kaleng untuk Diga.

Diga meneguk minuman kaleng."Sesuai yang lo pada mau kan," Jawab Diga santai.

"Maksudnya apaan sih?" Tanya Gavin pada Leo yang hanya di balas senyuman.

"Di tanyain cangar-cengir lo," Ucap Gavin kembali.

"Ntar juga lo tau," Ucap Leo.

"Gue nanya bukan lagi main quiz," Kesal Gavin karena tak ada yang menjawab rasa penasarannya sejak tadi.

"Eyyyy si abang, oleh-olehnya mana bang?" Tanya Asep sembari membawa semangkuk mie instan di tangannya.

"Ambil aja ke rumah gue," Ucap Diga yang lansung menyambar snack di tangan Rakha.

"Takut gue di gigit adik lo," Ucap Asep.

"Ya salah siapa gangguin dia," Ucap Diga yang membela Ica.

"Kalo gue gigit balik boleh?" Tanya Asep.

"Pala lo yang gue gigit," Ucap Diga. Asep bergidik ngeri membayangkan bagaimana ganasnya adik Diga.

"Apa kabar lo?" Tanya Diga yang merangkul Rakha.

Rakha melirik sekilas dan kembali dengan handphonenya. "Baik," Jawab Rakha singkat padat dan jelas.

"Alah bangke lo, kaya tadi di sekolah gak ketemu aja," Ucap Leo.

Zidan memasuki pekarangan basecamp tempat dirinya bersama teman-temannya.

"Ada apaan nih?" Tanya Zidan yang melihat bagian depan

"Devigos kayaknya nyerang lo balik deh," Jawab temannya.

Zidan mengepalkan tangannya marah. "Bangsat," Maki Zidan yang kembali menyalakan motornya.

"Woi kemana lo?" Tanya temannya dan berlari menyalakan motor untuk mengikuti Zidan.

Zidan mengendarai motornya dengan kecepatan penuh menuju basecamp Devigos dimana Diga berada.

"Diga keluar lo!!" Teriak Zidan begitu sampai di basecamp Devigos.

"Eyyy santai dong bro," Ucap Leo.

"Maksud lo apa hah?" Tanya Zidan yang kini sudah menarik kerah baju Diga.

Diga tersenyum miring."Lo yang mulai duluan kan? Kenapa malah lo sendiri yang kepanasan," Tanya Diga kembali.

"Gue? Devigos sialan lo ini ngerenggut nyawa temen gue," Ucap Zidan.

"Jangan sekali-kali lo hina Devigos, dan berapa kali gue bilang itu gak ada hubungannya sama kita," Ucap Diga dengan rahang yang mulai mengetat.

"Gue tunggu lo besok malam diarena," Ucap Zidan yang lansung pergi meninggalkan mereka.

"Siapa takut," Jawab Diga cepat.

"Apa sih tu anak, dia yang mulai dia juga yang heboh," Ucap Leo.

"Dia cuma bingung harus ngelakuin apa untuk buat ikhlas atas kepergian temennya," Ucap Gavin sembari menepuk bahu Leo.

"Bukan urusan kita untuk nanggung kelabilan dia vin," Ucap Leo.

"Lo ikutin maunya dia, Ga?" Tanya Leo yang di angguki Diga.

****

Diga mengecek kesiapan motornya kembali berharap agar tak terjadi apa-apa pada motornya di tengah balapan nanti.

"Lo yakin Ga?" Tanya Gavin memastikan.

"Jangan mati ya lo, ribet gue jelasinnya ntar ke nyokap bokap lo," Ucap Leo.

"Aduhh lambe mu itu lo mas," Ucap Asep sembari menepuk mulut Leo.

"Bau terasi bangsat," Ucap Leo membuat Asep mencium tangannya sendiri.

Asep menempelkan tangannya ke hidung. "Gak bau-bau amat kok," Ucap Asep.

"Tenang aja, lo pada lupa siapa gue?" Ucap Diga sombong.

"Emang lo siapa?" Tanya Asep.

"Diem," Ucap Leo yang menutup mulut Asep.

"Hati-hati," Ucap Rakha yang menepuk bahu Diga di balas anggukan.

Brumm-brummm

Bunyi mesin dari setiap pengendara bersiap untuk menyusuri arena malam ini.

1
2
3
Go

Diga lansung memacu motornya diatas kecepatan rata-rata, menyalip semua orang di depannya dengan mulus.

Zidan yang masih memimpin di urutan pertama, Diga yang berusaha menyalip Zidan di depannya mendadak merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya dan.

Brukk

Motor yang Diga kendarai terhempas di pinggir jalan, membuat motor tersebut menimpa kakinya.

"Shitt," Umpat Diga.

Diga berusaha membangunkan motornya, tapi sakit di kepala dan kakinya membuatnya tak bisa bergerak.

Perasaaan Gavin mulai tak menentu. "Diga mana sih?" Tanya Gavin.

"Kan lagi balapan bego," Jawab Asep.

"Maksud gue kok belom nyampe," Ucap Gavin.

Zidan yang terlebih dulu sampai di garis finish membuat mereka bingung, bahkan tak ada tanda-tanda Diga akan tiba setelah yang lainnya.

"Mana temen gue?" Tanya Leo yang lansung menghampiri Zidan.

"Gue balapan bukan jadi baby sister temen lo, bilangin ke temen lo kalo mentel tempe gak usah ikur balapan," Ucap Zidan sinis.

Bugh

Leo melayangkan tinju tepat di hidung Zidan. "Makan noh mental tempe," Leo lansung meninggalkan Zidan.

"Ada yang gak beres ni, " Ucap Gavin.

"Kita susulin aja yuk buruan," Ucap Leo yang lansung mengambil motornya diikuti yang lain.

Mereka menyusuri arena yang di pakai balapan tadi, menemukan Diga yang kini di bahu jalan dengan motor yang menimpa kakinya.

"Gak papa lo?" Tanya Gavin dengan bodohnya.

"Ini apa-apa namanya bego," Ucap Leo.

"Ga, tidur di jalan segala lo. Kasur rumah lo kurang empuk?" Tanya Asep sembari membantu membangunkan motor yang menimpa Diga.

"Ngerocos mulu lo kaya petasan," Ucap Leo.

"Sini gue bantuin berdiri,Ga," Ucap Gavin yang mengulurkan tangannya.

"Zidan apain lo? Tanya Rakha.

"Bisa gak sih sesi tanya jawabnya sambil duduk? Kaki gue sakit nih," Ucap Diga yang masih berusaha menahan sakit di kepala dan kakinya.

"Balik ke basecamp aja," Saran Gavin yang di angguki mereka semua

"Jadi gimana Ga?" Tanya Leo.

"Kayanya bukan Zidan, tadi kepala gue sakit banget, ada yang nyempet gue dari belakang," Jelas Diga.

"Berarti Zidan yang nyerempet," Ucap Asep.

"Zidan di depan gue," Ucap Diga.

"Coba lo cek, masih utuh gak otak lo," Ucap Asep yang lansung memegang dahi Diga yang panas di balas jitakan oleh Diga.

Asep merasakan panas di dahi Diga "Badan lo panas banget anjir,"

"Gue balik dulu deh," Ucap Diga.

"Sanggup emang lo bawa motor?" Tanya Gavin.

"Elah gini doang, gampang," Jawab Diga.

"Bareng gue," Ucap Rakha yang lansung mendahului Diga.

"Idihh, romantis juga Rakha," Ucap Leo.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka sepanjang perjalanan kerumah Diga. Diga hanya memandang jalanan dan berharap cepat sampai ke rumahnya.

"Thanks Rakh," Ucap Diga saat sampai di depan rumahnya yang di angguki Rakha.

"Hm," Rakha lansung meninggalkan perkarangan Rumah Diga.

Diga masuk ke dalam rumahnya melewati pintu garasi dan segera merebahkan dirinya di kasur.

Mengganti baju dan segera masuk ke dalam alam mimpinya.

****

Kerlap - kerlip lampu club malam serta dentuman musik yang tak pernah kenal jam tidur, berkumpulan orang yang merayakan patah hati atau yang sedang bersenang-senang berkumpul di sana.

"Gilaa keren abis lo,Dan," Ucap salah satu teman Zidan di tengah gemerlam lampu club malam ini.

Zidan menyesap rokok di tangannya "Baru tau lo?" Ucap Zidan dengan sombongnya.

"Pokoknya malam ini terserah lo semua mau pesan apa, gue bayarin," Ucap Zidan kembali.

"Seneng banget lo?" Tanya teman Zidan. Zidan tersenyum tipis.

'Semoga lo liat ini kita Aldi' batinnya

JANGAN LUPAA COMENT,VOTE AND FOLLOW.

See you next part 🌻

繼續閱讀

You'll Also Like

12.6K 1.1K 41
|BELUM REVISI| Hidup Feli berubah setelah bertemu dengan El yang mengklaim bahwa dirinya adalah milik El. Banyak rintangan yang harus di lewati Feli...
197K 6.8K 59
[Slow update] "pagi sayang." Sapa Dhirga dengan senyum di bibirnya. "Apaan sih," ujar Chelsea tidak terima dengan panggilan Dhirga *** tawuran? balap...
43.2K 3.3K 28
Satria Anggara anak remaja yang baru naik kelas 12 merupakan salah satu bad boy di sekolahnya. Bukan pemimpin dalam geng nya namun pemimpin dalam kel...
Roomate [End] 由 asta

青少年小說

848K 57.2K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...