Chapter 28

33 2 0
                                    


"Dia tidak hadir lagi? Bukankah ini sudah ketiga kalinya dia tidak menghadiri rapat para ketua." lelaki dengan sayap berwarna hitam mirip kelelawar itu menaikan kedua kakinya keatas meja. Tatapannya tampak marah.

"Seperti biasa, kali inipun sikap tidak sopanmu itu sangat mengganggu. Bisakah kau turunkan kedua kakimu itu?!" Lelaki yang duduk di depan pria bersayap hitam tadi menatap tajam kearahnya.

Lelaki yang paling tua diantara mereka semua yang menghadiri rapat itu mengeluarkan aura yang dapat membuat semuanya terdiam.

"Bisa kalian hentikan perdebatan bodoh kalian itu!" ucapnya sambil menopang kedua tangannya keatas meja.

"Tcih! Membosankan!" Lelaki bersayap itu menurunkan kedua kakinya dari atas meja tadi. Dia lalu memposisikan dirinya seperti yang lainnya. Kedua tangannya ia taruh dibelakang kepalanya.

Sikap santainya itu sama sekali tidak berubah.

Sedangkan lelaki yang duduk di depannya masih tampak kesal dengan prilaku santai yang di perlihatkan olehnya itu. "Jika kau bukan bagian dari kami. Aku pasti sudah membunuhmu! Camkan itu!" katanya sambil membenarkan kacamatanya yang sedikit longgar.

"Coba saja kalau bisa." balas lelaki bersayap itu dingin.

"SUDAH KUBILANG UNTUK BERHENTIKAN, JANGAN MEMBUAT ORANG TUA INI MARAH!"

Seketika ruangan itu menjadi tampak sunyi. Mereka semua terdiam cukup lama. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah katapun. Mereka semua tahu, bahwa sangat tidak baik membuat orang tua itu marah. Sebenarnya alasannya hanya satu, karena diantara mereka berempat dialah yang paling kuat.

"Ingat tujuan awal kita berkumpul disini!''

"Hai~ sumimasen.''

Lelaki tua itu menatap tajam ke arah pria bersayap dan membuat pria itu berdecih pelan. "Menyebalkan!'' Umpatnya pelan.

"Ekhem,'' lelaki tua itu berdehem cukup keras, lalu mulai melanjutkan perkataannya. "Seperti yang kalian tahu, raja kegelapan sudah mulai memperlihatkan tanda kebangkitannya. Dan tugas kita adalah menyambut beliau dari tidurnya!''

"Apa tidak apa-apa kita memulai rapat ini tanpanya?'' Satu-satunya wanita yang ada disana tiba-tiba saja bersuara.

Lelaki tua itu berpikir sejenak, ''Kupikir tidak masalah. Aku tahu keluarganya sedang mengalami masalah yang serius, jadi kuharap kalian semua bisa memakluminya karena dia tidak hadir di rapat kali ini dan rapat-rapat sebelumnya.''

"Enak juga ya jadi dirinya yang terus dibela. Padahal salah satu keluarganya adalah pengkhianat.''

"Jaga bicaramu itu!''

"Bukan berarti aku membelanya! Bukankah kita semua juga tahu tentang pencapaiannya itu?''

"Mungkin dia iri dengannya.''

"Hah? Coba katakan sekali lagi! Kubunuh kau!''

Brak!

Suara gebrakan tangan pada meja itu membuat semuanya kembali bungkam. Lelaki tua itu menghela nafas lelahnya.

"Kita kembali ke pembahasan utama. Jadi apakah diantara kalian ada yang sudah menemukan tempat yang mulia berada?''

Pria berkacamata itu mengangkat tangannya. "Beliau ada di ibu kota kerajaan Crynce.''

"Bagus, saat yang mulia terbangun. Kita harus segera menjemputnya. Jangan biarkan pihak kerajaan Crynce kembali membuat yang mulia tertidur dalam waktu yang lama. Kita tidak bisa membiarkan hal tersebut terjadi lagi.''

"Tentu saja.''

Tidak terasa rapat telah selesai. Lucifer Luz, lelaki yang paling banyak bicara dirapat tadi berjalan di sepanjang lorong. Dia baru saja keluar dari ruangan rapat beserta pemimpin iblis lainnya.

Prince of Fantastic [END]Where stories live. Discover now