REGA

By Florian01

161K 13.9K 622

⚠️WARNING : Cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar dan ada beberapa adegan yang tidak pantas untuk diti... More

AWALAN
S A T U
D U A
T I G A
PENGENALAN TOKOH
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A S A T U
D U A-D U A
D U A T I G A
D U A E M P A T
D U A L I M A
D U A E N A M
D U A T U J U H
D U A D E L A P A N
D U A S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A S A T U
T I G A D U A
T I G A - T I G A
T I G A E M P A T
T I G A L I M A
T I G A E N A M
T I G A T U J U H
T I G A D E L A P A N
T I G A S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T D U A
E M P A T T I G A
E M P A T- E M P A T
E M P A T L I M A
E M P A T E N A M
E M P A T T U J U H
E M P A T D E L A P A N
E M P A T S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A S A T U
L I M A D U A

S E B E L A S

4.2K 421 9
By Florian01

HAPPY READING

•••

Malam ini seluruh anggota The Victor dari angkatan ke tujuh sampai angkatan ke delapan, mereka sudah berkumpul di sirkuit balap, mereka datang untuk mendukung ketuanya.

Sekarang Lauren sedang berada di mobil Rega, karena itu permintaan yang meminta dirinya untuk menjadi partner balap Rega malam ini.

Rega datang paling akhir di antara pasukan musuhnya. Ia keluar dari mobil, membukan pintu untuk Lauren.

Jauh dari dugaan dirinya, Lauren keluar dengan senyuman manisnya.

Anggota inti The Victor menghampiri mobil Rega. Lauren sekarang berdiri di samping Rega dengan tenang tangan Rega yang bertengger manis di pinggang Lauren.

Ia harus merutuki hal itu, Namun sekarang ini adalah perannya hanya malam ini.

“Yang professional ya adik ku tersayang,” goda Gerald dengan muka yang sangat menyebalkan.

Lauren tersenyum manis sambil menatap Gerald tajam. Lihat saja pembalasan gue.

Rega menatap sekitarnya, ia tidak menyangka bahwa balapan kali ini sangat ramai dari perkiraannya.

“Widihh… kayaknya ada yang bakal pacaran,” ujar Abi suaranya sedang sedikit meledek.

Lauren memutar bola matanya malas begitu mendengar penuturan dari Abi.

Rega menarik pinggang Lauren yang membuat jarak keduanya sangat dekat. Lauren terkejut dengan perlakuan Rega yang tiba-tiba.

Sahabat-sahabatnya membulatkan mata terkejut, begitu pula Gerald.

Kemudian Alendra datang dengan wanita yang berstatus sebagai partner balapnya yaitu Dinda.

Kita lihat saja nanti siapa yang akan bertekuk lutut malam ini, Rega.” –batin Alendra.

“Selamat malam, Rega Aldenvino.”

Anggota inti The Victor menoleh pada sumber suara, melihat rival Rega yang datang seorang wanita yang berpakaian serba mini. Mereka menatap remeh ke arah Alendra.

Alendra mematung ketika melihat gadis yang sekarang tengah menatapnya.

Rega yang melihat perubahan Lauren, ia langsung membawa gadis itu ke dalam rangkulannya.

Alendra menormalkan sikapnya ketika Rega merangkul Lauren, ia maju selangkah mendekati Rega. “Cewek lo cantik juga,” pujinya menatap lekat gadis yang sedang berada di dalam rangkulan rivalnya.

Lauren terkejut, mengapa diri jadi seperti ini, ia merapatkan dirinya kepada Rega.

“Jauh-jauh lo dari cewek gue bangsat!” kata Rega menekan setiap perkataanya.

Alendra tertawa, ia mendekati Rega dan menepuk pelan bahunya.

“Santai bro, gue cuma mau bilang, gue gak akan biarin lo menang buat malam ini.”

Rega terpancing emosi, ia akan melempar pukulan keras ke arah wajah rivalnya itu. Namun belum sampai tangannya menyentuh rival sialannya itu, tangannya sudah lebih dulu di cekal oleh tangan mungil Lauren.

“Calm down babe, jangan ke bawa emosi buat hal yang gak penting kaya gini.” Lauren tersenyum menenangkan, dan mensejajarkan dengan Rega. Semua orang yang melihat itu langsung membulatkan mata ketika melihat tindakan Lauren, begitu pula dengan Rega.

Rega mengandeng tangan Lauren untuk masuk ke dalam mobil sportnya, karena sebentar lagi balapan akan di mulai.

Alendra tersenyum miring. “By the way, long time not see, Lauren.” Alendra meninggikan suaranya dan menekan kata-kata terakhir yang membuat sang empu diam di tempat.

Alendra tersenyum licik, berbalik badan dan di ikuti Dinda yang tadi ia untuk menjadi partner balapnya.

•••

Sebentar lagi balapan akan mulai. Rega dan Alendra sudah bersiap di garis star. Rega menatap gadis yang berada di sampingnya. Lauren menatap lurus dengan pandangan yang menengangkan.

“Muka lo gak usah tegang,”

Lauren menoleh saat mendengar ucapan Rega, lali ia tersenyum sekilas.

“Gue takut karena ini pertama kalinya,”

“Gak usah takut, lo gak akan kenapa-napa selagi ada gue.” kata Rega berusaha menenangkan Lauren.

Rega kembali menatap lurus ke depan. Otaknya sedang berfikir keras, sikap Lauren mendadak berubah drastis sekarang. Belum lagi tadi Alendra menyebut nama Lauren yang berarti Alendra mengenal Lauren. Ck! otaknnya gak bisa di sinkron.

Rega kembali menoleh ke arah Lauren, ia menampilkan senyum miringnya. Mendekatkan dirinya dengan Lauren. Kini jarak mereka sangat dekat, bahkan hidung mereka saling bersentuhan.

Lauren bisa mencium aroma parfume dari tubuh Rega, gadis itu terpojokan sekarang.

“Lo cantik,” kata Rega membuat kedua hidung mancung itu saling bergesekan.

Rega memundurkan sedikit tubuhnya, tangan Rega kini sedang meraba wajah cantik Lauren.

Lauren membeku ketika mendapatkan sentuhan dari tangan Rega.

Rega tersenyum tipis, lalu ia menjauhkan tangannya dari wajah gadis itu.

Kemudian Rega memposisikan tubuhnya, tangan pria itu mencengkam erat stir mobil. Wanita dengan berpakaian serba mini kini sedang berdiru di antara kedua mobil tersebut.

Bendera hitam itu terjatuh ke bawah dan mobil keduanya melaju dengan sangat cepat.

Rega melirik Lauren yang mencengkram kuat sealtbeat, ia terkekeh kecil. Lalu menambahkan kecepatannya.

Sekarang mobil keduanya berdampingan, Rega membuka kaca mobilnya. Tangannya keluar dan menggerakan ibu jarinya ke bawah. Lalu ia kembali menancapkan gasnya dengan kecepatan penuh.

Alendra tersulut, ia membanting stir mobilnya, menambahkan kecepatan agar bisa menyusl rivalnya.

Rega terkejut, malam ini ia melewati jalanan dengan aman, sama sekali tidak ada gangguan apapun yang berarti Alendra tidak menaruh jebakan apapun.

Garis finish sudah di depan mata, ia melihat Alendra dari kaca spion mobilnya yang tidak jauh darinya, kemudian ia tertawa hambar.

Rega berhasil melewati garis finish, yang artinya ialah yang memenangkan taruhan balapan kali ini. Melirik Lauren yang masih memejamkan mata ia ternyum kecil.

“Re, buka mata lo, mobilnya udah berhenti.” Rega terkekeh melihat Lauren yang membuka mata ketakutan.

Setelah itu Lauren membuka mata sempurna, ia menarik nafas lega.

“Gue masih hidup?” tanyanya polos.

Rega menganggukan kepalanya kemudian ia tersenyum.

Lauren menarik nafasnya dan membuangnya dengan teratur sebelum keluar dari mobil. Saat di rasa sudah siap, ia keluar dengan senyuman manis yang di ikuti oleh Rega.

Rega menggandengnya, membawa ke mobil merah yang tadi beradu dengan mobil hitan milik Rega. Pria itu mengetuk kaca mobil kemudinya dengan pongah.

Kaca mobil itu terbuka, menampilkan wajah Alendra yang memerah karena menahan emosi. Tangannya mengepal kuat.

“Lo kalah lagi, sebagai barang taruhannya. Jangan pernah lo usik hidup gue dan anggota-anggota gue dan juga jangan pernah lo usik cewek gue,” ucap Rega dengan tegas sambil merangkul bahu Lauren.

Jantung Lauren marathon sedari tadi, apalagi sekarang posisinya Rega tengah merangkulnya. Lauren sulit bernafas sekarang.

Alendra keluar dari mobilnya dan tersenyum kecut, ia meludah ke sembarang tempat. Dia mendorong kuat Rega dan mencengkram kuat ke arah jaketnya.

Rega yang tak siap dengan serangan tiba-tiba itu. Ia menghentakan kuat tanga rivalnya yang telah berani menyentuhnya.

“Jangan pernah lo sentuh gue, anjing!” amarah Rega memuncak.

Ia pun langsung memukul kuat rahang Alendra, pria itu tersungkur setelah mendapat pukulan keras dari Rega.

Tanpa berpikir dua kali Alendra pun membalasnya, ia tidak suka di kalahkan. Lauren yang melihat langsung perkelahian keduanya ketakutan dan juga kebingungan harus melakukan apa untuk melerai keduanya.

Tak lama, Gerald muncul dan langsung melerai keduanya.

“Tunggu pembalasan gue anjing!” ujar Alendra tangannya menunjuk Rega penuh dengan amarah.

Ia berbalik, berjalan menuju mobilnya. Dirinya butuh pelampiasan sekarang. Mobil merah tersebut langsung melesat dengan cepat meninggalkan arena sirkuit balap.

Rega masuk ke dalam mobil dan meminta Lauren untuk masuk juga ke dalam mobil, membunyikan klaksonnya untuk mengkode sahabat-sahabatnya agar segera menyinkir.

Di tengah perjalanan Lauren melirik Rega yang sedang fokus menyetir, pria itu mengendarai dengan kecepatan yang tidak kencang dan tidak pula pelan.

•••

Tak lama kemudian, mobil hitam itu berhenti di halaman rumah Lauren. Rega menoleh ke arah Lauren yang menatap kosong ke arah luar jendela mobil.

“Re, udah sampai,” kata Rega tak bernada.

Lauren menoleh dan benar saja ia sudah sampai di rumahnya. Ia hendak keluar, namun belum juga pintunya terbuka Lauren menatap Rega.

Lebih tepatnya menatap luka lebam yang ada di wajah Rega. “Ayo masuk dulu, luka lo biar gue obtain dulu.”

Rega menggeleng sebagai balasan.

“Gak usah keras kepala, jadi anak nurut dikit.”

Rega memutar bola matanya jengah dan menuruti permintaan gadis itu.

Lauren keluar, membuka gerbang dan menunggu sampai mobil sport hitam itu masuk. Setelah itu ia berjalan masuk ke dalam rumah dan segera membuka pintu untuk mempersilahkan Rega masuk.

“Lo duduk dulu,” titah Lauren pada Rega. Lalu Lauren menaruh tas selempangnya dan bergegas pergi ke dapur untuk mengambil es batu dan kotak P3K.

Lauren memberikan susu hangat yang baru saja di buat Bi Lastri. “Susu nya di minum dulu,” pria itu mengangguk. Rega meringis kesakitan saat air susu mengenai lukanya.

Lauren mengambil es batu yang sudah terbalut dengan handuk kecil. “Gue obtain dulu muka lo.”

Lauren mendekatkan dirinya dengan wajah Rega, ia hanya menuruti apa yang dikatakan oleh Lauren.

Tanpa sadar jarak wajah mereka terkikis, Lauren dengan teliti mengobati dan meniupi luka yang ada pada wajah Rega. Sedangkan yang di obatinya malah sibuk memandangi wajah cantik dari gadis tersebut, jantung Lauren berdetak kencang. Rega memandang lekat wajah Lauren dan pandangannya tertuju pada bibir ranum yang sedang meniup-niup kecil lukanya.

Sadar sedang di perhatikan, Lauren memandang Rega. Mereka saling pandang dalam jarak yang sangat dekat. Entah dalam kondisi sadar atau tidak, es batu yang Lauren pakai untuk mengobati luka Rega sudah jatuh ke karpet.

Pandangan mata mereka terkunci. Rega memajukan wajahnya, semakin mengikis jarak keduanya. Ia mengukung Lauren dengan kedua lengannya, memandang dengan intens bibir ranum yang menjadi objek penglihatannya sedari tadi.

Rega melumat kecil bibir yang sedari tadi menganggu pikirannya.

Rega mulai berbuai dengan bibir manis Lauren, ini pertama kalinya untuk Rega.

Lauren menutup matanya, bibir Rega bermain dengan sangat lembut dan melumat bibirnya secara halus. Nafas Lauren terengah-engah, Rega yang menyadari itu langsung melepaskan tautan bibirnya. Ia tidak langsung menjauhkan wajahnya.

Rega mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Lauren dan berbisik serak. “Manis,” Lauren bersemu saat mendengar hal itu. Ia buru-buru menjauhi Rega sebelum hal lain terjadi di antara mereka.

Rega menggaruk tengkuknya canggung. “Gue balik dulu, thank’s udah nolongin gue,” ucapnya dalam sekali tarikan nafas. Setelah mengatakan hal itu dirinya langsung keluar meninggalkan Lauren yang masih mematung.

Suara mobil Rega berhasil membuyarkan lamunanya. Gadis itu buru-buru menutup pintu dan berlari menuju kamar.

Tak lupa ia nengunci pintu kamarnya, Lauren bersandar pada pintu. “Oh my God, apa yang gue lakuin tadi?” tanyanya pada diri sendiri, tanganya bergerak meraba bibirnya.

Ia baru saja melepaskan ciumannya dengan pria lain, ya, pria itu adalah Rega. Ia terus memegangi pipinya yang bersemu merah, berlari ke arah meja rias. Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin. Menepuk-nepuk pipinya memastikan bahwa ini adalah mimpi.

Namun nihil, pipinya malah bertambah merah akibat kelakuannya. “THIS’S NOT  A DREAM!” teriaknya histeris.

•••

Sedangkan Rega ia mengacak rambutnya frustasi. Menganggalkan kaos hitam nya dan langsung membanting dirinya ke ranjang king-size nya.

Ia menatap langit-langit kamarnya. Bayangan saat dirinya berciuman dengan Lauren masih hangat di isi kepalanya.

“Bodoh! Rega bodoh! apa yang lo lakuin bangsat?!” ia memaki dan merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa ia sampai lepas kendali tadi.

Rega bangkit dari tidurnya dan mengambil satu botol wine dalam lemari kaca di kamarnya. Ia meneguknya sampai tersisa setengah, berharap akan menghilangkan kebodohannya itu. Namun nihik bayangan itu semakin jelas. Bahkan pria itu mengingat bagaimana rasa bibir dari gadis itu.

Ia menggeram kesal, lebih baik memejamkan matanya. Ia berjalan ke arah ranjang king-size nya, lalu membaringkan tubuhnya kembali. Mencoba mencari posisi ternyamannya untuk terlelap. Ia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan gadis itu, sehingga akhirnya matanya terpejam dan deru nafasnya teratur. Menandakan bahwa pria itu sudah terlelap dalam tidurnya.

Bersambung...

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR DAN FOLLOW AKUN INI.

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2M 101K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
810K 70.5K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
2.3M 156K 49
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻𝓸𝓼 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪�...