At That Day

1.7K 81 27
                                    

We drown in the sorrowful feeling, awful moment, and joyful thought.

Aku tidak pernah mengira jika keputusan menyendiri di tengah hiruk-pikuk kehidupan sangatlah berarti.

Tanpa disangka telah kutemukan sebuah titik balik. Aku menemukan alasan dan cara untuk menerima.

Awalnya aku ingin segera lepas dari jerat rasa yang begitu menghimpit dada ini. Namun, hadirnya telah membimbingku untuk berjalan lebih perlahan dan membiarkan waktu menjalankan perannya.

Bagiku, sangat sulit membuang seseorang yang sepuluh tahun bersemayam manis di hatiku. Dia bagian dari diriku. Ibarat sebuah tubuh, ia adalah tulang dan otot yang tetap menyokong organ-organ untuk tetap di sana dan bergerak mencapai semua hal yang kuinginkan.

Dia tak bisa kulupakan begitu saja, meski mengingatnya terasa seperti irisan yang sengaja ditorehkan pada luka baru agar jadi luka yang lebih dalam.

Segala kenangan tentangnya penuh dengan perjuangan, air mata, cinta, bahkan tawa. Semuanya kenangan yang saat ini sepatutnya kusimpan rapat dan tak perlu lagi diratapi lebih dalam.

Kukira, aku pergi hanya untuk menyembuhkan diri dan melupakan semuanya. Tetapi, kepergianku justru menciptakan titik balik. Sebuah titik balik kehidupan seorang Laurensia Rayani.

🌴🌴🌴

And we share the rest our breath through hugs and keep holding hand.

Bertahun-tahun aku ada di sebelahnya. Ke mana pun ia melangkah, akulah yang membayangi jejaknya.

Aku mencurahkan kasih yang tak berbalas hingga menjalani hari demi hari penuh keputusasaan. Sembari bertanya-tanya kapan perasaanku akan terbalaskan.

Sayangnya, kata tidak artinya tetaplah tidak.

Dia tidak menginginkanku untuk bisa mendobrak pintu hatinya. Yang mana aku memilih menyerah dan tetap berdiri di belakang garis batas yang ia ciptakan demi kebaikan kami.

Menghampiri dan melihatnya dari dekat begitu melegakan bagiku, meski pada akhirnya aku harus pergi dari tempatnya menyendiri. Sebuah tempat untuk menyembuhkan hatinya yang terluka. Dan dengan rasa sakitku yang tak pernah kering ini, aku pun mencari tempat yang bisa menyembuhkanku.

Aku tidak paham apa yang sedang direncanakan oleh Tuhan dengan sejenak menitipkannya. Sampai suatu hari, aku tahu bahwa pada akhirnya ada orang yang ternyata jauh lebih membutuhkanku daripada dia.

Keputusanku singgah waktu itu adalah sebuah jalan untuk menemukannya.
Ia yang berdiri di sana siap menerima seorang Sadewa Putera.

NEPENTHE [✓] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang