〜✾Chapter 35✾〜

69 15 3
                                    

Wanita dengan dua tanduk dikepalanya itu tersenyum kearah Satomi. Membuat Satomi menatap wanita itu dengan pandangan tidak suka.

Apa-apa pakaian yang dikenakannya itu yang terbilang sangat terbuka? Dan lagi pakaiannya terlihat seperti 'dipaksakan', benar-benar sangat tidak cocok.

"Kenapa kau memandangiku terus?'' Wanita itu tersenyum menggoda, lalu berjalan perlahan kearah Satomi.

"Jangan bilang kalau kau terpesona dengan kecantikan onee-san ini, hm?!''

Duagh!

Wanita itu terlempar cukup jauh, menghantam pepohonan yang ada disana.

Satomi mengangkat kedua tangannya, lalu seketika itu juga ditangan kanannya terdapat anak panah. Sedangkan ditangan kirinya terdapat busur.

Satomi langsung mengarahkan anak panah itu kearah wanita tadi yang masih bersiap bangkit dari serangan Satomi tadi.

"Siapa yang akan terpesona dengan dirimu itu? Jangan kebanyakan bermimpi wahai akuma!''

Satu anak panah melesat kearah wanita itu. Satomi tersenyum kecil melihatnya.

"Kau pikir aku akan kalah dengan serangan lemah itu? Jangan remehkan aku dasar bocah te*gik!'' Dua anak panah melesat menuju kearah Satomi.

Satomi dengan cepat menghindari serangan dadakan itu dengan lihainya.

Dia lupa bahwa wanita iblis didepannya itu juga menggunakan senjata panah sama seperti dirinya. Itu artinya Satomi harus menganti senjata miliknya itu.

Senjata apa yang bisa ia gunakan untuk mengalahkan kecepatan anak panah milik wanita itu?

Katana? Iee, saat ini Satomi sedang tidak membawanya. Pistol? Itu sama saja cari mati.

Dia hanya memiliki satu belati dan satu buah pistol dengan enam peluru saja. Sekarang dia harus bagaimana?

Satomi mengambil belatinya, ia lalu berlari menuju kearah wanita itu.

Wanita iblis itu tidak tinggal diam, dia meloncat untuk menghindari serangan Satomi. Tangan kanannya masih memegang busur. Setelah dirasa pas, wanita itu lagi lagi melesatkan anak busur miliknya pada Satomi.

Satomi berusaha menghindari hujan anak panah yang tiba-tiba berdatangan kearahnya itu.

Sesekali dia menepisnya dengan belati miliknya. Karena anak panah itu terus berdatangan, Satomi jadi tidak bisa menyerang balik. Dia hanya bisa bertahan. Ini menyulitkan.

Satu anak panah berhasil menggores kulit tangannya. Satomi meringis pelan. Dia memejamkan kedua matanya.

"Aku terpaksa harus menggunakan sihir ini.''

"Black hole! Berpindahlah!'' Satomi membuka kedua matanya dan saat itu juga semua anak panah tadi menghilang di telan lubang hitam kecil yang muncul dimana-mana.

Black hole. Sihir teleport tingkat tinggi. Akhirnya Satomi menggunakannya juga, padahal dia masih belum sepenuhnya menguasai sihir itu. Tapi sepertinya berhasil. Syukurlah!

"A-apa yang terjadi? Kau!'' Wanita iblis itu tampak begitu murka ketika melihat semua anak panahnya menghilang.

Dari atas sana dia langsung menerjang Satomi dengan mengepalkan tinjuannya. Kecepatannya sungguh luar biasa.

Satomi tidak dapat menghindari tinjuan itu. Dia terpental jauh dari tempatnya semula.

Satomi memegangi wajahnya yang terluka, dia terbatuk pelan dan memgeluarkan darah dari mulutnya. Satomi mengusap bibirnya dengan telapak tangannya. "Jadi beginilah rasanya bertarung langsung dengan iblis tingkat tiga?''

Prince of Fantastic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang