Bab 7

406 19 0
                                    

Pertemuan kita yang berulang kali itu bukan suatu kesengajaan, mungkin Tuhan sudah menitipkan takdir untuk kita bersama.

________


Bagas saat ini sedang di butik tante Sarah- mamah Amel. Ia ingin mengambil barang belanjaan mamahnya.

"Belanjaan Mamah dimana, Tan?" ucap Bagas.

"Itu tuh di meja sana, ambil aja!" Bagas pun kemudian mengambil barang belanjaan mamahnya. Setelah itu ia pamit pulang pada tante Sarah.

Bagas masuk ke dalam mobilnya dan mulai melaju meninggalkan butik tersebut.

Selama di perjalanan ia mendengarkan lagu-lagu dari penyanyi Hollywood 5 Second of Summer. Begitu menikmati perjalanan yang santai.

Tapi kemudian mobilnya berhenti di sebuah cafe dream, disana ia segera mencari kursi kosong dan juga memesan makan juga minum untuknya.

Saat di mobil tadi ia berpesan pada bi Dedeh- asisten rumah tangga di kediamannya, untuk singgah di cafe sebentar, kebetulan di rumah memang tidak ada orang tuanya. Wanda dan Frans sedang berada di luar kota, pertemuan bisnis.

"Makasih, Mas." Bagas berucap pada pelayan di kafe tersebut.

Bagas mulai menyantap hidangan yang sangat menggugah selera, menurutnya.

Tak lama kegiatan tersebut terhentikan oleh orang yang duduk di seberang kursinya. Bagas mengernyitkan dahinya, mengapa dia disini, duduk bersamanya?

"Kenapa lo?" tanyanya.

"Harusnya gue yang tanya, lo ngapain duduk disitu?"

"Penuh, untuk kali ini gue harus semeja sama lo." Mohonnya dengan nada pelan.

Bagas mengangguk dan melanjutkan makannya yang tertunda.

Tepat makanan Bagas habis, seseorang datang dengan wajah tak suka jika dirinya duduk bersama Rasya.

"Sya, lo ...."

"Kenapa?"

"Ngapain lo sama cowok itu?"

"Dih, apa urusannya sama lo?"

"Ikut gue!" Sambil menarik lengan Asya untuk berdiri, tapi tangan itu segera di tepis oleh Asya.

"Ganggu lo. Denger baik-baik ya, gue gak akan mau sama lo lagi." Tegas Asya.

"Ehem, lo bisa denger kan? Sekarang mending lo pergi, atau gue bakal ngehajar lo." Bagas berbicara santai tapi penuh penekanan di setiap katanya.

"Gue gak ada urusan sama lo, urusan gue sama Rasya."

"Urusan Rasya, berarti urusan gue juga."

Bugh

Tanpa di duga, orang itu menghajar Bagas.

Bagas tersenyum miring, ia muak jika ada orang seperti ini.

"BANGSAT!"

Bugh
Bugh
Bugh

"Bagas, udah." Rasya menghentikan perkelahian mereka. Hancur sudah kafe tersebut gara-gara mereka.

"Udah, kalian jangan ribut disini. Liat semua orang liatin kita, gak malu apa. Keluar kalian!" Rasya marah karena malu akibat perkelahian mereka, padahal masalah ini menurutnya sepele.

Rasya segera meminta maaf pada pengunjung juga pelayan kafe tersebut, karena sudah membuat keributan. Untung pemilik kafe sedang tidak ada disini, karena pemiliknya itu galak, bisa-bisa karyawan mereka yang akan kena dampratnya.

Gasya (End)Where stories live. Discover now