✾〜Chapter 31〜✾

72 14 8
                                    

Jel menyembunyikan bendera milik kelompoknya itu dengan sihir perlindungan mutlak miliknya. Tidak akan ada yang bisa mengambilnya, bahkan orang terkuat diantara mereka sekalipun.

Pelindung ini akan otomatis bereaksi jika ada yang mendekat, dan akan menyerang jika mendeteksi bahaya. Maka dari itu sihir ini memerlukan mana yang cukup banyak menguras tenaganya.

Dia harus mempertahankan bendera ini sampai pertandingan selesai. Jel tidak ingin mengecewakan semua orang yang telah mempercayainya itu.

"Ternyata aku tidak perlu susah payah mencari bendera milik kelompok lain. Karena kau sudah mau berbaik hati mengantarkannya padaku~ ureshii na..'' Tiba-tiba saja wajah pemuda yang tampak asing bagi Jel muncul di dekat wajahnya. Karena kaget Jel refleks mundur beberapa langkah, menjauh dari pemuda asing itu.

"Nande nigeru no? Kowaikunai yo! Hora!'' Pemuda tampan dengan surai coklat dan mata tajam bagai elang itu perlahan mulai berjalan mendekati Jel.

Jel sudah seperti mangsa baginya yang bisa kapan saja ia terkam.

"Jangan mendekat!'' Kata Jel.

Pemuda itu tertawa menyeringai. "Kau terlihat lemah sekali, tapi itulah yang aku suka~''

Pemuda itu menghilang dari pandangan Jel, lalu sedetik kemudian muncul di dekat Jel. "Kau manis juga~'' bisiknya pelan.

Jel langsung menghindar, dia nampak sangat waspada. Matanya menatap kesekeliling, tidak ada siapapun. Kemana pergi pemuda yang tadi?

"Ternyata kau menyembunyikan benderamu di situ ya.''

Jel berbalik, wajahnya nampak pucat. "Yamero!''

Terlambat!

Sedetik saat pemuda itu mulai melancarkan serangannya pada pelindung milik Jel agar pelindungnya hancur, namun justru sebaliknya serangan itu malah berbalik menyerang kearah pemuda itu.

"Sialan! Kenapa tidak hancur?!'' Karena kesal pemuda itu memusatkan energi sihirnya pada telapak tangannya, lalu ia arahkan sihir itu pada pelindung milik Jel.

Duar!

Lagi-lagi sihir miliknya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Padahal pemuda bersurai coklat itu sudah menghindar, namun sihir itu tetap mengenai dirinya.

Jel yang melihat hal itu segera menghampiri pemuda bersurai coklat yang tergeletak penuh luka itu dengan raut wajah bersalah.

"Gomennasai.'' Jel menyelimuti tubuh pemuda itu dengan sihirnya, lalu sebelum pergi dari sana Jel mengambil bendera yang sedaritadi di bawa oleh pemuda itu.

"Kenapa dia minta maaf, dasar bodoh!'' Pemuda yang tidak diketahui namanya itu menatap punggung Jel yang kian menjauh meninggalkan dirinya yang terbaring tak berdaya di bawah langit biru ini.

"Ore nasakenai na... pertandingan selanjutnya aku pasti tidak akan kalah!'' Teriaknya sambil memukul-mukul tanah karena kesal.

Dia masih tidak terima dikalahkan dengan cara seperti ini. Benar-benar membuatnya sangat kesal.

____

Rineko yang merasa kesal pun hanya berdecih tak suka. Sebenarnya ia juga tidak tahu pada siapa kekesalannya itu tertuju dan apa alasannya. Hanya ada satu hal yang sudah pasti baginya, yaitu ia tidak menyukai senyuman kembarannya yang selalu nampak tulus seolah tanpa beban apapun.

Tatapannya menajam seiringan dengan kuku-kukunya yang juga terlihat semakin menajam. Tanpa menunggu lagi ia langsung melesat kearah pemilik surai silver itu dengan kecepatan yang setara dengan kilat.

Prince of Fantastic [END]Where stories live. Discover now