Bab 9

298 18 0
                                    

Melihatmu bersamanya, mengapa aku tak terima?
Apa arti dari semua ini?

^Bagas Emilio^

________


Bagas berjalan menuju lapangan bersama teman sekelasnya, karena pagi ini mereka ada pelajaran olahraga.

Mereka semua berbaris dengan rapi, karena pak Darma sudah stay di tengah lapangan.

Pak Darma mengabsen satu persatu murid di kelas XI IPS 3.

"Rasya Abigail." Melihat ke seluruh murid, tapi dia tidak melihat seorang Rasya.

"Kemana Rasya?"

"Maaf, Pak. Tadi belum sempat izin, dia sedang rapat bersama anggota OSIS untuk acara minggu depan." Rere memberi alasan pada pak Darma.

"Dokumentasi ya?"

"Iya, Pak." Kemudian pak Darma mengangguk tanda mengerti, lalu ia menitah semua murid untuk melakukan pemansan sebelum berlari mengitari lapangan yang lumayan luas ini.

Setelah selesai pelajaran olahraga, mereka semua di beri istirahat sebelum akhirnya memasuki pelajaran berikutnya.

"Re," sapa Bagas pada Rere.

"Kenapa?"

"Emang bener, dia lagi rapat buat acara minggu depan?"

"Iya bener, tadi kan Fathur sendiri yang ke kelas. Eh iya, tadi lo ke toilet. Tapi kenapa lo gak nanya sama dua kunyuk lo itu, kan mereka ada di kelas tadi?"

"Emang salah kalo gue nanya lo? Biar mastiin bener atau enggak."

"Ya iya deh, terserah abang Bagas saja lah." Rere pun pergi dari hadapan Bagas untuk menuju kantin, karena ia haus.

Bagas terdiam sebelum akhirnya namanya terpanggil oleh Doni dan Farhan.

Ia segera menghampiri mereka berdua yang sedang duduk di pinggir lapangan, dengan tiga botol minuman di sana.

Menegak minuman tersebut dan habis. Rasanya ia sangat haus sekali, juga berhubung cuaca pagi ini sangat terik.

***

"Sya, mau langsung ke kelas?"

"Iya, gue mau langsung ke kelas. Bentar lagi ganti pelajaran soalnya, lo masih sibuk?"

"Oh gitu, ya udah gih. Seperti yang lo lihat ini, gue bener-bener sibuk. Zidan aja kadang ikut-ikutan sibuk gara-gara gue, lagi pula anggota OSIS masih disini. Sebelumnya makasih ya, Sya."

"Keliatan banget kok lo sibuknya. Makasih mulu lo, santai kali. Ya udah gue ke kelas duluan ya, dah." Asya pamit dari hadapan Fathur menuju kelasnya.

Fathur yang masih berdiri di ambang pintu ruang OSIS pun tersenyum, sambil matanya terus manatap kepergian Rasya. Entah apa yang di rasakannya, kini ada rasa bahagia. Sudah lama ia tak mengobrol banyak dengan Rasya, rasanya kini berbeda.

Padahal sepagi ini kerjaannya sangat banyak, lelah sudah pasti. Tapi kini rasa lelah itu lenyap perlahan, akibat seorang perempuan yang ia ajak untuk bergabung dalam rapat tadi. Perempuan dengan sifat sedikit jutek dan galak itu, siapa lagi jika bukan Rasya.

"Ngapain disini?" tanya Zidan saat dia baru saja kembali dari toilet.

"Ah, itu. Udah ayo masuk!" sanggahnya pada Zidan.

Gasya (End)Where stories live. Discover now