𝐗𝐗𝐗𝐕. 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐒𝐈𝐂𝐊 ༉‧₊

1.5K 198 74
                                    

Eleanor Wyllt;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eleanor Wyllt;

Hidupku semakin rumit karena Umbridge yang semakin menyebalkan. Dia menyuruhku untuk membuntuti para Gryffindor setiap harinya. Salah besar dia. Aku tak akan membeberkan apa pun kepada Umbridge tentang Dumbledore's Army. Karena percaya atau tidak, aku juga salah satu dari mereka. 

Granger memberikanku sebuah Galleon yang unik. Galleon ini bukan untuk membeli barang atau sesuatu, melainkan untuk berkomunikasi. Granger tak pernah mengecewakanku dengan semua ide cerdiknya. Sepertinya, aku memang tak akan bisa mengalahkan otak cair miliknya itu.

Hari ini adalah hari latihan Quidditch untuk tim asrama kami, mengingat besok adalah hari pertandingannya dimulai. Sebagai teman yang baik, tentu saja aku ikut mendukung dan menonton acara latihan mereka. Sangat keren, jika dipikir-pikir. Benar-benar seperti pemain Quidditch Internasional. 

Pertandingan Quidditch pertama pada musim ini akan dimainkan oleh tim Slytherin melawan tim Gryffindor. Ini yang kukhawatirkan, dua musuh bebuyutan tersebut akan bertanding. Dan pasti, selalu asramaku yang akan memulai peperangan. Dimulai dengan Bletchley yang berulah, dia menghantam salah satu pemain dari tim Gryffindor dengan sebuah kutukan saat dia sedang berada di Perpustakaan. Tetapi—untungnya—Snape bisa membebaskannya dari segala tuduhan yang sebenarnya seratus persen benar.

Seharusnya, kesempatan menang kami menjadi lebih besar sekarang, karena Kapten Wood sudah lulus dan Weasley-lah penggantinya. Aku tidak menghina Ronald, hanya memang seperti itu faktanya. Apalagi Snape juga terlihat tidak ingin kalah dengan Gryffindor, lagi. Dia telah memesan lapangan Quidditch hanya untuk tim Slytherin dengan amat sering, sehingga anak-anak Gryffindor kesulitan untuk berlatih. Dibilang licik, benar. Dibilang pintar, juga benar.

"Semangat, Draco!" teriakku menyemangati sang Seeker.

Di sinilah aku sekarang, di lapangan Quidditch, mendukung Draco dan kawan-kawannya yang sedang berlatih. Pansy, Daphne, Millicent, dan yang lainnya juga ikut mendukung regu asrama kami. Dengan lihainya Draco terbang di atas sana, terlihat seperti tak ada hambatan sama sekali. Tersenyum bangga, aku juga semakin bersemangat untuk memberikan dukungan kepadanya.

Latihan terus berlanjut dengan serius dan mengerikan. Tak jarang mereka mencoba untuk menjatuhkan kawan mereka dari sapunya. Sepertinya, hal itu dilakukan untuk persiapan mereka menghadapi para Gryffindor. Setelah beberapa waktu mereka berlatih dan bertarung dengan tim mereka sendiri, semua pemain diperbolehkan beristirahat oleh Kapten Montague. Draco, yang wajahnya sudah dipenuhi peluh kerja keras, langsung berlari ke arahku. 

Tanpa berlama-lama, aku langsung menyuguhkannya air mineral yang sudah kupegang sejak awal pertandingan. Draco langsung mengambilnya sebelum bisa mengucapkan apa-apa. Dia langsung meneguk air tersebut dengan sangat cepat tanpa berhenti. 

"Pelan-pelan, Draco. Nanti kau tersedak," aku memperingatkan.

Tetapi dia tak memedulikan perkataanku sama sekali, dan pada akhirnya menghabiskan satu botol penuh air tersebut. Setelahnya, ia malah mengembalikan sampah itu kepadaku. Benar-benar menyusahkan. 

𝐌𝐄𝐑𝐋𝐈𝐍 𝐆𝐈𝐑𝐋 | 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang