𝐗𝐗𝐗𝐈𝐈𝐈. 𝐇𝐎𝐆𝐖𝐀𝐑𝐓𝐒 𝐇𝐈𝐆𝐇 𝐈𝐍𝐐𝐔𝐈𝐒𝐈𝐓𝐎𝐑 ༉‧₊

1.4K 191 69
                                    

Eleanor Wyllt;

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eleanor Wyllt;

Seperti yang semua orang ketahui, setiap malam pertama kami kembali ke Hogwarts, maka murid-murid pasti akan menghabiskan waktu mereka mengobrol dan melakukan aktivitas lainnya di dalam common room. Jangan kecualikan aku, aku juga menghabiskan waktuku bersama teman-temanku dan Draco. Dengan bergairah mereka membicarakan tentang Harry Potter yang hampir dikeluarkan dari sekolah ini. Teman-temanku terus meledek Potter dan mencetuskan bahwa dia pantas menerimanya. Aku yang tidak mau ikut dengan dosa mereka, hanya menidurkan kepalaku pada bahu Draco. Selagi ia berbicara kepada teman-temannya, ia juga tetap mengelus atau sekadar memainkan rambutku. Aku tak mengatakan apa-apa selain menikmatinya dalam diam.

Malam berganti pagi, suka berganti duka. Hidupku diawali oleh pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam dengan Professor kami yang baru. Dolores Jane Umbridge si Asisten Menteri. Dengan berbangga diri aku lebih memilih untuk memanggilnya Monster Pink. Wanita itu akan mengajar kami pagi hari ini. Semoga saja sifat menyebalkannya berkurang saat masih pagi.

Aku agak terlambat masuk ke kelas karena Draco yang terus saja mencoba bermesraan denganku. Dan karena kesalahannya, aku dan Draco harus duduk di bangku paling belakang. Tentu saja berdua lagi. Aku bahkan bisa menghitung berapa kali aku tidak duduk bersamanya selama lima tahun ini. Dia benar-benar tak bisa meninggalkanku sendirian.

Umbridge belum hadir. Mengetahui demikian, para gadis Patil itu menerbangkan sebuah kertas berbentuk burung ke udara. Kami semua menikmatinya selagi menunggu guru baru kami datang. Aku juga memandangi kertas yang beterbangan ke segala sisi kelas itu sampai aku menyadari bahwa Draco sedang tertidur di sebelahku. Anak ini sepertinya masih mengantuk.

"Kau masih mengantuk, Draco?" aku bertanya pelan kepadanya.

Dia menoleh kepadaku secara sekilas, lalu mengangguk lesu.

"Well, bahuku tidak keberatan dengan kehadiranmu."

Draco tersenyum miring, kemudian langsung memelukku dengan erat setelah mendapat izin. Dia meletakkan kepalanya pada bahuku, dan menggesek-gesekkan kepalanya pada ceruk leherku. Hal itu membuatku merasa geli. Aku terkekeh selagi melihatnya bertingkah lucu seperti ini. Kurasa Narcissa memang sangat memanjakannya sejak kecil.

Sontak Daphne datang tanpa diundang ke meja kami. Wajahnya menyiratkan kejengkelan.

"Lihat ini, ada dua orang yang sedang mabuk cinta." Ia terkekeh menghina. Orang-orang di sekitarku ikut tertawa karena penuturan Daphne.

"Urus saja urusanmu sendiri, Greengrass," sahut Draco, tanpa memandang Daphne dan memelukku semakin erat.

"Santai, Malfoy. Aku tak akan merebut kekasihmu ini," ledek Daphne dengan sangat seru. "El, aku hanya ingin bertanya kenapa kau mau berkencan dengan orang sepertinya?"

"Karena aku tampan dan kaya. Kau pikir saja siapa yang tidak ingin berkencan denganku?"

Mendengar itu, aku langsung memukul kepala Draco dengan keanehan. Bisa-bisanya anak ini menyombongkan diri saat sedang mengantuk.

𝐌𝐄𝐑𝐋𝐈𝐍 𝐆𝐈𝐑𝐋 | 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺.Where stories live. Discover now