𝐗𝐋𝐕. 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎'𝐒 𝐒𝐓𝐑𝐀𝐍𝐆𝐄 𝐆𝐄𝐒𝐓𝐔𝐑𝐄𝐒 ༉‧₊

820 128 37
                                    

Eleanor Wyllt;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eleanor Wyllt;

Draco. Dia masih tetap saja sibuk keluar asrama setiap malam. Dan setiap kali aku datang untuk mencegahnya, pasti pria itu akan membawa-bawa soal gelar Prefek-nya dan menceramahiku dengan tugas dan kewajiban orang yang memiliki gelar tersebut. Tetapi, aku tahu. Dia tidak melakukan tugasnya sebagai seorang Prefek. Draco pergi ke suatu tempat; sendirian. Suatu tempat yang sama sekali belum bisa kuketahui sampai saat ini. Jika ingin jujur, aku sangat khawatir dengan dirinya. Apakah ini karena faktor masalah Lucius? Aku ingin sekali menanyakannya tentang itu.

Kali ini keberuntungan berpihak padaku. Aku sudah menemukan waktu yang tepat. Hari ini kami akan pergi ke Desa Hogsmeade berdua. Awalnya Draco tidak mau, tetapi karena aku memaksa akhirnya ia memutuskan untuk setuju saja. Sudah lama sekali kami tidak pergi berdua seperti ini. Padahal di tahun keenam ini pelajaran kami tidak terlalu memakan banyak waktu. Tetapi kegiatan Draco yang misterius itulah yang menjadi pengacau semua rencana kami tahun ini.

"El, sudah melamunnya? Kita harus pergi sekarang. Kau tahu, aku sibuk." Suara tajam Draco langsung mengganggu semua hal yang sedang kupersiapkan untuk hari ini. Aku mendongak ke arahnya, yang langsung dihadiahi tatapan malas darinya. Secara gelagapan, aku mengangguk kaku.

"Ya, tentu saja. Ayo, Draco."

Aku menggandeng lengan Draco dengan manja, berharap ia akan menyukainya. Tetapi ekspresinya berbanding terbalik dengan kata suka. Ia mengernyit kesal, tidak ada senyuman manis yang ia berikan kepadaku seperti biasanya. Menyerah dengan segala keinginanku untuk membuatnya terlihat bahagia, akhirnya aku meregangkan genggamanku pada lengannya dan kami berjalan menuju Hogsmeade dengan membisu.

Kami akhirnya tiba di Hogsmeade dengan keadaan membeku saking dinginnya keadaan di luar sini. Tidak banyak toko yang buka, membuat rasanya kunjungan kali ini terkesan mengesalkan. Apalagi dengan Draco yang dingin bagai keadaan Desa Hogsmeade bulan ini.

"Draco, bagaimana kalau kita ke Honeydu—"

"Tidak. Aku kedinginan. Lebih baik kita langsung ke Three Broomsticks," Draco langsung memotong perkataanku tanpa menoleh sama sekali. Matanya mengedar ke segala arah, seperti sedang mencari ancaman yang mungkin saja datang secara tiba-tiba.

"B-Baiklah. Aku juga kedinginan."

Tanpa berbicara apa-apa lagi, kami akhirnya sampai di dalam toko yang dimaksud. Keadaan benar-benar ramai dipenuhi orang-orang yang menggigil kedinginan. Draco terus saja memperhatikan keadaan secara seksama, sampai-sampai dia tidak sadar bahwa aku sudah mengajaknya untuk duduk di tempat yang kosong.

"Tunggu sebentar, aku akan ambilkan minuman," aku mencetuskan. Draco mengangguk sebagai persetujuan, lalu kembali terdiam dan mengelus-elus tangannya yang terbalut sarung tangan tebal.

Aku bergegas pergi ke tengah-tengah bagian toko untuk membeli dua Butterbeer untukku dan Draco. Butuh beberapa waktu untuk mendapatkan dua gelas minuman hangat ini, dikarenakan banyaknya orang yang mengantre. Setelah sekitar dua menit berdiri di sana untuk menunggu, akhirnya aku kembali kepada Draco yang terlihat sangat gelisah.

𝐌𝐄𝐑𝐋𝐈𝐍 𝐆𝐈𝐑𝐋 | 𝘥𝘳𝘢𝘤𝘰 𝘮𝘢𝘭𝘧𝘰𝘺.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang