XXIV

218 37 4
                                    

Tin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tin... tin...

Laura mengalihkan pandangannya malas dari ponselnya dan melirik ke arah luar. Hanung sudah berada di depan. Terdengar suara pintu mobil yang tertutup membuat Laura bergegas memasukkan barang-barangnya dan segera keluar. Tidak ingin membuat Hanung terlalu lama menunggu karna sudah ngidam milkshake dan makanan manis.

Pria itu menyambut Laura saat ia baru saja membuka pintu. Berdiri di sebelah mobil sambil melambaikan tangannya ringan. Laura hanya bisa tersenyum seadanya. Hanung terlihat lebih tenang hari ini. Tidak terlalu banyak bertingkah atau antusias seperti yang sudah-sudah. Pria itu berdiri sambil memainkan ujung jaketnya, seperti mengepakkan tangannya beberapa kali saat Laura berjalan mendekat.

"Long time no see mbak, nggak kangen sama saya?" ucapnya pertama kali membuat Laura sontak mengangkat alisnya.

"Kayaknya kamu harus makan gula biar nggak ngelantur makin jauh!" tukas Laura dan Hanung cuma tertawa kecil. Kemudian membukakan pintu untuk Laura, mempersilahkan Laura masuk. Saat Laura ingin menutup pintu, sekilas ia melihat raut wajah Hanung yang jauh berbeda dari sebelumnya. Tiba-tiba pria itu memasang raut muka datar. Bahkan saat duduk di belakang kemudi sekalipun.

"Nung, kenapa?" tanya Laura.

"Apanya mbak?" Hanung bertanya balik. Laura menunjuk muka Hanung lalu Hanung ikut menunjuk dirinya sendiri. "Oh, nggak apa-apa mbak. Emang keliatannya kenapa?" Hanung mulai menjalankan mobilnya, membawa mereka ke tempat tujuannya.

"Tiba-tiba anteng, beneran kurang gula?"

Hanung terkejut, "Ya kali mbak, ih aneh-aneh aja!" senyumnya kembali lagi.

Laura ikut tertawa, "Sorry, sorry... kebiasaan liat kamu ceriwis." Hanung cuma mengangkat bahunya.


🌴🌴🌴


Laura sadar betul kalau tadi sewaktu di telepon dengan jelas Hanung bilang kalau dia ingin milkshake di salah satu kafe rekomendasi temannya. Tapi sekarang keduanya justru sedang duduk anteng di Eric Keyser. Pria di depannya itu lagi-lagi hanya menyunggingkan senyum kala Laura sudah berwajah agak masam karena tadi Hanung beralasan suasana hatinya tiba-tiba ingin mengajak Laura jalan lebih jauh dan lebih lama lagi. Dia juga mengatakan kalau sudah kangen jajan éclair dan strawberry mousse and vanilla cream di sini.

Matanya tampak berbinar melihat makanan manis di depannya. Telapak tangannya bertemu lalu saling menepukkan jemarinya lembut dan ekspresi mukanya yang seperti siap melahap habis dalam waktu singkat. Sedangkan Laura sibuk mencari angel yang pas karena pastry-pastry di sini memang dihias dengan sangat cantik dan tampak menggiurkan.

Hanung sudah berkali-kali menelan ludah namun kegiatan Laura tak kunjung usai. Ternyata menyenangkan menggoda Hanung hingga ia mendesah kesal berkali-kali menggigit ujung garpunya gara-gara Laura bilang kalau foto yang ia ambil masih belum cukup bagus.

NEPENTHE [✓] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang