Chapter 54

41 8 1
                                    

'...onna koe?' Pemuda itu reflek menoleh kearah belakang, ia lalu tersenyum melihat tamu yang sedari tadi ia tunggu.

'Onna ka.'

Pemuda itu lalu mendekat kearah momochan. "Apa kau mau tidur bersamaku, nona manis?" Ucap pemuda itu yang mulai menunjukkan mukanya yang masih tersenyum.

"Hn? Iiyoo..'' Karena Momochan sudah tidak tahan lagi dengan rasa kantuknya. Dia menaruh bantalnya disembarang tempat dan ia tertidur.

Pemuda itu hanya tersenyum melihat tingkah laku momochan. Ia pun ikut duduk disamping momochan yang sudah tertidur lelap.

Suasana pun sunyi kembali, tidak ada cahaya satu pun ditempat ini. Pemuda itu hanya memperhatikan momochan, ia sudah terbiasa dengan tempat gelap. Jadi, apapun yang ada disana masih terlihat jelas bagi dirinya.

Tidak lama... Ya tidak lama dari itu. Pemuda itu lalu menahan momochan dari atas membuatnya terbangun dari tidurnya. "Maaf menganggumu nona manis." Ucapnya yang mulai mendekatkan dirinya pada momochan.

"Sebelum kau melanjutkannya, apa kau bisa memberitahu ku tujuanmu datang kesini?" Ucapnya ramah.

"Tidur.'' Jawab Momochan singkat.

Sedetik kemudian, dia baru teringat sesuatu. Langsung saja dia menyingkirkan tubuh pemuda iblis itu. Momochan lalu memposisikan dirinya agar duduk.

Gadis itu lagi-lagi menguap pelan, sejujurnya dia terlalu malas untuk melakukan apapun. Mengeluarkan suara juga ia sangat malas. Dalam dirinya Momochan berteriak, dia ingin segera menyelesaikan tugasnya disini agar ia bisa kembali tidur nyenyak.

"Bisa kau buatkan aku kopi, untuk mengatasi rasa kantukku ini?'' Minta Momochan dengan nada lesunya. Dia sebisa mungkin menjaga dirinya agar tidak mengantuk.

"Tidak ada." Balas pemuda itu, "Bagaimana dengan permen?" Ia lalu menggeluarkan sebuah permen dari sakunya.

"Boleh juga.'' Momochan menerima permen pemberian pemuda asing itu. Dia tanpa ragu segera memakannya dengan sekali gigit.

"Nee apa disini tidak ada camilan?'' Tanya Momochan. Untuk mengatasi rasa kantuk dan malasnya dia butuh sesuatu yang membuat perasaannya senang.

"Warui. Aku tidak terlalu menyiapkannya selain permen." ucap pemuda itu merasa bersalah pada momochan.

'Kenapa juga merasa bersalah?' Gerutu hatinya heran.

Momochan menghela nafasnya sejenak, apa dia harus mengeluarkan benda itu? Ah.. tapi Momochan terlalu malas melakukannya. Jika dia mengeluarkannya, gadis itu akan sepenuhnya berubah. Dia tidak akan lagi merasakan kantuk dan rasa malasnya akan hilang. Itu memang hal yang baik. Namun, Momochan tidak menyukainya. Karena efeknya yang hanya bertahan selama beberapa jam saja dan setelah itu dirinya akan langsung tertidur pulas. Tidak akan ada yang dapat membangunkannya. Dia akan bangun dengan sendirinya entah itu tiga hari kemudian atau seminggu kemudian.

Makanya Momochan tidak ingin terlalu menggunakannya.

"Nee.. kimi, apa tujuanmu ada disini?'' Tanya Momochan langsung keintinya, dia terlalu malas untuk sekedar basa-basi.

"Apa untungnya memberitahu mu?" Ucap pemuda itu jahil.

Ia tahu gadis dihadapannya tidak ingin berlama-lama karena rasa kantuknya itu, pemuda itu lalu memberikan segelas air berwarna merah pekat. "Minumlah, kau akan segar meminumnya. Beberapa menit... Mungkin." Ucapnya lalu tersenyum

"Entahlah...'' Momochan malas berpikir.

Saat pemuda itu memberikan segelas minuman padanya, tangannya dengan tanpa ragu meraih gelas itu. Namun dia tidak berhasil memegangnya, Momochan malah membuat gelas itu terjatuh. Dia tidak sengaja menyenggolnya, rasa kantuknya makin parah.

Prince of Fantastic [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt