〜✾Chapter 39✾〜

47 14 10
                                    

"Kau-"

Belum selesai Werren berbicara sebuah serangan datang dari arah atas dan reflek Werren melindungi tubuhnya dengan kedua tangannya. Werren yang belum siap dengan serangan itu oleng dan tangannya sedikit terluka.

"Kau! Licik! Bisa-bisanya memakai boneka sihir untuk menyerangku," teriak Werren.

"Itu bukan Aku," Ucap Root sambil menyerang boneka yang ada dihadapan Werren. "Energi sihirnya beda, ini bukan sesuatu yang bisa dibuat manusia,"

Werren tidak peduli dengan ucapan Root dan hanya sibuk menangkis serangan boneka-boneka dari arah sampingnya. Ia kewalahan karena tidak biasa menggunakan tangan kosong saat sedang bertarung. Apalagi sepertinya boneka sihir itu tidak mudah hancur dengan serangan fisik dan akan menyatu kembali bila sudah hancur.

"Sial, kalau begini aku bakalan benar-benar kalah bukan cuma dari boneka, tapi juga dari Lafice-sama!" gumam Werren putus asa.

"Waltz-san! Ayo kita bekerja sama. Sepertinya boneka sihir itu hanya bisa dihancurkan dengan mana. Tapi manaku sendiri tak cukup untuk melawan mereka. Aku perlu perantara agar mananya lebih kuat."   Ucap Root.

Werren yang merasa terpojok mau tidak mau menghilangkan egonya dan mengiyakan ajakan Root, "apa rencanamu? Mereka terlalu agresif,"

"Coba kita perlahan-lahan ke tempat pedang tadi terlempar lalu Waltz-san ambil pedangnya," lalu Root perlahan-lahan mundur sambil menangkis serangan boneka.

Werren mengikuti jejak Root. Tapi seakan mengetahui rencana mereka berdua, boneka itu malah menghalangi jalan yang menuju ke arah pedang tersebut.

"Ga bisa! mereka selalu menghalangi jalannya!" Teriak Werren dengan napas terengah-engah.

Sepertinya boneka itu dapat mendengar percakapan mereka. Kalau begitu akan susah untuk koordinasi jika memakai cara komunikasi biasa. Root berfikir,

"Mungkin kalau pakai cara itu bisa," gumam Root. "Waltz-san!"

Werren seperti mendengar suara Root dari kejauhan. Namun saat Werren melirik, ia hanya mendapati Root sedang sibuk melawan boneka-boneka yang tak ada habisnya, sama sepertinya.

"Waltz-san, Ini Lafice berbicara lewat aliran mana. Tolong alihkan perhatian para boneka ini untuk beberapa menit saja. Biar kuambil pedangmu," kata suara itu lagi.

"Huh?! Kenapa harus aku?!" Teriak Werren refleks.

"Aku tak bisa melawan mereka semua lebih dari 5 menit, sedangkan waktunya pasti tak cukup karena pedangnya terlempar jauh, tapi aku bisa kesana dalam waktu beberapa menit, jadi tolong, sebelum manaku habis," kata Root yang makin terpojok karena membagi fokusnya.

Lalu Werren dengan membabi buta menyerang para boneka, termasuk boneka yang ada di depan Root. Root yang melihat itu mengambil kesempatan untuk mengambil pedang yang terlempar agak jauh dari tempat mereka berdua.

"Waltz-san! Tangkap," Root melempar pedang yang sudah dia isi dengan sebagian mananya. Dan Waltz yang sudah hampir kalah oleh boneka-boneka sihir itu menangkap pedangnya dan langsung menebas para boneka. Sebagian dari mereka hancur dan tidak menyatu lagi.

"Heh, kalau gini pasti bakal kalah kalian para boneka jelek," Werren kembali menyerang boneka-boneka itu, tapi lama kelamaan efek mana yang dikeluarkan makin menipis. Dan itu membuat Werren kembali terdesak. Saat itu, Root sudah kembali di sebelah Werren dengan menyentuh pundak Werren.

"Maaf kalau kurang sopan, tapi aku akan mengalirkan manaku ke tubuh Waltz-san," lalu Root memejamkan matanya untuk berkonsentrasi mengalirkan mana. Sedangkan Werren terus melawan boneka sihir. Walau pergerakanya terbatas karena harus kontak langsung dengan Root agar mananya tersalurkan. Werren dapat mengalahkan boneka sihir itu dengan hitungan menit.

Prince of Fantastic [END]Where stories live. Discover now