Chapter 56

39 6 0
                                    

Suasana di pesta terbilang cukup mewah dan ramai. Ini sudah pasti. Karena tamu yang diundangpun bukan hanya dari kerajaan mereka saja. Hampir seluruh bangsawan dari kerajaan lain berkumpul disini.

Untungnya istana ini cukup luas untuk menampung para tamu yang hadir. Bahkan menurut Rinelle yang merupakan adik dari Raja yang sedang melangsungkan pesta. Istana ini terbilang sangat besar.

Selama dirinya berkeliling dari satu tempat ketempat lain. Belum ada istana yang seluas dan sebesar ini. Tentu saja, karena kerajaan Fyscal selain terkenal dengan keindahan alamnya. Kerajaan itu juga terkenal dengan kekayaannya yang berlimpah.

Jadi tidak heran jika istananya dibuat seluas dan semegah ini. Mau berapa kalipun melihatnya. Rin tetap saja merasa terkagum dengan arsitektur bangunannya.

Saat dirinya sedang berkeliling mencari sesuatu yang menurutnya menarik perhatiannya. Rin tidak sengaja melihat salah satu kenalan adiknya.

Dia sudah cukup puas menjahili adiknya tadi, Rin ingin hiburan yang lain. Jadilah dia memutuskan untuk menghampiri teman adiknya itu.

Mungkin sajakan, Rin akan mendapatkan informasi penting tentang sang adik-informasi yang dimaksud adalah aib sang adik.

"Nee... kenapa bishounen sepertimu sendirian saja?'' Tanya Rin sok akrab.

Colon menoleh ke asal sumber suara tersebut. Tentu saja, ia mengenali sosok kakak dari temannya itu.

Namun, ya.. tidak apa-apa kan memasang wajah sedikit kesal? Toh, dia itu laki-laki tulen, dan bisa-bisanya dikatakan 'bishounen' oleh orang lain.

Colon langsung mengubah ekspresinya menjadi tersenyum. "Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Colon.

"Mau menari dengan oneesan, hm?!'' Ajakan itu terkesan main-main, namun Rin serius mengajak Colon, pemuda yang menjadi teman adiknya itu untuk berdansa.

Lagipula tidak enakkan jika anak muda yang lain menari, sedangkan kita hanya diam melihat saja. Nanti apa yang akan dipikirkan oleh para orang dewasa?

Ya, Rin sebenarny tidak terlalu memikirkan hal itu sih. Dia hanya ingin bersenang-senang. Hanya itu.

Colon langsung menerima ajakkan kakak dari temannya ini. Ia cukup pede dalam hal ini, secara ayahnya selalu mengajaknya berdansa hanya untuk mengisi waktu luangnya.

"Jika anda memaksa, dengan senang hati saya menerimanya." ucap Colon.

Rin tersenyum lebar mendengarnya. Dia lalu menarik tangan Colon untuk pergi ke lantai dansa.

Mereka menjadi sorotan begitu tiba disana, karena sosok Rin yang lebih mirip sebagai seorang pangeran yang tengah mengajak tuan putri berdansa. Posisi mereka berdua terbalik. Rin terkekeh kecil melihat Colon yang mulai mengambil alih posisinya.

"Kalau kau perempuan sudah kujodohkan kau dengan adikku.'' Katanya disela-sela dansa mereka. Rin hanya ingin menjahili pemuda bersurai biru ini. Kira-kira bagaimana reaksinya ya?

Wajah Colon sedikit memerah, namun tidak lama tentunya untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya.

"Ha?"

Kalimat singkat itu tentunya keluar dari mulut Colon. Tentunya, pertanyaan itu membuatnya sedikit tidak fokus saat berdansa hingga tanpa sengaja ia menginjak kaki Rin.

"Sumimasen.." ucap Colon.

Rin sedikit meringis pelan saat kaki Colon menginjak kakinya. Dia tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakitnya.

"Ah.. tidak apa-apa.'' Ucap Rin tersenyum kearah Colon.

Colon merasa bersalah dan ingin segera mengakhiri dansa ini. Tapi bukannya tidak sopan saat alunan musik masih bermain dan ia menyudahinya begitu saja?

Prince of Fantastic [END]Where stories live. Discover now