Chapter 2

81 12 2
                                    

Pemuda dengan rambut biru senada warna langit, memasuki istana tempat pesta diadakan. Disana dia berjalan seorang diri tanpa didampingi siapapun. Wajahnya menunjukan kebingungan melihat suasana disekitar dirinya. Ia hanya bisa berdiri di samping meja makan dan memilih untuk mengambil makanan yang di hidangkan di meja.

Setelah cukup lama, pemuda bersurai biru itu memutuskan untuk pergi dari sana, dia mulai berkeliling mencari ibunya yang telah meninggalkannya sendirian di pesta ini.

Okaa-san?? Dokoo?” Panggilnya setengah berteriak.

Lalu, ia melihat dua orang pemuda bersurai ungu dan orange. Ia pun mulai menghampiri mereka dan mulai bertanya tentang ibunya.

Ano, Sumimasen.. apa kalian melihat ibu yang lumayan tua dengan pakaian berwarna biru langit??”

Pemuda dengan surai orange itu menoleh, “Tidak, aku tidak melihatnya.” jawabnya tersenyum ramah.

“Ah... Souka..” Ucapnya sedikit sedih. Ia berharap untuk segera bertemu dengan ibundanya, supaya ia bisa secepatnya mengajak pulang ibundanya itu dari pesta kerajaan ini. Dirinya sangat tidak nyaman dengan keadaan ini.

Anooo kayaknya aku melihatnya di dekat meja makanan tadi.”

Namun, wajah sedihnya berubah menjadi ceria ketika mendengar pemuda berambut ungu memberitahu lokasi ibunya.

Arigatou gozaimasu!! Ah... maaf, perkenalkan namaku Colon Ivida Cielos.” Ucap colon sambil tersenyum.

“Namaku Nanamori George Lay, yoroshiku ne, anoo Colon-san.” balas Nanamori dengan senyuman manisnya.

Yoroshiku onegaishimasu Nanamori-san.” ucap Colon, dia lalu melirik pada pemuda bersurai orange.

“Jel Ramuel. Senang berkenalan denganmu Colon-san.” Jel tersenyum. Dia nampaknya mengenali pemuda bernama Colon itu. Tapi dimana ya? Ah... mungkin itu hanya perasaannya saja.

Colon hanya membalas ucapan Jel dengan senyuman.

“Kau tidak pergi menemui ibumu?” tanya Jel yang melihat Colon masih berdiri didepannya.

Pemuda itu tersenyum kecil, "Uhn... Arigatou." Colon membungkuk sedikit lalu memutuskan untuk pergi ke tempat yang dimaksud Nanamori tadi.

Jel beralih menatap Nanamori yang berdiri di sampingnya.

“Bagaimana denganmu? Apa kau baik-baik saja berada disini? Bukankah ini sudah cukup lama.” Jel mencoba tersenyum untuk menyembunyikan rasa kesepiannya. Jika Nanamori pergi, itu berarti dia akan sendirian. Entah kenapa Jel ingin bersama dengan pemuda itu lebih lama lagi.

Maa... jujur aku lupa tadi ibuku dimana.” ucap Nanamori tersenyum canggung.

Jel refleks menggenggam tangan Nanamori. “Itu artinya?” tanya Jel nampak ceria.

“Artinya?” Nanamori menatap jel bingung.

Jel melepaskan genggaman tangannya, dia mengalihkan pandangannya kearah lain. “Kau tetap disini.” ucapnya terdengar pelan.

“Apa kau berkata sesuatu tadi? Maaf, aku tidak mendengarnya karena terlalu pelan.”

“Bukan apa-apa.” Jawab Jel dengan cepat.

Dia lalu pergi meninggalkan Nanamori.

“Kau mau kemana?” tanya Nanamori yang bingung dengan sikap Jel. Kenapa dia tiba-tiba saja pergi? Tanpa berpamitan padanya.

Jel berhenti sebentar, lalu menoleh. “Gomen, aku harus pergi.” Dia nampak terlihat panik.

Langkah kakinya kian cepat, dia harus secepatnya keluar dari istana ini.

Prince of Fantastic [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt