38. Blooming (End)

122 14 18
                                    

Chapter 38: Blooming (End)

Enjoy!

Satu hari sebelumnya.

Wajah tampan yang biasanya tak bercela itu kini dipenuhi oleh luka lebam. Jika menurunkan pandangan, akan didapati ada sebuah borgol besi yang terpaut pada pergelangan tangan dan menahan pria itu agar tidak bisa kabur dari ranjang rumah sakit.

Sebenarnya, tanpa borgol pun ia juga tidak akan sanggup berdiri karena patah tulang rusuk yang diderita setelah perkelahian sepihak kemarin. Pria ini adalah Ho Jaemin, direktur utama HJ Corps yang berkuasa. Hilang sudah semua wibawa dan kesombongan yang ia bawa selama ini, matanya yang setengah tertutup karena luka lebam itu menyorot kosong ke arah tembok putih rumah sakit.

Derit pintu terbuka juga gagal membuat fokus Jaemin teralih dari tembok yang mungkin menurutnya lebih menarik.

"Mau sampai kapan kau berdiam diri seperti itu, hah?" cecar Changsub. "Kau benar-benar ingin mati ya?"

Changsub menarik kursi pengunjung untuk duduk mendekati ranjang Jaemin dengan tenang. Ia tidak khawatir akan dilukai karena Jaemin kini sudah tampak seperti mayat hidup, bangun saja ia tidak mampu, atau mungkin tepatnya tidak mau.

Kekasih Chorong itu mendengus kecil, "Percuma saja, aku menuruti permintaan Chorong yang memintaku untuk mempertahankan nyawamu."

Sebuah nama sakral itu berhasil membuat tatapan Jaemin berubah sekejap sebelum kembali kosong.

"Aku tidak tahu kau sekarang sedang mendengarkan atau malah menganggap ucapanku ini seperti angin lalu, namun ada beberapa hal yang ingin aku beritahu kepadamu sebelum kau resmi dibawa ke balik jeruji besi dan diadili sesuai kejahatanmu."

Changsub menarik nafas sejenak, "Jujur saja, jika bukan karena Chorong yang bertindak sendiri dengan memukul punggungku kemarin, aku tidak akan berhenti memukulmu sampai kau mati, Jaemin-ssi. Bukannya aku tak sadar bahwa aku akan menjadi kriminal, tapi darahku begitu mendidih. Emosiku tersulut melihat perlakuanmu pada wanita yang kucintai itu. Chorong membelamu saat kau masih lemah dan apa? Kau justru menggunakan 'kekuatanmu' untuk menyakitinya."

Changsub menatap lurus wajah penuh luka Jaemin, "kau pantas mendapatkan itu semua. Chorong yang kau siksa semena-mena itu justru memintaku untuk mengampuni nyawamu. Meskipun ia terdengar seperti melindungiku dari cap kriminal, namun aku mengenal dirinya dan maksudnya yang sebenarnya. Chorong terlalu baik hati sampai-sampai ia memilih untuk memberikanmu kesempatan kedua seperti ini."

Akhirnya Jaemin bereaksi, ia menolehkan kepala susah payah ke samping hanya untuk menjumpai tatapan dingin Changsub. Rivalnya yang sangat berbeda jauh dari penilaiannya, yang selalu ia remehkan di masa lalu.

"Aku- mela-kukan semua i-tu untuk mendapatkan cinta Chorong," ucap Jaemin terbata-bata. "Ku-pikir de-ngan menyu-lut benih t-tidak per-ca-ya ant-ara kalian, ak-ku akan ber-hasil."

Jaemin tertawa miris, menertawakan dirinya sendiri, karena pada akhirnya ia salah. Ia kalah.

"Kalau kau pikir itu adalah cinta maka kau salah besar. Cinta bukanlah sebuah hal main-main yang bisa kau rasakan hanya dari satu buah pertemuan. Apalagi dengan kondisimu saat itu yang sedang berada di titik terlemah dan tiba-tiba mendapatkan pembelaan dari seorang yang tidak kau kenal," Changsub menjeda perkataannya, "kau berpikir bahwa Chorong adalah wanita terhebat yang pernah kau temui. Wanita kuat itu membuat tekadmu menyala-nyala karena ia tampak seperti hal besar yang harus kau taklukan dan miliki setelah kau berubah menjadi kuat, kau menganggap Chorong hanya sebagai objek kepemilikan."

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now