𝐗𝐗𝐕𝐈𝐈𝐈. 𝐓𝐇𝐈𝐑𝐃 𝐓𝐀𝐒𝐊: 𝐃𝐄𝐀𝐓𝐇 ༉‧₊

1.4K 219 94
                                    

Eleanor Wyllt;

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Eleanor Wyllt;

Tanggal dua puluh empat Juni akhirnya tiba—yang artinya, tugas ketiga Turnamen Triwizard akan dilaksanakan. Hari ini adalah penentuan siapa yang benar-benar pantas disebut sebagai Sang Juara. Aku tidak bisa memprediksi siapakah orang yang akan mendapat gelar itu. Keempat juara sama kuatnya. 

Selagi menunggu malam hari tiba, aku menyusuri koridor kastil sendirian. Semua orang yang kulewati hanya membicarakan tentang turnamen dan jagoan mereka. Tetapi sepertinya tidak ada yang menyadari bahwa salah satu dari juara itu sedang terduduk lemah di atas suatu celah dinding koridor. Kenapa dia sendirian di sana? Bukankah ia harus bersiap untuk tugas terakhirnya?

"Kau baik-baik saja, Diggory? Tak baik melamun sendirian di tempat sepi seperti ini," kataku, ketika aku mendekatinya dan mendudukkan diri di sampingnya. 

Cedric terlihat terkejut dengan kehadiranku, sampai akhirnya ia menjawab, "Hmm, aku tak melamun. Hanya... bersiap untuk tugas terakhir." 

Terlihat sekali di mataku bahwa ia sedang sangat cemas. Kasihan sekali dia. Semua orang mendukungnya tetapi tidak ada yang membantunya. Yah, tentu saja tidak boleh. Jika boleh, aku adalah orang pertama yang menawarkan bantuan itu.

"Pasti berat bagimu. Ini adalah tugas terakhir dan pasti akan lebih sulit," aku berkata, menatap Cedric yang setia menunduk. "Dan aku juga tak bisa menolongmu sama sekali. Jika bisa, aku akan menolongmu seperti kau menolongku waktu itu." 

Cedric tertawa kecil. "Tak perlu memikirkannya, kau adalah harta karunku." 

"Aku minta maaf karena Draco. Dia memang mudah sekali marah jika ada orang asing yang dekat denganku." 

"Aku tahu. Dia cemburu pada semua lelaki yang mendekatimu. Dan aku suka melihatnya kesal, jadi, itu mengapa aku mengedipkan mataku padamu ketika aku terpilih menjadi juara Hogwarts waktu itu," kata Cedric, tertawa sendiri ketika mengakhiri perkataannya. 

Seketika memoriku langsung mengulang lagi kejadian itu. Rasanya seperti baru kemarin aku mengetahui nama pria yang satu ini. Seharusnya aku sudah berteman dengannya saat tahun ketigaku.

"Dan kau berhasil." 

Kami berdua tertawa bersama, didampingi oleh angin sore yang rasa dinginnya menusuk ke segala bagian tubuhku. Ketika keheningan menyelimuti kami, aku beralih untuk meratapi wajah tampannya. Ada dua hal yang kurasakan saat menatap wajah tampan itu. Yang pertama, Chang pasti sangatlah beruntung karena bisa memiliki pria ini. Yang kedua, entah mengapa rasanya kami akan berpisah sebentar lagi. Aku tahu, beberapa bulan lagi ia akan lulus—tetapi, kurasa perpisahan ini bukanlah perpisahan yang menyenangkan.

"Cedric, apa kau harus mengikuti tugas ketiga ini?" Entah mengapa kata-kata itu keluar saja dari mulutku tanpa izin. Sepertinya perasaanku sudah mengambil alih pekerjaan otakku sekarang.

Dia mengerutkan dahinya kebingungan. "Tentu! Ini adalah tugas terakhir. Aku bisa gila jika tak melakukannya. Ayahku bahkan sudah sangat senang karena aku dapat bertahan sejauh ini. Aku tak akan mengecewakan siapa-siapa, Eleanor. Aku harus mengikutinya." 

𝐌𝐄𝐑𝐋𝐈𝐍 𝐆𝐈𝐑𝐋 | 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺.Där berättelser lever. Upptäck nu