𝐗𝐗𝐈𝐗. 𝐏𝐈𝐍𝐊𝐘 𝐎𝐋𝐃 𝐖𝐎𝐌𝐀𝐍 ༉‧₊

1.4K 206 61
                                    

Eleanor Wyllt;

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eleanor Wyllt;

"Coklat panas atau teh?" 

"Teh saja. Thanks, Edmund." 

Pria tersebut mengukir senyuman manisnya lalu mengangguk dan melangkah pergi masuk ke dalam toko. Sekarang aku sedang berada di Pevensie's Bakery Shop, tentu saja untuk menghabiskan waktu bersama Edmund sebelum aku kembali ke Hogwarts. 

"Ini, Princess," ujarnya selagi menyodorkan segelas teh hangat kepadaku.

"Terima kasih, Ed." 

Edmund mengangguk lalu mendudukkan tubuhnya di hadapanku. Aku menyeruput secangkir teh hangat yang sudah ia buatkan untukku, rasanya benar-benar enak. Apa pun yang dibuatnya terasa sangat cocok dengan lidahku.

"Jadi, bagaimana tahun keempatmu di sekolah? Apa ada kejadian seru?" tanya Edmund yang mengawali pembicaraan. Aku, yang sedang meminum teh panas ini, langsung tersedak karena pertanyaannya yang mengagetkan. "Hei, pelan-pelan, Princess. Kau tidak apa-apa?" 

Aku mengangguk pelan sambil mengangkat ibu jariku ke atas, yang mengartikan bahwa aku baik-baik saja. Sebelum mengatakan apa-apa, aku menghela napas. "Tahun keempatku—sungguh menyedihkan, Edmund. Jujur saja aku sangat sedih. Temanku meninggalkanku." 

"Temanmu pindah sekolah?" Edmund bertanya dengan polosnya. 

Lebih dari itu, aku berpikir. Tetapi jika aku mengatakan hal tersebut keras-keras, mungkin dia akan ketakutan dan tak membolehkanku untuk kembali bersekolah di sana. 

"I-Iya, dia pindah sekolah ke tempat yang sangat sangat jauh. Aku tak bisa berhenti menangis saat melihatnya pergi," kataku, penuh kebohongan. 

Edmund dengan segala rasa empatinya langsung mengelus pipiku pelan seraya tersenyum kecil. "Dia akan bahagia di sana, Princess. Apalagi karena dia berteman dengan orang sebaik dirimu." 

Perkataan Edmund membuatku mendongak untuk menatapnya.

"Kau pikir begitu?" aku bertanya, tersenyum nanar. Yang ditanya mengangguk cepat, lalu mendekatkan kursinya kepadaku untuk mempermudahnya mengelus ujung kepalaku.

"Tentu! Di mana pun dia berada, dia pasti akan terus mengingatmu. Kau adalah teman yang baik, Eleanor. Temanmu pasti juga sangat sedih karena harus meninggalkanmu, tetapi hidup ini terus berjalan. Itulah yang dinamakan mobilitas. Guruku pernah mengajarkan hal itu kepadaku. Orang-orang yang melakukan mobilitas adalah orang-orang yang sedang menuju ke kesuksesannya. Kau harus bahagia karena dia akan sukses, El." 

"Kau benar, Ed. Aku seharusnya bahagia karena dia akan mendapat mobil," lirihku, yang benar-benar tidak mengerti tentang mobilitas. 

Edmund tertawa terbahak-bahak setelah mendengar penuturanku. Sepertinya aku salah paham di sini. Kerja bagus, Eleanor.

𝐌𝐄𝐑𝐋𝐈𝐍 𝐆𝐈𝐑𝐋 | 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺.Where stories live. Discover now