𝐗𝐗𝐗𝐈𝐈. 𝐌𝐈𝐍𝐈𝐒𝐓𝐑𝐘 𝐈𝐍 𝐇𝐎𝐆𝐖𝐀𝐑𝐓𝐒 ༉‧₊

1.4K 199 38
                                    

Eleanor Wyllt;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eleanor Wyllt;

Waktu terus berlalu dengan cepat ketika aku tinggal di Malfoy Manor. Sampai akhirnya tiba saat untuk aku dan Draco kembali bersekolah di tempat Kau-Tahu-Apa. Mengingat bahwa aku akan resmi menjadi seorang Prefek ketika aku tiba di sana, membuatku semakin tidak bersemangat untuk menjalani tahun ini. Tanggung jawab bukanlah teman baikku. Umbridge, Prefek, pelajaran yang lebih menyusahkan; semuanya terdengar sangat melelahkan ketika aku memikirkannya.

"Sudah semua, Eleanor, Draco?" tanya Narcissa, ketika kami sudah berada di hadapan kereta Hogwarts Express.

Aku dan Draco mengangguk secara bersamaan.

"Baiklah, sampai jumpa lagi. Aku akan sangat merindukan kalian berdua," Narcissa melanjutkan, selagi tangannya terjulur untuk memeluk bahuku dan Draco.

Lucius sudah pergi sejak pagi, tetapi ia sempat mengucapkan salam perpisahan kepada kami. Dia benar-benar orang yang sibuk dengan Kementerian, sama seperti Dad. Setiap kali aku menanyakan keadaan Lucius Malfoy kepada Dad, pasti pria itu akan mengangkat kedua bahunya. Jelas sekali Dad bukanlah penggemar berat ayah dari pacarku itu.

Narcissa meninggalkan kami berdua tepat di luar kereta setelah ia mengusap kepala anak tunggalnya. Wanita itu bukan Ibu yang selalu mengingatkan anaknya tentang segala hal. Dia cenderung pendiam. Bahkan ketika orang tua yang lainnya masih menetap dan menunggu anak mereka menaiki kereta dengan selamat, Narcissa lebih memilih untuk memberi ruang kepada Draco dan aku. Mungkin hal itu disebabkan oleh mata sinis milik beberapa orang yang mendelik ke arahnya ketika ia berjalan bersama kami tadi.

"Sepertinya kita harus langsung ke gerbong Prefek, El. Suratnya berkata seperti itu, bukan?" Draco bertanya, sehabis terjadi beberapa detik keheningan di antara kami.

Aku terlepas dari semua gangguan di pikiranku dan mengangguki pertanyaannya. Sang pria tersenyum ke arahku, dan menganggukkan kepalanya ke arah kereta; seperti memberi tanda bagiku untuk memasukinya terlebih dahulu.

Dengan begitu, aku dan Draco menarik koper kami sambil beranjak santai ke gerbong para Prefek. Sepanjang perjalanan aku melamun dengan pertanyaan siapakah Prefek dari asrama lainnya. Kaki kami sampai di sana, dan mataku bisa memberitahu otakku bahwa gerbong ini sangat ramai. Bisa dibilang aku dan Draco terlambat. Saat menatap semua wajah lelah orang-orang di sini, mataku langsung bertemu dengan mata Granger. Aku tak terkejut jika dia menjadi seorang Prefek, tetapi orang di sebelahnya yang membuatku tercengang. Weasley berdiri di dekat Granger dengan ekspresi canggungnya. Di mana Harry Potter yang sudah menyelamatkan dunia ini?

"Well, well, ada Weaselbee dan Mudblood di sini," ledek Draco, selagi menarik pinggangku untuk ikut mendekati mereka.

Belum ada satu jam kami di sini, tetapi dia sudah membuat masalah saja. Tetapi bukan Draco Malfoy namanya kalau tidak wajib melakukan hal tersebut. Jika aku tidak mengingat curahan Narcissa, mungkin aku akan meninggalkannya sendirian di gerbong ini.

𝐌𝐄𝐑𝐋𝐈𝐍 𝐆𝐈𝐑𝐋 | 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang