Chapter 12

30 4 0
                                    

“Ugh,”

Root berkonsentrasi memusatkan sihir sederhana yang beberapa bulan lalu diajarkan oleh kakaknya. Harusnya setelah ia memusatkan sihir akan terbentuk sebuah bola pendar diantara kedua tanganya. Namun ia hanya bisa melihat aliran sihir yang samar. Ia pun kembali mencoba memusatkan sihir pada tangannya. Lama tapi pasti, sebuah bola pendar terbentuk.

Yatta!!” teriaknya setelah berhasil menciptakan bola sihir tersebut.

Tiba-tiba sebuah bola melayang cepat ke arah Root. Melupakan apa yang sedang dilakukanya tadi, dengan reflek Root melompat dan menangkis bola tersebut.

“Wah, reflek Ruuchan bagus, ya. Tangkisan bolanya juga bertenaga sampai-sampai harus ditahan sama sihirku.”

Root terkejut mendengar suara tersebut dan menoleh ke sumber suara.

Anii-sama!

Lafice Ryohei, kakak Root tertawa melihat reaksi keterkejutan adiknya itu.

Mendengar kakaknya tertawa Root menggembungkan pipinya kesal. “Baru aja Root bisa ciptain bola sihir, Root kaget tahu!”

“Ahahaha... Walaupun nggak pernah belajar bela diri atau ketangkasan tapi kelincahan tubuh Ruuchan bagus banget loh. Seperti prajurit terlatih.” Kata Ryohei sambil mengusap kepala Root. “Benar-benar berbakat.”

Root menunduk mendengar pujian dari kakaknya. Menurutnya ini bukan bakat, melainkan keanehan. Tentu saja, Root lahir di keluarga keturunan ahli sihir tapi ia bahkan tidak bisa menguasai sihir sederhana dengan cepat ataupun melihat aliran sihir secara bebas. Walaupun masih termasuk normal dibanding anak pengguna biasa (bukan keturunan bangsawan) seumurannya, tetap saja itu merupakan sebuah aib bagi Keluarga Lafice.

“Bukannya itu malah aneh. Bukannya berbakat dalam sihir Root malah berbakat dalam kemampuan fisik. Ibu jadi membenci Root gara-gara itu. Ayah juga berusaha keras melatih Root sampai terkadang lembur karena pekerjaannya menumpuk. Root nggak seperti Anii-sama yang bisa menguasai sihir tingkat lanjut di umur anak-anak.”

Ryohei diam. Ia sedih melihat adiknya tidak percaya diri seperti itu. Terlebih lagi setelah kepergian kedua orangtua mereka.

“Ruuchan, mite!” Ryohei tiba-tiba mengeluarkan sebuah kristal yang mengeluarkan cahaya kuning ke emasan yang agak redup. Ia tersenyum ke arah Root “Kirei da ne? Kristal ini biasanya nggak mengeluarkan cahaya. Tapi saat kristal ini ada di deket Ruuchan kristal ini jadi bercahaya! Anii-sama juga ingat saat hari kelahiranmu, saat itu pertama kalinya Anii-sama melihat kristal ini bersinar terang! Bukankah itu artinya Ruuchan orang terpilih?”

Arigatou, Anii-sama. Tapi Anii-sama nggak perlu hibur Root sejauh ini.”

Ryohei menghela napas, rupanya Root mengira cerita itu hanya karangan kakaknya. Dan cahaya redup dari kristal berasal dari sihir. Padahal hal itu merupakan hal yang benar-benar terjadi secara alami. Tanpa campur tangan sihir manusia atau yang lainnya.

“Andai saja Ayah dan Ibu menyadari keistimewaan Root pasti peristiwa itu tidak akan terjadi. Dan Root bisa lebih ceria daripada ini.” gumam Ryohei.

“... Ruuchan, suatu hari maukan gantiin Anii-sama memimpin wilayah ini ?” Ucap Ryohei tiba-tiba.

Root terkejut atas pertanyaan Ryohei yang tiba-tiba. Namun ia tetap menjawab. “Kalau memang harus Root akan berusaha sebaik mungkin. Tapi menurut Root, Anii-sama sudah lebih dari cukup untuk menggantikan ayah daripada Root. Kenapa Anii-sama tiba tiba  bertanya?”

Ryohei menggeleng. “Nggak papa. Ayo kita main ke rumah kaca dulu sebelum makan siang!”

Un!” Root mengangguk dengan semangat.

Prince of Fantastic [END]Where stories live. Discover now