Bab 49

177 8 0
                                    

Selamat membaca ...

________


Pagi hari telah menyapa seorang Bagas Emilio. Ia terbangun dengan tidak ada Rasya di sampingnya.

"Udah bangun ternyata, ke kamar mandi, gih! Aku udah siapin sarapan." Rasya muncul dari balik pintu kamar.

Bagas mengangguk sambil berjalan gontai menuju kamar mandi.

Sebenarnya tadi dia sudah bangun bersama Rasya, untuk melaksanakan shalat shubuh bersama. Tapi setelah itu Bagas memutuskan naik ke ranjang kembali dan tertidur. Kalau Rasya, dia langsung mengenakan seragam serta membuat sarapan mereka berdua.

Rasya dan Bagas sarapan dengan hening, seperti biasa. Beberapa menit setelah-nya mereka segera keluar menuju mobil yang memang sudah di siapkan oleh Bagas, sebelum sarapan. Rasya juga tak lupa untuk mengunci pintu rumah-nya.

***

"Oh iya, Sya. Topik tentang kak Fathur, udah menyebar luas. Bahkan dari mereka ada yang kepo dengan geng motor kak Fathur itu." Rere bercerita seraya memakan camilan yang di bawakan Rasya dari rumah.

"Kok lo jadi bahas tentang dia? Bahkan gue udah gak mau beruruan sama dia. Bukan masalah dia yang ikut geng motor itu, tapi karena gue males aja berurusan sama dia. Lebih baik gue terus-terusan bersama dengan Bagas. Hidup gue sekarang agak mulai terancam."

"Terancam gimana maksud, lo?"

"Zevanya Raquela. Sejauh ini, dia selalu bertindak hal-hal di luar dugaan terhadap gue. Bahkan dia mau rebut Bagas dari gue. Ya gue gak akan biarin itu terjadi, lah. Cabe-cabean plus kaya nenek lampir begitu gak pantas buat Bagas."

"Iya-iya yang bucinan-nya Bagas. Sampe seposesif itu lo, ya." Rasya hanya terkekeh akan ucapan Rere.

"Oh iya dong, gue kan ...."

"Ya ya ya, kalian memang udah sangat-sangat terikat. Jadi gak masalah sebucin itu pun."

"Nah, tuh lo tahu."

"Berarti, lo harus hati-hati banget sama Zevanya itu. Udah dua kali lo kena sama dia. Pokoknya kalau ada apa-apa lo langsung bilang ke Bagas, atau bahkan gue."

"Siap, bosku."

Percakapan mereka berhenti, lantaran bel masuk sudah berbunyi. Semua murid langsung merubah posisi ke tempat duduk masing-masing dengan rapi.

Sampai akhirnya guru pengajar datang. Dengan mengisi absen terlebih dahulu, lalu setelah itu mulai membahas materi pelajaran.

***

Rasya, Rere, Bagas, Farhan, dan Doni saat ini sedang berada di kantin. Bahkan mereka sudah memesan makanan dan menyantapnya. Tapi tiba-tiba ada yang ikut bergabung di meja mereka.

"Sorry, boleh gabung?"

Bagas mendongak dan tersenyum. "Bebas kalau buat, lo."

Kemudian laki-laki tersebut duduk bersama seorang perempuan cantik berambut sebahu.

"Hai, Kak Disha. Apa kabar?"

"Hai, Re. Aku baik." Percakapan berhenti di situ, karena makanan mereka berdua sudah datang.

Pasti sudah bisa menebak bukan, siapa mereka?
Ya, dia Rio dan Disha. Mereka sudah official lho. Tak perlu di ceritakan bagaimana mereka bisa sampai ke tahap itu. Yang pasti Rio selalu meyakinkan Disha, jika ia serius padanya. Sampai akhirnya Disha  menerima Rio menjadi kekasih-nya.

Gasya (End)Where stories live. Discover now