𝐈. 𝐃𝐈𝐀𝐆𝐎𝐍 𝐀𝐋𝐋𝐄𝐘 ༉‧₊

5.4K 515 54
                                    

AUTHOR;

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AUTHOR;

Seorang anak perempuan sedang menulis sesuatu di sebuah perkamen spesial miliknya. Perkamen dengan ketebalan seperti itu cukup mahal untuk dibeli bagi orang-orang biasa. Dan nyatanya, gadis ini bukan orang biasa.

Keluarga Wyllt, adalah salah satu keluarga penyihir bangsawan Pure-Blood yang sangat tersohor. Apalagi karena keluarga ini merupakan keturunan asli penyihir terhebat—Merlin—dan juga sangat terkenal. Tidak ada seorang penyihir pun yang tidak mengenali namanya. Keluarga ini juga merupakan investor terbesar pada seluruh perusahaan sihir di dunia. Tentu saja keluarga Wyllt ini sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi penyihir di dunia. Hal tersebut yang menyebabkan keluarga ini sangat dihormati.

"Meenie, tolong antarkan ini kepada Dad. Ia akan meminjamkanku Zum—burung hantu Dad—untuk mengantarkan surat ini kepada Grandma," ujar gadis berambut hitam pekat itu kepada House Elf yang melayaninya. House Elf tersebut mengangguk lalu akhirnya mengambil perkamen putih dari tangan sang gadis.

"Wah, wah, wah, padahal ada Grandpa di sini. Tetapi kamu masih memikirkan Grandma ya." Tiba-tiba seorang pria lansia memasuki kamar cucunya dengan senyuman manis yang ia sunggingkan. Sang gadis tersenyum lalu berjalan menuju kakek tersayangnya—Barton Wyllt.

"Grandpa! Tentu aku harus memikirkan perasaan Grandma, ia pasti juga ingin tahu tentang keadaanku." Kakeknya mengangguk lalu mengelus rambut licin cucunya pelan.

"Besok kau akan ke Diagon Alley, eh?" Gadis itu mengangguk. "Kau pergi dengan siapa, Elea?" Gadis itu tampak berpikir. Eleanor bahkan belum sempat memutuskan. Ia terlalu sibuk memikirkan bagaimana keadaan Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry yang terkenal itu. Dipandangnya surat setengah terbuka yang berada di meja belajarnya.

Ms. E. Wyllt,
The Second Floor Bedroom,
46, The Bishops Ave,
London,
United Kingdom

"Jika bukan Mum, berarti kau Grandpa!" ungkap Eleanor bersemangat pada akhirnya. Kakeknya tertawa mendengar kepercayaan diri cucunya tersebut.

"Ah, baiklah-baiklah. I will go with you, daughter," sahut sang kakek sembari mengelus rambut cucunya. Eleanor mengangguk lalu berterima kasih.

"Grandpa, aku pasti akan menjadi yang terbaik dari mereka semua kan? Aku kaya, cantik, dan juga sangat pintar seperti Mum. Dad juga memiliki banyak kenalan di sana," kata anak itu sambil mengusap tangannya ragu. Kakeknya tertawa melihatnya.

𝐌𝐄𝐑𝐋𝐈𝐍 𝐆𝐈𝐑𝐋 | 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺.Where stories live. Discover now