Chapter 16

25 3 0
                                    

Oniisama... okaeri.

Un, tadaima.

Jel melepaskan jaket tebal miliknya dan meletakannya pada tempat yang semestinya. Dia segera menghampiri meja kerjanya dan pandangan matanya langsung tertuju pada sebuah amplop yang mempunyai stempel? Kerajaan di bagian depan amplop tersebut.

Jel buru-buru membuka surat tersebut. Sebelum Jel membuka surat tersebut, matanya melirik sekilas pada adiknya yang duduk di salah satu kursi diruangan ini.

Akane hanya menanggapinya dengan senyuman kecil yang bagi Jel itu adalah sebuah tanda 'bahaya' untuknya.

Sebenarnya apa yang telah direncanakan oleh adiknya itu? Dia masih belum membuka surat ini kan?

Jel kembali beralih pada surat yang berada ditangannya. Ia sedikit terkejut saat membaca isi surat tersebut.

“Nani kore?” Jel melirik kearah kembarannya itu, bermaksud untuk meminta penjelasan. Namun sayangnya Akane sama sekali tidak merespon dirinya. Gadis itu justru mengabaikannya.

“Jangan bilang kalau kau sudah memberikan surat balasan tanpa persetujuanku terlebih dahulu.”

Akane menghampiri Jel, lalu membisikan sesuatu pada kakaknya itu. “Jika iya memangnya kenapa?”

Jel memegang kedua bahu Akane, menatapnya dengan wajah serius. “Kenapa kau tidak membicarakan hal ini terlebih dahulu denganku?” tanya Jel.

Akane tersenyum, lalu ia menyingkirkan tangan Jel yang ada pada bahunya itu dengan perlahan. “Jangan khawatir, jika onii-sama tidak bisa menghadirinya, biar aku saja yang menggantikannya.”

Jel secepatnya menggeleng, “kali ini aku tidak akan membiarkannya.”

Akane menggembungkan kedua pipinya, sedikit tidak terima dengan perkataan kakaknya.

“Ayolah, biarkan aku melakukannya.” ucapnya mulai merajuk.

“Kubilang tidak ya tidak!”

“Ayolah! bukankah Onii-sama sedang dalam keadaan yang tidak terlalu baik?” Akane menyentuh pelan punggung kakaknya itu, seketika itu juga tubuh Jel mulai melemah, kesadarannya perlahan mulai menghilang.

Akane tersenyum kecil, lalu ia merengkuh tubuh Jel yang tidak sadarkan diri itu ke dalam pelukannya, agar tidak terjatuh. “Jangan terlalu memaksakan dirimu, sesekali bergantunglah padaku, onii-sama.”

Akane kemudian memindahkan Jel ke kamarnya dengan kekuatan teleport, lalu ia menatap kembarannya itu yang terbaring di tempat tidur dengan pandangan sedih.

Akane bisa melihat dengan jelas lingkaran sihir yang menyelimuti jantung kembarannya itu. Dia yakin itu adalah lingkaran sihir yang dibuat oleh ibu kandung mereka, agar mereka berdua bisa terus hidup dari kutukan kematian yang tertanam pada salah satu dari mereka..

Kutukan yang dimaksud adalah tentang tidak diperbolehkannya adanya anak kembar di keluarga Ramuel, karena jika itu terjadi maka salah satu dari anak kembar itu harus mati, atau akan terjadi sesuatu yang buruk yang akan menimpa keluarga Ramuel. Hal ini selalu di ceritakan turun temurun dari seribu tahun yang lalu melalui kepala keluarga Ramuel. Bahwa jika mereka sampai melahirkan anak kembar, maka salah satu dari anak kembar itu akan mendapatkan kutukan kematian. Maka dari itu salah satu dari mereka harus di bunuh sebelum kutukan kematian dan kutukan kesialan menimpa keluarga Ramuel.

Akane sebenarnya tidak terlalu mempercayai tentang kutukan itu, namun setelah ia melihatnya sendiri apa yang terjadi pada kakaknya itu, Akane jadi mempercayai bahwa kutukan yang dimaksud nenek buyutnya itu, memang benar-benar ada.

Prince of Fantastic [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin