✾〜Chapter 1〜✾

320 45 21
                                    

Kerajaan Crynce adalah salah satu kerajaan yang terbilang cukup makmur. Tak ada perselisihan yang terjadi antar wilayahnya. Mereka semua hidup damai, karena suatu perjanjian berisikan tentang dilarangnya perselisihan yang dapat mengakibatkan perang.

Enam pecahan kristal langka berbeda warna itulah yang menjadi saksi atas perjanjian damai tersebut. Keenam pecahan itu masing-masing diberikan kepada para penguasa dari keenam wilayah kerajaan Crynce.

Perjanjian telah dibentuk dan keenam pecahan itu telah ada di tangan mereka yang memang berhak memegangnya sekaligus menjadi pemilik atas suatu kekuatan besar yang tersembunyi di dalamnya. Kerajaan Crynce beserta wilayah-wilayahnya pun dapat hidup dengan damai.

Setelah bertahun-tahun lamanya berselisih hingga pernah beberapa kali menimbulkan peperangan yang menumpahkan banyak darah, kini akhirnya mereka bisa hidup damai secara berdampingan yang masih terikat pada suatu kesatuan.

Hingga suatu hari...

Tanda tanda itu muncul. Tanda yang sama dengan yang terjadi puluhan tahun lalu. Tanda yang memperingati akan kebangkitannya sang kegelapan, yang menjadi sumber utama terjadinya perang.

Dulu Raja dan para penguasa yang membentuk penjanjian perdamaian itu mencoba untuk memusnahkan sang kegelapan, namun tidak berhasil. Mereka hanya berhasil menyegel sang kegelapan saja.

Kini waktunya telah tiba. Segel yang mengurung kegelapan sedikit demi sedikit telah terlepas.

Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus menyegelnya sekali lagi? Itu mustahil!

Untuk menyegel kegelapan, dia membutuhkan batu kristal yang menjadi simbol perdamaian, kristal itu juga dapat menjadi senjata yang bisa mengalahkan sang kegelapan. Namun, ia tidak memiliki semua pecahan batu kristal tersebut.

Soraru de Alcyth, Raja yang terkenal sebagai Raja bijaksana di sepanjang sejarah kerajaan itu berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya.

Seorang pelayan istana masuk untuk memberikan sebuah kabar yang sedari tadi ia tunggu.

"Yang Mulia Sama, hamba baru saja menerima surat jawaban dari para bangsawan. Mereka dengan senang hati menerima undangan dari yang mulia raja."

Soraru tersenyum, ia lalu menyuruh pelayan itu pergi dari ruangannya.

"Kita lihat apakah ada dari mereka yang dapat memenuhi kriterianya." Sosok lain dalam dirinya tersenyum menyeringai.

Pesta kerajaan itu tampak sangat mewah, walau pesta ini diadakan dengan sangat mendadak tapi semua itu tidak terlihat demikian.

Pesta ini seperti sudah di rencanakan dari satu minggu sebelumnya. Padahal pesta ini diadakan satu hari setelah Raja menerima surat jawaban dari undangan yang ia kirimkan ke seluruh keluarga bangsawan.

Di hari pesta, Soraru duduk di singgasananya seperti biasa. Dia tidak ikut turun kebawah sana untuk menikmati pestanya. Karena tugasnya sebagai raja menyulitkannya untuk melakukan hal tersebut. Disamping dirinya berdiri seorang pemuda yang berstatus sebagai putra mahkota.

Soraru yang melihat putra bungsunya itu yang nampak tidak begitu menikmati pestanya, merasa sedih. Salah satu tujuan diadakannya pesta ini adalah agar putranya itu dapat berbaur dengan yang lainnya.

Soraru menepuk pelan punggung putranya itu. "Riinu-kun! Turunlah kebawah dan nikmatilah pestanya! Kau juga bisa sekalian mencari calon istri, kan?" ucap Soraru dengan diiringi candaan kecil di akhir kalimatnya.

Pemuda bersurai merah setengah anjing itu hanya tersenyum dan mengangguk patuh.

"Kalau begitu, saya mohon undur diri, Ayahanda." Ucapnya yang membungkuk hormat lalu turun kebawah untuk bergabung dengan para tamu undangan.

Prince of Fantastic [END]Where stories live. Discover now