Chapter 14

25 6 0
                                    

"Ayah!!!" Panggil anak berambut biru langit.

"Colomi-channn!! Anak kesayangan ayah!!" ucap Cloe dan langsung menggendong anaknya.

"Ayah.. aku sudah besar tidak perlu digendong lagi." ucap Colon. "Tapi dimata ayah kamu tetap anak kecil." ucap Cloe.

"Ayo kita main catur." ucap Cloe sambil tersenyum. Colon yang melihat ayahnya tersenyum hanya menganggukkan kepalanya. Ia mulai bermain catur dengan ayahnya.

Mereka bermain catur lumayan lama. "Checkmate." ucap Colon.

"Huwaaa.. Yappari anak ayah terlalu hebat bermain catur" puji Cloe. Colon hanya diam, ia tahu kalau ayahnya sengaja mengalah disetiap permainan catur ini.

"Sekarang kita mau ngapain yaa.." ucap Cloe.

"Teh.." ucap Colon Dan membuat Cloe kebingungan. "Aku ingin minum teh ditemani kue kering." ucap Colon.

"Baiklah.. kita istirahat dulu." ucap Cloe.

"Yang mulia!"

Suara yang menghentikan waktu ayah dan anak itu segera mengambil perhatian mereka. "Ada apa Souma?" tanya Cloe.

Souma Bovellien, salah satu ksatria kepercayaan Cloe. Dan seorang yang sering bekerja sama dengan sahabatnya Shiyun Tyrone.

"Ada surat undangan untuk Tuan muda Colon." ucap Souma. Cloe hanya diam menatap bingung, mata birunya mulai menggelap.

"Colon? Siapa itu? Ahh iya.. dia kembaran Colomi.. Ku kira dia sudah tiada.. Kalau di ingat ingat dia bersama Laia kan? Kenapa kau memberikannya kepadaku?" ucap Cloe.

"Tapi, tuan muda Colon sedang bersama anda.." jawab Souma.

"Dia Colomi!!! Bukan Colon!! Apa Matamu buta?!" bentak Cloe meninggikan suaranya. Souma yang mendengar itu hanya diam dam merasa kasihan kepada Colon.

Colon yang mendengar ucapan ayahnya hanya diam dan mengambil surat di genggaman Souma. Cloe yang melihat aksi Colon hanya menatap bingung.

Colon langsung membaca undangan tersebut terkejut. Cloe yang penasaran langsung mengambil undangan tersebut dan membacanya.

"Oh.. biarkan saja bocah itu ikut." ucap Cloe. "Colomi sama ayah saja disini.. jangan ikuti kakakmu." lanjutnya.

Colon hanya diam memikirkan jawaban yang pas. "Kau tidak akan meninggalkan ayah kan?" tanya Cloe sambil menatap tajam. Colon hanya diam menatap ayahnya dengan mata yang penuh kebingungan.

"Aku.."

"Colomi anak ayah satu satunya, ayah tidak mau kau kenapa napa.. Biarkan saja kakakmu itu pergi.. Colomi dengan ayah saja." ucap Cloe. Colon merasakan aura yang tidak mengenakkan dari ayahnya hanya terus diam.

"Jangan tinggalkan ayah." ucap Cloe. Colon hanya menganggukkan kepalanya pelan dan itu membuat sang ayah tersenyum senang dan memeluknya. "Ayah menyayangimu." ucap Cloe. "Aku juga.. menyayangi ayah." ucap Colon.

Souma yang melihat kejadian hanya diam dan semakin simpati kepada tuan mudanya. Ia ingin menolongnya namun, tidak tahu harus berbuat apa. Melihat langit yang sebentar lagi sore ia langsung mengajak Colon pulang ketempat ibunya.

"Yang mulia sudah saatnya dia pulang." ucap Souma.

"Yappari... Jika bersama Colomi waktu berjalan terasa sangat cepat." ucap Cloe.

"Colomi-chan pulanglah.. kembalilah kesini jika ada waktu." ucap Cloe dan mencium dahi Colon. Colon hanya tersenyum dan mengiyakan.

"Jaga dia sampai ke tujuan, jangan sampai luka." ucap Cloe. Souma hanya menuruti perintah atasannya.

Prince of Fantastic [END]Where stories live. Discover now