Bab 73 [End]

667 5 0
                                    

Selamat membaca ...

________

Lima tahun kemudian ...

Siang hari yang cukup terik, dengan sepasang manusia yang sedang sibuk mempersiapkan dekorasi untuk acara ulang tahun anak mereka.

Ya, jika dirasa-rasa, mereka sudah sampai sejauh ini. Bahkan putra kecil mereka sudah semakin tumbuh besar sekarang. Bahagia bercampur haru saat dia telah terlahir ke dunia. Banyak yang memberi selamat serta hadiah ketika sang ibu melahirkan putra pertamanya.

Sang suami tak henti-hentinya mengucap syukur atas apa yang Tuhan kasih padanya. Pertama, istri yang cantik juga baik. Kedua, kini bertambah dengan adanya anak kecil yang bertingkah manis dan lucu. Tak ada kata sesal, yang ada rasa kebahagiaan yang terus bertambah setiap harinya.

Dekorasi dengan konsep para tokoh di film Captain America--- itu terpajang di ruangan tengah rumah mereka. Dengan banyaknya balon yang menghiasi, serta kertas krep warna-warni. Confetti sudah tersedia untuk nanti penyambutan, serta kue tar yang telah dibuat oleh sang nenek.

Sudah bisa ditebak bukan, siapa saja mereka?

Rasya dan Bagas. Keluarga sederhana namun banyak kebahagiaan di dalamnya.

Para sahabat membantu untuk mendekorasi rumah ini dengan sebagus mungkin. Memang sih, hanya seorang anak kecil yang ulang tahun, tapi ini adalah pertama kalinya Rasya dan Bagas merayakan ulang tahun anaknya. Maka dari itu, mereka mempersiapkannya dengan baik dan bagus.

Di dapur, ada Rasya, Rere, mamah Marinka, dan Disha. Kebetulan mereka semua sedang tidak sibuk hari ini, maka dari itu bisa membantu Rasya dan Bagas di rumahnya.

Anak Rasya dan Bagas kebetulan sedang dititipkan ke rumah opa dan omanya, yaitu Frans dan Wanda. Sengaja untuk mengalihkan anaknya itu. Sementara Damian, dia sedang bertemu dengan rekan kerjanya disebuah kafe yang tak jauh dari rumahnya.

Mengapa mereka mempersiapkan dengan cukup mewah? Karena yang datang tidak hanya teman-teman sekolah TK atau teman-teman tetangga anaknya saja, tetapi juga para sahabat Rasya dan Bagas datang ke sana. Jadi Rasya juga harus masak banyak untuk acara hari ini.

Meskipun lelah, Rasya dan Bagas cukup senang dalam melakukannya. Karena mereka berdua ingin anaknya itu merasakan kebahagiaan saat dihari ulang tahunnya.

***

"Opa, kenapa aku disini lama? Kan, mamah sama papah, gak sibuk."

"Kok bilang gitu? Opa gak suka loh, cucu Opa bilang begitu. Dan emangnya Brian gak suka ya, main sama Opa dan Oma?"

Sang anak dengan nama Brian itu menggeleng cepat, tanda jika dirinya mengelak atas ucapan opanya.

"Enggak Opa, bukan begitu. Aku cuma bingung aja, udah siang gini, mamah sama papah belum juga jemput aku." Sang anak dengan nama Brian itu sedikit merajuk dan memanyunkan bibirnya yang imut.

Sang Opa mengelus puncuk kepala Brian dengan lembut, kemudian bibirnya melengkung ke atas.

"Brian, mamah sama papah tuh mungkin ada kerjaan yang mendadak. Makanya Brian belum dijemput juga sampai siang ini. Gini deh, dari pada Brian bosan, lebih baik kita main di halaman belakang dekat kolam renang aja, gimana? Terus ... Brian mau main apa?"

Brian berpikir sejenak, permainan apa yang menurutnya seru untuk dimainkan bersama opanya.

"Ah, Opa. Gimana kalau kita main bola? Terus, habis main bola kita main ular tangga, tapi nanti kalau ada yang kalah harus dicoret bedak, ya, Opa." Opa terkekeh dan mengangguk setuju akan usul cucu kesayangannya itu.

Gasya (End)Where stories live. Discover now