Bab 43

222 8 0
                                    

Kamu adalah ratuku.
Kamu adalah hatiku.
Kamu adalah bagian dari hidupku.
Kamu, kamu, dan kamu ... iya kamu, hanya kamu yang membuatku menjadi seperti ini.
Bisa di sebut, ini gila.
Gila karena cinta.

#bagassibucin

________

Rasya dan Rere saat ini sedang duduk di kantin, ada Farhan yang duduk si samping Rere. Sementara Bagas dan Doni menuju stand makanan, untuk memesan makanan mereka.

"Eh tadi kan, ada anak baru. Siapa tuh namanya, ah ... Queena. Dia ada di kelas sebelah kita tahu. Usut punya usut nih ya, dia itu mantannya ketos kita, Fathur." Rere berucap pada Rasya. Ia memberitahukan jika pagi tadi, di sekolah ini kedatangan murid baru.

"Gue pernah denger, sih, tentang Queena itu. Tapi gue juga tahu dari mulut ke mulut yang gak terlalu jelas juga."

"Yang gue denger ya, Sya. Dia itu anak sekolah sebelah, terus juga gak lama dia memutuskan untuk ke luar Negeri, eh sekarang dia malah balik lagi. Ke sini pula, di sekolah kita. Bakal ketemu mantan tuh dia."

"Udah kali ngomongin orang-nya. Tuh makanan udah dateng," imbuh Farhan saat melihat Doni dan Bagas menuju meja yang mereka duduki.

Tak lama dari itu Rasya dan Rere segera menutup mulutnya. Lalu mereka segera menyantap makanannya yang sangat menggugah selera itu.

***

Fathur saat ini sedang berdiam diri di ruang OSIS, sendirian. Ia sengaja mengurung diri di sana, lantaran ingin menghindar dari apa yang sudah menjadi trending topik di sekolah ini. Baru saja ia tenang dari hati yang sudah menyakitinya, kini dia kembali. Entah tujuannya apa, sehingga memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menjadi siswi di sekolah yang sama dengannya.

Sejak bel istirahat berbunyi, hingga menunggu lima menit lagi bel masuk akan berbunyi, Fathur masih setia di tempat duduk andalannya di ruang OSIS.

"Lalu ... gue harus apa? Hadapi atau terus menghindar? Gak-gak, gak akan bisa gue selalu menghindar seperti ini. Terlebih gue OSIS disini, mana bisa duduk diam dan terus menerus jadi batu," gumam Fathur pada diri sendiri.

Tak lama kemudian ia beranjak pergi dari ruangan OSIS tersebut. Mulai mengunci dan segera melangkah lebar menuju kelasnya.

Tidak, ia tidak siap untuk bertemu. Sebut saja dirinya ini pengecut. Karena ia tidak ingin masuk ke dalam lubang yang sama. Sosok perempuan yang dulu di idamkan, sekaligus sudah meninggalkannya, dan kini ia kembali.

Masalah yang satu belum selesai, kini sudah ada masalah baru.

"Gue tahu harus ke mana sekarang." Saat sudah sampai di depan kelasnya, Fathur kini berbalik arah dan menuju lantai empat, yaitu kelas dua belas.

"Eh, ada ketos. Cari siapa ni?" tanya salah satu siswi yang ada di kelas dua belas tersebut.

"Mario, ada?"

"Ada, bentar gue panggil. Mario, di cariin ketos, nih." Siswi tersebut memanggil dengan cara berteriak, sehingga Fathur yang masih ada di hadapannya tersebut menutup telinga.

"Thanks, ya."

"Sama-sama, Pak ketos." Siswi itu pun masuk ke kelas, setelah itu di gantikan oleh Mario yang kini berhadapan dengan Fathur.

Gasya (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora