𝐗𝐋𝐈𝐈. 𝐍𝐎𝐓 𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐀𝐌𝐄 ༉‧₊

847 143 56
                                    

Eleanor Wyllt;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eleanor Wyllt;

"Eleanor!" raung Mum dari ruang keluarga Manor ini.

Telingaku dapat mendengar teriakannya dengan jernih. Hanya saja, daya tarik kasur ini begitu besar sampai-sampai sukar sekali rasanya bagiku untuk sekadar bangun. Keadaan London hari ini lebih panas daripada biasanya. Sekarang, bergerak sama saja seperti menambah suhu udara di dalam ruangan ini.

"ELEANOR! ADA SURAT UNTUKMU!"

Namun, ketika Mum kembali berteriak untuk yang terakhir kalinya, seketika aku sudah berdiri tegak dan berlari kencang menuju ke tempat ia berada. Bangun mendadak memang membuat kepalaku pening, lamun aku mengabaikannya demi mengambil sesuatu yang benar-benar kutunggu selama berminggu-minggu. Surat dari Draco. Mengingatnya mengatakan bahwa akan memberikanku surat jika keadaan hidupnya sudah membaik, akhirnya aku bisa bernapas lega sekarang.

Sehadirnya aku di ruang keluarga, ternyata di sana sudah berada Mum dan Dad dengan masing-masing segelas kopi di hadapan mereka. Tentunya kehadiranku yang sedang bernapas tersengal-sengal membuat mereka berdua langsung menoleh ke arahku dengan tanda tanya besar pada kedua mata mereka.

"Kenapa terburu-buru? Memangnya apa yang kau tunggu?" tanya Dad seakan membaca pikiranku. Aku mencurigai bahwa ternyata semua orang merupakan seorang Legilimens. "Kau mendapat dua surat. Satu dari Hogwarts—hasil ujian O.W.L. punyamu, dan satu lagi tanpa nama."

"Wah, nilaimu sudah keluar, little pie," Mum menyambung selagi menyeruput kopi hitamnya.

"'To my lovely Ela'?" Dad di tempat lain, membaca surat yang satunya. "Wah, anak sialan ini—"

Napasku seketika terhenti. Tak mungkin aku lupa kalau panggilan 'Ela' hanya diucapkan oleh lelaki itu. Lelaki yang Dad selalu hina di hadapan wajahku. Kemudian saat ini, benda dari lelaki tersebut ada pada genggamannya.

"Dad! Itu punyaku!" aku menghardik sambil merebut surat tersebut darinya. Benar saja tertera 'To my lovely Ela' dengan warna hijau zamrud yang menyala di sana. Tanpa kusadari, senyumanku merekah dengan sendirinya.

"Kenapa kau tersenyum?" Dad berjengit jijik, suara tawa Mum mengiringi setiap hinaannya. "Dasar si pirang itu. Berani-beraninya dia menggoda anakku."

Sementara kedua orang tuaku sibuk tertawa, tanpa izin aku beranjak kembali ke kamarku untuk membaca surat-surat ini. Tidak sabar rasanya ingin mengetahui kabar terbaru tentang Draco. Meski demikian, surat pertama yang kubuka adalah hasil ujian OWL-ku. Jari-jariku menjadi sedikit gemetar saat membuka amplop yang sedang kupegang saat ini. Tanganku beranjak menyentuh suratnya secara perlahan, saking takutnya melihat seberapa buruknya nilai yang akan aku dapat nanti. Aku menutup sebelah mataku saat perkamen itu sudah berada rapi di kedua tanganku. Aku merentangkan surat tersebut, lalu membuka kedua mataku lebar-lebar. Mataku secara cepat menyelidiki segala isinya untuk mengambil kesimpulan.

𝐌𝐄𝐑𝐋𝐈𝐍 𝐆𝐈𝐑𝐋 | 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang