24. Sudden Turn of Events

165 16 19
                                    

Chapter 24: Sudden Turn of Events

Enjoy!

Jang Areum berdiri tegak di balik jendela lantai dua rumahnya, jemari tangan gadis itu menggenggam teralis jendela itu keras hingga buku jarinya memutih. Areum bisa merasakan matanya juga menjadi sakit ketika mendapati Changsub dan Chorong yang tertawa begitu bahagia di bawah sana.

Changsub yang tersenyum kepada Chorong, Changsub yang membukakan pintu mobil untuk Chorong, hingga Changsub yang meletakkan bekal makanan yang ia duga milik keduanya ke kursi penumpang.

Iri! Areum sangat iri! Seharusnya ia yang berada di posisi itu dan bukan Chorong.

Raut wajah Areum menggambarkan kekesalan yang begitu kentara, marah, sedih, dan cemburu, semua emosi itu berkelibat di paras cantiknya itu. Areum merasa ingin mencakar wajah Chorong dan menjauhkan wanita itu dari Changsub, sejauh mungkin hingga mereka tidak bisa bertemu lagi. 

"Areum-ah, sudah selesai bersiap-siap?"

Areum menoleh dengan sebuah senyuman manis. Genggaman Areum pada teralis sudah terlepas begitu saja ketika panggilan lembut itu menyapa telinganya.  Semua ekspresi kesal yang beberapa detik lalu masih tercetak di wajahnya sudah sirna dengan sempurna, berganti dengan wajah lembut khas miliknya.

"Sudah, Bu. Aku sudah siap sejak tadi," jawabnya pelan. Gadis itu berjalan cepat dan menggamit lengan ibunya manja, "ayo berangkat, jangan sampai kita membuat mereka menunggu lama."

"Sedang melihat apa di jendela?" tanya Nyonya Jang penasaran, yang dijawab dengan gelengan oleh Areum.

"Bukan apa-apa."

Nyonya Jang yang mendengar jawaban itu hanya mengangguk, matanya kemudian menyisir penampilan putrinya itu dengan teliti, "Anak ibu memang sangat cantik," pujinya lembut, "Oh iya, tadi ayah sudah memberi pesan kalau kita akan sampai sekitar satu jam lagi, jadi berangkat sekarang tidak akan terlalu terlambat."

Areum hanya menggumamkan "ohh" sebelum akhirnya menutup mulutnya rapat, tak berbicara lagi. Mereka pun berjalan turun ke arah garasi untuk menuju ke mobil, tempat dimana Tuan Jang dan supir keluarga sudah menunggu.

Dan dari sisi yang tidak terlihat oleh sang ibu, Areum diam-diam menyembunyikan sebuah lengkungan misterius di bibirnya. 

.

Changsub dan Chorong baru menempuh setengah perjalanan saat dering handphone Changsub berbunyi memecah keheningan di antara mereka.

"Chorong-ah, tolong bantu aku angkat teleponnya dulu," ujar Changsub, "ada di tasku, paling depan, ya."

Seperti sudah terbiasa, Chorong langsung mencondongkan tubuh ke arah kursi belakang untuk meraih tas Changsub. Ia hanya perlu waktu sebentar untuk menemukan benda yang dimaksud, "Oh, telepon dari ayahmu."

Changsub menoleh singkat, sedikit terkejut karena jarang sekali sang ayah menelepon dirinya. Maklum, ayahnya itu selalu pergi untuk urusan bisnis dan jarang pulang ke rumah, bahkan bicara dengan putranya saja jarang. Bahkan, kali terakhir mereka bertatap muka adalah dua tahun yang lalu, itu pun terjadi ketika ia berangkat wajib militer. Changsub mengangkat alisnya heran dan kembali mengalihkan pandangan ke arah jalan, "tidak apa, angkat saja. Kau kan juga akrab dengan ayah."

"Hmm, baiklah."

"Halo.."

"Iya abeonim, saya Chorong."

"Sekarang? Kami sedang menuju Cheongju, untuk peringatan kematian kakek saya."

"Ah?"

Changsub menangkap reaksi aneh Chorong, "ada apa Chorong-ah?"

BLOOM [M] ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum