Bab 59

155 4 0
                                    

Selamat membaca ...

________


Siang kini sudah berganti malam. Yang tadinya ramai anak-anak, sekarang sepi, hanya ada Rasya dan Bagas berdua.

Bagas sedang berkutat di layar laptopnya. Sudah menjadi kegiatan rutin seperti itu, lantaran kerjaan kantor. Rasya yang tadinya bermain ponsel, kini berhenti dan menatap punggung Bagas. Ia menghela nafas sebentar.

Di lihatnya Bagas yang sedang meregangkan otot-otot tangan serta pundaknya. Rasya mulai beranjak dari ranjang, lalu menghampiri Bagas yang masih duduk sambil menyesap kopi hitamnya.

"Sayang, aku mau tanya sama kamu."

"Mau tanya apa?" Bagas menatap bola mata Rasya.

"Kita itu ... sahabatan dari kecil, bahkan kita saling sayang. Tapi kenapa aku gak ingat soal kita yang dulu? Kenapa kamu gak pernah bilang sama aku? Aku dibuat penasaran dengan hal ini."

Bagas tersenyum dan makin menatap bola mata Rasya dalam. Ia menarik Rasya duduk di pangkuannya. Mereka saling berhadapan satu sama lain, berbicara melalui mata.

Tanpa izin Bagas mencium pipi Rasya singkat. Ia gemas bukan main dengan raut Rasya yang penasaran seperti itu.

"Intinya, kita memang sepasang manusia yang ditakdirkan bersama."

"Aku serius, Bagas."

"Aku juga serius."

"Alasan kenapa aku gak ingat, pasti kamu tahu itu. Ya, kan?"

Bagas menghela nafas sebentar, sampai akhirnya ia mulai menceritakan kejadian dimasa lalu. "Kamu sempat jatuh ditaman, tersandung akar pohon. Lalu ... kepala kamu terbentur batu sedang yang ada deket pohon. Kamu langsung berdarah saat itu, jujur aku kaget banget, panik juga. Setelah itu kamu di larikan ke Rumah Sakit. Kamu dinyatakan hilang ingatan pada masa lalu. Maka dari itu, kamu gak ingat dimasa kecil kamu dan kita berdua."

Rasya terkejut akan jawaban Bagas. Ia tidak menyangka jika pernah mengalami hal itu dulu. Karena kedua orang tuanya tidak pernah menceritakan itu semua.

"K-- kamu s--serius?"

"Iya, aku serius. Udah gak usah dipikirin lagi, sekarang yang penting kamu udah tahu alasannya apa. Dan ... kamu itu udah jadi milik aku, selamanya." Rasya terkekeh akan kalimat terakhir yang Bagas ucapkan.

Mereka saling pandang kembali. Tangan kanan Bagas terangkat dan ibu jarinya menyentuh bibir ranum Rasya dengan lembut. Mendapat gerakan seperti itu, Rasya tersenyum sangat tulus. Tak lama kemudian ia mulai memejamkan matanya.

Bagas yang melihat itu terkekeh. Hidungnya menghampiri hidung Rasya, menggesek-geseknya dengan pelan. Kemudian bibirnya mendarat di bibir Rasya. Kini mereka menyesap akan rasa masing-masing, tanpa ada celah dan penganggu.

***

Farhan, Rere, Doni, dan Amel berjalan beriringan dari arah parkiran menuju kelas mereka masing-masing.

"Kak, Doni. Nanti aku istirahat gak ke kantin, ya. Soalnya mau latihan musik, buat pengambilan nilai nanti setelah istirahat. Jadi aku di kelas aja."

"Ok Amel. Gue gak akan ganggu lo belajar, kok. Semangat!" Amel terkekeh akan jawaban Doni. Kemudian Amel menghilangkan jejak dari mereka bertiga, lantaran kelasnya ada di bawah. Lalu Doni, Farhan, dan Rere berjalan menaiki tangga untuk menuju kelas mereka.

"Eh, tumben. Kalian masuk duluan pagi-pagi begini. Ada angin apa, ni?" tanya Doni saat melihat Bagas dan Rasya sedang bermain ponsel masing-masing, dengan Rasya yang bersender di bahu milik Bagas.

"Pengen aja berangkat pagi. Dahlah, gak usah kepo, lo." Bagas menjawab seraya wajahnya menghadap Doni. Dan Doni hanya mendelik tanda kesal atas jawaban Bagas.

"Yang, aku pindah ke belakang, ya. Udah ada Rere." Rasya mengangguk dan mengangkat kepalanya dari bahu Bagas.

Rere pun langsung duduk di bangkunya dan mulai mengobrol bersama Rasya.

***

Rio berjalan sendirian tanpa ada Disha disampingnya. Karena Disha sudah duluan ke kantin, dan dirinya memilih untuk menyusulnya nanti. Tapi Rio melangkah dengan cepat menuju kelas Bagas. Ada hal penting yang ingin ia bicarakan. Kebetulan tadi juga ia diberitahukan Fathur, jika akan ada hal yang terjadi setelah ini.

"Bagas," panggil Rio saat mencapai daun pintu.

"Ada apa?" tanya Bagas.

"Gue perlu bicara sama lo, berdua." Rio berbisik pada Bagas dan langsung diangguki oleh Bagas sendiri.

"Kok gue curiga, sih?" Rasya menatap Rere.

"Curiga kalau ada apa-apa, antara lo dan Bagas. Bahkan gue juga curiga kalau ada yang bakal celakain kalian berdua. Entahlah, tapi ini feeling gue aja. Eh tapi, Sya, jangan diambil hati juga omongan gue. Kita ke kantin, yuk!" ajak Rere kemudian.

Kemudian Rasya, Rere, Farhan, dan Doni berjalan beriringan menuju kantin.

Saat sampai di kantin, mereka langsung menempati meja kosong yang ada di ujung. Sedangkan Doni dan Farhan menuju stand makanan.

"Maaf, ya, aku lama." Bagas yang tiba-tiba saja datang dan duduk di sebelah Rasya.

"Iya, gak apa-apa. Emang kalian ngomongin apaan, sih?" tanya Rasya pada suaminya itu.

"Zevanya. Dia mau celakain kita berdua, terutama kamu."

"Tuh, kan. Bener apa kata gue, Sya." Rasya mengangguk apa yang dikatakan Rere.

"Lo harus hati-hati, Sya. Pokoknya gak boleh jauh-jauh dari jangkauan Bagas."

"Iya-iya." Kemudian pesanan mereka datang dan langsung menyantapnya bersama.

***


Bel pulang sudah berbunyi. Tetapi Rasya, Bagas, Farhan, dan Rere masih saja diam di kelas. Sementara Doni sedang menjemput Amel di kelasnya. Kebetulan mereka janjian untuk ke food court yang Bagas bangun. Dan perencanaan untuk opening nanti.

Sebenarnya Bagas juga sudah merencanakan ini jauh-jauh hari, tapi sempatnya baru sekarang. Pun sejak kemarin Bagas disibukkan dengan kerjaan kantor yang jika di diamkan akan menumpuk.

Tidak hanya mereka saja yang ke sana, tetapi Bagas mengundang Rio, Disha, Fathur, dan Queena.

Ngomong-ngomong soal Fathur, dia sempat meminta maaf pada Bagas minggu lalu. Lantaran sudah pernah mengusik kehidupannya dan salah paham akibat Bagas berpihak pada Rio pada saat itu. Dan Bagas pun sudah memaafkan atas kesalahan Fathur.

Yang terpenting, saat ini mereka jadi berteman baik. Tidak ada lagi yang namanya saingan atau pun musuhan.

________

Hey yooo :)

Udah part segini, aku belum nentuin ending yang pas. Bingung banget akan seperti apa nanti ketika tamat.

So, segini dulu aja yaww 😌

Tunggu di part selanjutnya ...

Thank you ❤

Gasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang