XV

227 39 4
                                    

Apakah pemandangan yang paling indah menurut Tiar? Apakah dengan menikmati segelas wine berusia puluhan tahun sambil menikmati langit malam lengkap dengan cahaya bulan dan bintang lalu gemerlap lampu di seluruh bangunan kota, seolah menjadi pengua...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah pemandangan yang paling indah menurut Tiar? Apakah dengan menikmati segelas wine berusia puluhan tahun sambil menikmati langit malam lengkap dengan cahaya bulan dan bintang lalu gemerlap lampu di seluruh bangunan kota, seolah menjadi penguasa yang bisa melihat bagaimana runyamnya jalanan di bawah? Apakah seperti bersantai di sebuah kabin di dekat danau sunyi dikelilingi dengan pohon pinus khas dengan aroma menyejukkan dan segelas coklat panas atau lemon tea yang menemaninya? Apakah dengan berjalan di padang rumput dengan bukit-bukit besar dengan beberapa air terjun dan suara lirih aliran sungai yang menenangkan? Ataukah hanya dengan tidur menghadap wajah Laura, mengamati gadis itu bernafas dan berkedip yang juga ikut mengamati wajahnya dan menikmati genggaman tangan yang tak bisa ia relakan untuk di lepas meskipun Laura sudah mengeluh sejak tadi?

"Udah hampir 2 jam." Kata Laura.

"Aku tau." balasnya. 2 jam sejak tangisan Laura mereda dan yang mereka lakukan hanya terbaring bersisihan, saling menatap satu sama lain. Tiar dengan tatapan sendu adalah kelemahannya, sangat mematikan bagi Laura. Sedangkan, kehadiran Laura adalah hal yang paling Tiar inginkan saat ini dan esok.

Malam ini terasa indah bukan karena entitas yang menyertainya. Malam tetaplah malam, dengan sinar-sinar kecil yang bertebaran supaya manusia masih dapat melihat dalam gelap. Malam ini terasa sangat indah karna keduanya yang kembali bersua setelah sekian lama namun dengan keadaan yang lebih tenang. Tidak ada kata yang terucap yang bisa meluncur bebas dari bibir keduanya. Seakan, tidak ada satupun kata yang pantas menggambarkan perasaan mereka.

"Aku haus." Kata Laura bangun dari posisinya. Tiar menahan Laura untuk turun dari tempat tidur.

"Aku ambilin." secepat mungkin mengambil minum di nakas sebelahnya dan memberikan pada Laura. Tatapan mereka kembali bertemu seraya Laura menghabiskan minumnya.

"Kapan terakhir cukur?" Tanyanya sambil memberikan gelas ke Tiar. Ia memegang dagu Tiar yang terasa agak kasar karna ada rambut-rambut yang tumbuh disana. Pemandangan yang sejak awal sudah menganggunya. Terlihat jelas jika lelaki ini agak mengabaikan kegiatan rutinnya. Bukannya menjawab pertanyaan, Tiar malah bergegas pergi mencari alat pencukur yang ternyata masih ada di dalam kopernya. Kemudian, kembali duduk di depan Laura dan menarik kakinya lalu meletakkan agar mengapit pinggang Tiar.

Mendekatkan dagunya, "Nih?!" ujarnya sambil memberikan alat pencukur. Laura hanya bisa mendesah pelan lalu menerima alat itu. Mulai dari sisi kiri dan meraba pelan rahang Tiar. Tiar tidak bisa menahan senyumannya. Membuat Laura kembali melihatnya, sedetik berikutnya gadis itu merengut. Ia sadar jika dengan seperti ini, artinya Tiar bisa dengan puas memperhatikan gerak geriknya. Hembusan nafas Tiar yang tenang menerpa wajahnya halus lantas memporak-porandakan degub jantungnya. Laura beringsut berusaha menenangkan dirinya. Perlahan, menyapu rahang Tiar dengan hati-hati. Supaya tidak melukai kulit wajah dan meninggalkan luka yang bahkan bisa jadi tidak akan mengurangi ketampanan Tiar. Netra Laura fokus dengan hal yang ia lakukan, tak sadar bibirnya ikut mengerucut. Kebiasaannya ketika fokus melakukan sesuatu. Tapi, di dalam batinnya, dia juga agak kesal karena mau menuruti perintah Tiar. Tiar dengan segala sikap dominannya yang kadang membuat Laura ciut. Apalagi, senyum Tiar yang jelas-jelas muncul ketika jari Laura mencoba untuk menyapu rahangnya. Lantas, ia semakin kesal dengan reaksi wajah yang mendadak panas berkat melihat Tiar kembali tersenyum padanya, hanya padanya, dan untuk padanya. Rona yang tidak pernah luput dari pipi Laura.

NEPENTHE [✓] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang