REGA

By Florian01

161K 13.9K 622

⚠️WARNING : Cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar dan ada beberapa adegan yang tidak pantas untuk diti... More

AWALAN
S A T U
D U A
T I G A
PENGENALAN TOKOH
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A S A T U
D U A-D U A
D U A T I G A
D U A E M P A T
D U A L I M A
D U A E N A M
D U A T U J U H
D U A D E L A P A N
D U A S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A S A T U
T I G A D U A
T I G A - T I G A
T I G A E M P A T
T I G A L I M A
T I G A E N A M
T I G A T U J U H
T I G A D E L A P A N
T I G A S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T D U A
E M P A T T I G A
E M P A T- E M P A T
E M P A T L I M A
E M P A T E N A M
E M P A T T U J U H
E M P A T D E L A P A N
E M P A T S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A S A T U
L I M A D U A

D U A B E L A S

4K 399 18
By Florian01

HAPPY READING

•••

Setelah selesai mengikuti upacara bendera, seluruh murid SMA Lavendra, kembali ke kelasnya masing-masing. Kini Lauren sedang berjalan menuju kelas. Pelajaran pertama adalah Bahasa Inggris yang di ajar oleh Miss Novi, guru dengan segudang cara yang mampu membuat murid-muridnya kesal bukan main. Entah itu dari tugas ataupun dengan materi pembelajaran.

Miss novi memasuki kelas. “Good morning, how are you today?” sapanya dengan membawa buku paket dan meletakan di meja guru.

“Morning to Miss, I'm fine, Thanks. And you?” balas murid serentak.

“I'm fine too, thanks. Sampai materi mana kita belajar kemarin?”

×Kelas hening.

“Ya udah kita lanjut pembasahan yang kemarin ya, keluarkan buku dan alat tulis kalian.”

×Kelas tetap hening. Namun semua murid tetap melakukan apa yang di inginkan oleh guru tersebut dan mereka mulai belajar.

Bel istirahat berbunyi. Lauren langsung menuju ke kantin, namun kali ini ia pergi seorang diri, karena ia ingin menemui Gerald dan anggota inti Archimoruz angkatan ke dua.

“Eh, ada si cantik,” sapa Abi sambil mengedipkan sebelah matanya. Membuat yang lainnya langsung menoleh.

“Sini-sini duduk,” tawar Ali di meja sebelahnya. Namun Lauren memilih duduk di samping Gerald.

“Emang enak loh di tolak,”

“Yeah, asem lo!”

“Duduk samping Rega lah, masa duduk samping Gerald.” goda Erik menampilkan senyuman meledeknya.

Lauren memutar bola matanya malas, tak lama Rega datang membawa 7 botol minuman. Pria itu membagikannya satu persatu, dan kini tersisa 2 botol lagi, satu untuk dirinya, dan untuk siapa?

“Waw, terimakasih sayang,” kata Abi dengan nada alaynya. Rega hanya menatap malas dan menjijikkan.

Lauren tiba-tiba gugup saat melihat Rega duduk di sampingnya.

“Ambil,” Rega memberikan satu minuman tersisa tersebut. Lauren pun langsung mengambilnya dan menyimpannya di atas meja.

“Ekhem,”

“Dek?” Gerald memanggil Lauren membuat Lauren menoleh padanya.

“Lo kenal Alendra?” pertanyaan itu mampu membuat Lauren membeku di tempat. Mereka semua yang ada di meja menatap Lauren menunggu jawaban.

Gerald menepuk pelan pundak lengan Lauren, gadis itu tersadar dari keterkejutannya dan langsung meminum air yang di berikan oleh Rega tadi.

Ali yang paham dengan bahasa tubuh yang di berikan oleh Lauren, ia langsung mengalihkan pembicaraan.

“Eh, Re! Tapi akting lo semalam itu bagus lhoo,” ujar Ali dengan nada jahil. Lauren salah tingkah, pipinya bersemu. Bersemu? iya Lauren malu. Tapi, bukan karena ia jadi partner balap Rega, tapi karena ia habis melepaskan ciumannya dengan Rega.

“Yeah, ini bocah malah malu-malu kucing,” Gerald mengolok adiknya yang sedang malu-malu kucing itu.

Rega melirik Lauren sekilas, benar saja wajah gadis itu semakin memerah.

Gerald menatap Lauren, “Pantas lah si Ale minta lo buat jadi partner balap lo,” Rega melirik Gerald dan mengendika bahunya acuh.

“Sampai totalitas gitu, ‘Sayang jangan ke bawa emosi buat hal yang gak penting ini.’ Hahaha” kata Abi sambil menirukan ucapan Lauren pada malam itu.

Wajah Lauren semakin memerah, ia menahan malu, bahkan telinganya pun ikut memerah. Rega melempar botol kosong ke arah Abi. Bisa-bisanya dia menirukan suara gadis mungil itu.

“Bacot lo, Bi! Ngomong sekali lagi gue abisin lo!” kata Rega kesal.

Sebenarnya Rega juga tidak menyangka kalau malam itu, Lauren bisa seberani itu.

Ke lima pria itu malah semakin terbahak-bahak ketika melihat tingkah Rega. Bel tanda mata pelajaran pun berakhir, Lauren memutuskan untuk pamit ke kelas, dan Lauren pun langsung menuju ke kelasnya.

“Tapi lo gak baper kan?” tanya Erik, menaik turunkan kedua alisnya.

“Bacot!” umpat Rega kesal. Ketika sahabat-sahabatnya terus menggodanya.

Abi meredakan tawanya, “Tapi ya, Bang! Dari cara dia rangkul adik lo itu ya, beuhh tulus dari hati.” Abi mengacungkan ibu jarinya menghayati perkataanya barusan.

“Udah puas belum gibahin gue nya?” sinis Rega. Membuat sahabanya kembali meledak.

“Masih di sini lo? Gue kira udah lenyap,” ujar Erik sambil memegang perutnya menahan sakit akibat tertawa.

Bahkan Abi saja sampai mengeluarkan air mata, saking serunya mengejek si kutub es. Rega kesal, lebih baik dirinya pergi menuju kelas dari pada harus meladeni orang-orang setengah waras seperti sahabat-sahabatnya itu.

—🌊—

TOK, TOK, TOK!

“Permisi,” ucap seorang Kakak kelas yang merupakan ketua OSIS itu mengetuk pintu kelas 10 BAHASA 1.

“Iya ada apa, Adam?” tanya Pak Alfirdan kepada Adam.

“Maaf Pak, mengganggu pelajarannya sebentar, saya datang ke sini di minta Pak Gery, untuk memanggil Lauren agar datang ke ruanganya, Pak.” katanya dengan sopan.

Pak Alfirdan pun mengangguk dan Adam pun langsung pergi meninggalkan kelas 10 BAHASA 1.

“Aure,”

“Iya saya, Pak?” sahut Aure.

“Kamu di minta Pak Gery untuk ke datang ke ruanganya,” ucap Pak Alfirdan.

Lauren pun mengangguk tersenyum dan meninggalkan kelas lupa pula, ia pamit pada Pak Alfirdan.

Lauren bersenandung kecil sambil tersenyum tipis.

Kini Lauren telah sampai di depan Ruangan Kepala Sekolah, dan membukanya.

“Permisi, Pak. Bapak manggil saya?” tanya Aure sopan.

Pak Gery pun menoleh ke arah sumber suara, kemudian tersenyum.

“Silahkan duduk,” tawarnya. Lauren pun mengangguk, dan duduk menghadap ke arah Pak Gery.

“Lauren boleh saya minta tolong?” tanya Gery.

“Boleh, Pak.”

“Dua minggu ke depan kelas 12 akan melakukan acara perpisahan. Saya ingin, kamu dan Rega untuk mengisi acara tersebut. Bisa?” tanya Pak Gery, sambil menatap Lauren serius.

Lauren tampak terkejut, Lauren bimbang harus menerimanya atau tidak untuk mengisi acara pentas seni.

“Uhmm, tapi, Pak—,” perkataan Aure terpotong.

“Kamu bujuk Rega dulu, kalau dia tetap gak mau, saya yang akan urus dia, dan kamu hanya perlu mempersiapkan diri kamu.”

“Ya udah, Pak, Saya terima permintaan Bapak.”

“Baik, terimakasih, sudah ingin berpartisipasi dalam acara ini.” ujar Pak Gery tersenyum.

Lauren tersenyum canggung, “Iya, Pak! Kalo gitu saya pamit ke kelas dulu, Pak.” pamit Lauren dan keluar menuju kelas.

—🌊—

Sesampainya di kelas. Shela pun langsung bertanya pada Lauren. “Lo habis ngapain ke ruangan Kepsek?” tanya Shela penasaran.

“Gue di suruh nampil di acara pensi di kelulusan kelas 12, bareng Rega.”

“What? Are you seriously?” tanya Nara kaget.

Vana mengerenyitkan dahiynya, “Emang kapan acaranya?”

“Dua minggu ke depan,” jawab Lauren. Sahabatnya pun mengangguk mengerti.

•Kring, Kring!

Bel pulang sekolah berbunyi. Kini Lauren sedang membereskan barang-barangnya untuk di masukan ke dalam tas.

“Guys! Gue duluan ya,” pamit Tasya saat supir pribadi datang menjemputnya.

“Hati-hati, Sya!” Aure dan Vana kompak.

“Lo bawa kendaraan?” tanya Vana, Aure hanya mengangguk.

“Tumben lo bawa motor, biasanya juga bareng Rega.” ledek Vana, Aure hanya tersenyum canggung.

Tak terasa mereka mengobrol, kini mereka telah sampai di parkiran. Vana menatap Abi sejenak tumben sekali, Abi berada di sekolah seorang dirinya, kemana para temannya?

“Eh, Aure sama Ayang beb,” sapa Abi saat melihat dua gadis cantik.

“Van, balik bareng aku yuk!” ajak Abi pada Vana.

“Gak mau! Gue udah di jemput,” sinis Vana pada Abi. Kemudian ia langsung masuk ke dalam mobil yang telah terparkir di depan gerbang sekolah.

“Hadeh! Capek deh!” kata Abi menepuk dahinya.

“Makanya Bi, kalau udah punya cewek, mata lo jangan lihat sana-sini,”

Abi berdecak, “Tumben lo belum pulang? Biasanya pulang bareng si kutub es, ” tanya Abi pada Aure.

Mata Lauren menatap seluruh penjuru parkiran. “Rega mana?”

“Ciee, nyariin doi.”

Lauren memutar bola matanya malas. “Ck! Gue serius di mana Rega?”

“Rega udah balik duluan ke Markas bareng anak-anak yang lain. Lo ada keperluan?” tanya Abi, Lauren pun langsung mengangguk.

“Ya udah ayo, gue juga mau sekalian ke markas.” ajak Abi, keduanya langsung pergi meninggalkan sekolah.

—🌊—

Kini Lauren dan Abi sudah sampai di markas The Victor.

“Woi, Men?”

Anggota The Victor menatap dengan tatapan bingung. Begitupun dengan ketuanya, Rega Aldenvino.

“Aure, ngapain dia ke sini? Kan Bang Gerald udah pulang,” bisik Erik pada Abi.

“Ada urusan sama si bos,” Erik pun mengangguk mengerti.

“Buruan, Re!” Abi mendorong tubuh Lauren pelan.

Lauren menarik nafas panjang.

“Ekhm, ke datangan gue ke sini, cuma mau bilang. Kalau Pak Kepsek, minta gue sama lo untuk mengisi acara perpisahan kelas 12, yang akan di adakan 2 Minggu ke depan. Bisa gak?” tanya Aure pada Rega.

“Bisa!” balas Rega cepat.

Anggota The Victor di buat menganga melihat tingkah ketuanya. Biasanya ketua mereka ini, tak suka terlibat dengan acara sekolah seperti ini. Tapi, sekarang ketua mereka malah menyetujuinya.

“Serius lo?”

Rega hanya mengangguk sebagai jawabannya. “Thank's ya, kalau gitu gue pamit pulang.”

Rega menahan tangan Lauren. “Pulang naik apa?”

“Gue bawa motor,” kata Aure.

“Gue antar!” ujar Rega datar.

Lauren menoleh pada Rega. “Tapi mobil gu—,” ucap Aure terpotong.

“Gue gak suka sama penolakan!”

“Udah Re di anterin sama Rega aja, mobil lo biar gue yang urus.” sahut Ali.

Lauren tersenyum kikuk. “Oke,”

Rega langsung menarik lengan Lauren. “Gue pulang!” teriak Aure pada anggota inti The Victor. “Hati-hati, Cantik!” kata mereka secara bersamaan.

Lauren pun mengikuti langkah Rega, pergi menuju motornya.

Rega menyerahkan jaket kebanggaan besar milik Archimoruz kepada Lauren.

“Pake,” titah Rega.

Lauren mengernyitkan keningnya. “Buat apa?”

“Rok lo!”

“Hah?”

“Lo mau pamer paha lo?!” tanya Rega geram.

Lauren tersenyum kikuk, “Oh, makanya lo kalo ngomong yang panjang dikit lah.”

Rega mengulurkan tangannya pada Lauren. Lauren pun mengerti dan naik ke atas motor.

•••

Kini mereka telah sampai di rumah mewah, dengan bernuansa Eropa. Lauren pun turun dari motor, tak lupa di bantu oleh Rega.

“Makasih,” kata Lauren tulus, Rega hanya mengangguk.

“Ini jak—,”

Belum sempat Lauren melanjutkan ucapannya. “Ambil.” setelah mengatakan itu Rega langsung menancapkan gasnya, meninggalkan Lauren yang masih mematung.

“Dasar kutub es!” kesal Aure, dan langsung segara masuk ke dalam rumahnya.

“Kak, Aku pulang!” teriak Lauren dari pintu utama.

“Baru pulang? Mobil lo mana, kok gak ada suaranya?” tanya Gerald.

“Ada di markas,”

Gerald mengangguk, kemudian pandangannya teralihkan pada sebuah jaket yang di pegang Lauren.
“Itu kan jaket The Victor?”

“Iya, ini punya Rega, tadi mau gue balikin tapi di suruh ambil.”

Gerald paham yang di katakan oleh Lauren. “Huum, kayaknya bakal ada yang jadian.” goda Gerald.

Lauren memutar bola matanya jengah. “Apa sih, Kak? Udah ah, gue mau ke kamar, capek.”

Lauren pun langsung menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

•••

Setelah mengantarkan Lauren pulang, Rega pun langsung menuju rumahnya.

“Rega, pulang!” salam Rega.

Hening. Rega hanya tersenyum kecut ketika melihat rumahnya yang sepi.

Tak ada siapapun.

Kalau anak-anak remaja lainnya, ketika pulang pasti akan di sambut oleh kedua orang tuanya. Tapi, Rega? Tidak untuknya! Kedua orang tua Rega, maniak kerja.

Kedua orang tuanya jarang sekali berada di rumah. Sekalinya berada di rumah, pasti mereka selalu memarahinya dan mengancam dirinya, untum memindahkan Rega ke sekolah ke negara lain.

Rega segera menuju kamarnya, saat sampai di kamarnya, Rega langsung membersihkan dirinya.

Setelah selesai membersihkan diri. Rega berbaring di atas ranjang king-size miliknya. Dia menatap langit-langit di kamarnya.

Tanpa di sadari sudut bibirnya terangkat ke atas, saat mengingat kejadian melumat bibir manis milik Lauren.

Suara lembut Lauren selalu terngiang-ngiang di otaknya. Wajahnya yang memiliki paras cantik, senyumnya yang manis dan bibir ranum yang sangat menggoda.

“Lauren Scarletta Lostrep,” gumamnya, kemudian tersenyum.

“Lo akan jadi milik gue seutuhnya, Lauren.” batinnya sekali lagi.

Rega pun langsung tertidur pulas, dan memasuki mimpinya.

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

5.3M 357K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

405K 19.6K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.6M 170K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
750K 35.5K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...