REGA

De Florian01

161K 13.9K 622

⚠️WARNING : Cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar dan ada beberapa adegan yang tidak pantas untuk diti... Mais

AWALAN
S A T U
D U A
T I G A
PENGENALAN TOKOH
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A S A T U
D U A-D U A
D U A T I G A
D U A E M P A T
D U A L I M A
D U A E N A M
D U A T U J U H
D U A D E L A P A N
D U A S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A S A T U
T I G A D U A
T I G A - T I G A
T I G A E M P A T
T I G A L I M A
T I G A E N A M
T I G A T U J U H
T I G A D E L A P A N
T I G A S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T D U A
E M P A T T I G A
E M P A T- E M P A T
E M P A T L I M A
E M P A T E N A M
E M P A T T U J U H
E M P A T D E L A P A N
E M P A T S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A S A T U
L I M A D U A

S E M B I L A N

4.1K 430 2
De Florian01

HAPPY READING

•••

Malam ini semua anggota The Victor  atan 7-8 sedang berkumpul di markas. Gerald pun selaku mantan ketua angkatan pertama ikut serta menghadiri perundingan tersebut.

Semua anggota inti The Victor dari 7-8 tengah berkumpul di ruang rapat yang berada di markas.

“Gimana persiapan lo?” tanya Gerald mulai serius. Malam lusa adalah hari di mana Rega akan balapan kembali, namun berbeda dengan balapan kali ini.

Rega menoleh. “Gue udah siap, tapi–,” Rega memotong ucapannya.

“Kenapa? Lo takut Aure gak mau jadi partner lo?” tanya Gerald sedikit terkekeh.

Rega mendesah frustasi. “Gue gak mungkin bawa dia sebagai partner balap gue.”

Gerald mendekati Rega kemudian menepuk pelan pundak Rega. “Lo gak usah khawatir, gue bakalan bantu buat bujuk dia.”

Rega tersenyum. Ia kira kedatangan Gerald akan memarahi dirinya, namun ini berbanding terbalik.

Tiba-tiba ponsel Gerald berdering tanda ada yang menghubungi dirinya.

Gerald mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Nama “Adek lucknut” terpampang di layar ponsel sekarang. Tumben sekali Aure menghubunginya.

“Hallo Re,” Rega dan para anggota inti The Victor yang lainya menatap Gerald, saat tahu siapa sang penelpon. Berbeda dengan Rega yang menampilkan raut wajah serius.

“Lo di mana Kak?” tanya Aure dari seberang sana.

“Gue lagi di markas, kenapa emangnya?”

“Huum lo bisa pulang gak? gue takut ini sendirian.” setelah mengatakan itu buru-buru Lauren mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Gerald langsung beranjak dari duduknya, lalu mengambil kunci motornya yang tergeletak di meja rapat.

“Gue balik dulu sebentar, nanti gue balik lagi.” pamit Gerald.

“Kenapa Rald?” tanya salah satu anggota inti The Victor angkatan ke tujuh yaitu Johan Athalla.

“Biasalah cewek,” balas Gerald. Kemudian Gerald melirik Rega yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

“Sans bro, adik gue gak kenapa-napa,” kata Gerald meledek.

“HAHAHA! Kayak nya sebentar lagi ada bau-bau cinta nih,” celetuk Abi yang membuat seluruh anggota tertawa.

Setelah itu Gerald langsung pergi meningglkan markas.

•••

Gerald mengetuk pintu rumah mewah itu, tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok Lauren yang sangat rapi dan cantik.

“Tumben rapi, mau kemana?” tanya Gerald sambil menuju ruang keluarga. Ia menidurkan tubuhnya di sofa.

Lauren duduk di sampingnya dan tersenyum manis.

“Temenin gue jalan yuk, Kak!” pinta Lauren memasang puppy eyes.

Gerald menatap Lauren. “So, lo suruh gue pulang cuma buat ini?” tanya Gerald.

Lauren mengangguk tersenyum. Gerald masih menidurkan dirinya di sofa, kemudian Lauren merengek. “Ayolah, Kak! gue bosen.” kata Lauren kali ini memasang wajah memelas.

“Gak mau! Gue capek.”

“Please!”

Gerald berdecak. “Lo bisa bawa motor dan juga mobil. Itu kendaraan juga gak di pakai, kenapa gak ajak teman-teman lo aja dan kenapa harus gue?” sewot Gerald lalu ia mendudukan dirinya.

“Gak mau! gue mau sama lo bukan sama yang lain.”

Sesaat Gerald mengingat satu hal, dirinya kini sedang menatap Lauren serius. “Fine! gue bakalan temenin lo. Tapi dengan satu syarat, lo harus turuti permintaan gue, gimana?”

Lauren mulai tertarik dengan obrolannya saat ini bersama Gerald. “Apapun keinginan lo, bebas! Gue bakalan turuti kemauan lo. Lo mau apa? Baju, sepatu atau apa?” ujar Lauren tersenyum manis.

Gerald tersenyum. “Gue gak mau itu semua. Gue mau lo bantu gue, abis pulang dari jalan-jalan kita ke markas, gimana?” tanya Gerald mengangkat kedua alisnya.

Lauren mengangguk mantap dan mengacungkan jempolnya. “Oke! gue ke atas dulu ambil tas,”

Gerald mengangguk. Pria itu tersenyum lebar, rencananya kini berhasil.

•••

Setelah cukup lama mengitari kota Jakarta. Kini Lauren dan Gerald sedang berada di rumah makan pinggir jalan. Gerald mengajaknya untuk mengisi perut mereka.

Setelah mengisi perut mereka. Keduanya memutuskan untuk segera pergi ke markas karena hari sudah malam.

Lauren melirik jalan sekitar, jalan ini adalah jalan menuju markas. Ia kira Kakaknya berbohong ternyata Gerald benar-benar membawanya ke markas.

Lauren menatap gedung yang cukup besar di depannya di dominasi dengan cat berwarna hitam serta logo gambar Api. Ada banyak motor juga mobil sport di sekitar gedung tersebut. Lauren hanya mengendikan bahu acuh mengikuti Gerald masuk ke gedung tersebut.

Tempat itu mendadak hening ketika Gerald dan Lauren memasuki salah satu ruangan, di sana banyak anak-anak SMA Lavendra mulai dari kelas sepuluh sampai kelas duabelas. Tidak mudah bagi Lauren untuk mengenali mereka semua, ia hanya bisa mengenali Rega dan anggota-anggota intinya.

Gerald meminta Lauren untuk duduk di sampingnya, Lauren hanya menurut dan tersenyum kikuk menatap orang-orang di sekitarnya.

“Rega mana?” tanya Gerald memecahkan keheningan di dalam markas.

Mereka kompak melihat ke arah Gerald. “Lagi ke toilet sebentar bang,” jawab Ali.

Gerald merangkul Lauren. “Gue udah berhasil bawa Aure. Jadi lo semua tenang aja,” Gerald tersenyum jahil pada Lauren.

Lauren mendelik ketika melihat tingkah Gerald, ia masih belum paham apa yang di maksud dari semua ini.

“What do you mean?” tanya Lauren dengan raut wajah bingung.

Gerald menatap Lauren. “Diam Re! Lo kan udah janji mau bantu Kakak lo yang ganteng ini.”

Lauren mendelik kemudian memutarkan bola matanya malas. Tak lama keluarlah sosok Rega dari dalam toilet.

Lauren membulatkan matanya, degup jantungnya berdetak kencang, ketika melihat penampilan urakan Rega saat ini dengan pakaian serba warna hitam dan rambutnya yang sedikit berantakan, Lauren termakan oleh pesona ketampanan seorang Rega.

“Loh kalian berdua?”

Lauren tersadar dari lamunanya, mendengar pertanyaan itu Lauren langsung berdiri dan menatap Rega.

“Lo ngapain di sini?”

“Harusnya gue yang tanya, lo ngapain di sini?”

Rega bingung dengan ke datangan Lauren ke markas, kemudian ia melirik ke arah Gerald.

Gerald terkekeh. “Aure yang akan jadi partner balap lo besok malam.”

Lauren menatap tajam ke arah Gerald. “What the hell?! Gak mau gue!” tolak Lauren.

Lauren rasanya ingin segera pulang. Ia meraih tas selempangnya, namun lengannya berhasil di cekal oleh Gerald. “Please! gue mohon sama lo dek,”

“No! lepasin gue!” Lauren menghentakan lengannya kasar, Gerald berjalan menghalau pintu. Gadis itu memutar bola matanya jengah.

“Masa lo tega jadiin adik lo sebagai barang taruhan!? Di mana otak lo Kak?! Lama-lama gue aduin bokap lo.” emosi Lauren memuncak.

Gerald menggeleng saat mendengar penuturan adiknya itu, ia tidak bermaksud untuk menjual adiknya, melainkan ia tidak ingin The Victor di anggap pengecut oleh rivalnya.

“Gue cuma minta tolong sama lo buat jadi partner balapnya Rega buat besok malam,” jelasnya agar Lauren tak salah paham.

Lauren menaikan sebelah alisnya. “Lo gila kalau nanti terjadi sesuatu sama gue gimana?! Gue gak mau!” lengan Lauren kembali di cekal oleh Gerald.

“Please!” mohon Gerald.

Lauren berdecak kesal, ia heran kenapa harus dirinya? Kenapa tidak yang lainnya. Dan apa katanya partner balap Rega?! Lalu apa hubungannya dengan Kakaknya yang memohon-mohon kepadanya.

Gerald menatap Lauren dengan raut wajah memelas. “Lo cuma duduk aja dek, Kakak ada di sana nanti. Kalau pun nanti terjadi sesuatu sama lo, gue yang akan tanggung jawab.” Gerald mendesah kecewa melihat respon yang berikan adiknya. Lauren hanya menggelengkan kepalanya.

Sepertinya ia harus mengeluarkan jurus dramanya sekarang. “Ya udah, ayo pulang.”

Ketika melihat Kakaknya yang mendadak jadi pendiam pun Lauren tak teganya. Tapi dirinya tidak mau terseret jauh dalam seluk-beluk tentang kehidupan Rega, ia hanya tidak ingin berurusan dengan Dinda. Kemudian menghela nafas kasar.

“Gue mau!” Gerald berhenti ketika mendengar penuturan adiknya barusan.

“Lo serius?” Lauren hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Gerald menuntun Lauren untuk kembali duduk, ia akan menjelaskan tugas apa saja yang harus ia lakukan.

“Lo nanti kalau di tanya, ‘Pacarnya Rega?’ jawab aja iy–.”

“What the fuck men!?” sanggah Lauren. Abi terkekeh ketika melihat sikap Lauren.

Rega menghampiri Lauren membuat Gerald menghindar dari keduanya. “Please bantu kita kali ini aja.”

“Fine! So, lo semua minta gue buat jadi pacar pura-puranya Rega?” tanya Lauren kepada semua orang yang berada di ruang meeting.

Semua kepala mengangguk, Lauren yang melihat anggukan kepala secara bersamaan, spontan membuat Lauren mendelik.

“Gue sebagai Kakak lo minta bantuan lo ya?”

Lauren berdehem tanda ia menyetujui dengan permintaan Gerald dan Rega tersebut.

Bersambung....

Continue lendo

Você também vai gostar

807K 70.4K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
5.3M 362K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
ARGALA De 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Ficção Adolescente

5.3M 226K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.3M 156K 49
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻𝓸𝓼 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪�...