Bab 25

300 14 0
                                    

I realize, now my feelings are no longer an enemy to you. But Love.

________

Insiden kemarin adalah hal yang membuat seorang Rasya malu setengah mati. Saat ini yang ia lakukan hanya berguling-guling di kasur, sampai selimut dan bantalnya berantakan tak berbentuk.

Sedari tadi ia menahan lapar di kamar hanya karena memikirkan hal itu. Di mana dirinya bisa memberi celah untuk Bagas masuk. Lagi, kini Rasya malah mengacak-acak rambutnya asal. Padahal baru saja di sisir.

"Bego, bego, bego!" Rasya memukul kepalanya berulang kali. Entahlah, mungkin jika sahabatnya--- Rere malihat ini, sudah pasti akan di pelototi juga di ceramahi abis-abisan dengan kelakuan gak jelas Rasya.

"Tapi ... bibir itu ...," Rasya memegang bibirnya sambil memejamkan matanya. "Candu," ucap Rasya meneruskan kata tadi.

Saat Rasya ingin merebahkan badan-nya di kasur, suara lantang dari pintu kamar sambil menggedor-gedor kini masuk ke telinga Rasya.

Rasya berdecak kala suara itu begitu menganggu. Terlebih kamarnya seperti--- arrghhh--- kapal pecah.

Yakin deh, setelah melihat semua ini orang itu akan berbicara seolah menasihati Rasya.

Mulai membuka kunci dan memutar knopnya.

"Hai Sya, gak kangen apa sama gue?" ujarnya percaya diri, sambil menaik-turunkan halisnya.

"Percaya diri lo tinggi juga ya," jawab Rasya seraya mendelik.

Tanpa di persilahkan masuk orang itu segera menerobos ke kamar dengan menyenggol bahu Rasya.

"Aduh ras ...."

"Buset, Sya. Heh, lo gila apa kamar berantakan gini." Kan, sudah Rasya bilang tadi jika ia akan di ceramahi abis-abisan.

"Ah, gue baru sadar juga kalo rambut lo persis kaya singa lapar anjir! Ini kamar lo kenapa jadi kapal pecah gini si? Ada konser dadakan tadi ya? Gila apa lo, kamar udah bagus tercemar dengan ketidak ramahan sang pemilik. Padahal ini gue tamu lho, malah di sambut dengan hal yang luarrrrr biasa. Satu lagi, lo mending cuci muka sana, suram banget kalo gue lihat-lihat." Renaya Kalila, yang sedari tadi memarahi seorang Rasya Abigail.

Tanpa ba-bi-bu, Rere segera merapikan kamar yang mirip di terpa angin tornado ini. Dengan gesit tanpa memedulikan Rasya yang mendumel tak jelas menuju kamar mandi. Rere hanya menggelengkan kepala dan terkekeh akibat tingkah Rasya.

***

"Ya terus."

"Anjir, mampus gue."

"Hahaha, ya ya ya, bentar lagi ni."

"Arrghh mati mati mati."

"Wohooo, gue menang mas bro."

"Bangke lah. Sekali aja bikin gue menang gak bisa apa, tai emang!" Doni melempar stik ps milik Bagas ke karpet, karena kesal telah di kalahkan oleh Farhan.

Farhan yang memenangkan dalam game itu pun, tertawa terbahak-bahak.

"Seneng banget lo anjir, lihat gue dari tadi kalah mulu."

Gasya (End)Where stories live. Discover now