19. Calm Water

157 18 20
                                    

Chapter 19: Calm Water

Telepon genggam Jang Areum berbunyi malam itu, gadis itu mengangkat kedua alisnya tinggi saat mendapati bahwa nomor yang menghubunginya sama sekali tak terdaftar dalam kontak yang ia miliki. Memilih untuk menghiraukan panggilan itu, Areum kembali pada aktivitasnya yang semula, merajut topi musim dingin untuk Lee Changsub, yang bahkan baru akan tiba beberapa bulan lagi.

Bibir gadis itu menyunggingkan senyum, "Oppa pasti akan menyukai rajutanku ini." Tangannya dengan lincah menggerakan hakpen rajut beserta benang berwarna coklat sambil memikirkan obrolannya dengan Nyonya Park, siang tadi.

.

"Oh, apakah kau adalah anak dari tetangga baru di seberang?" sapa sebuah suara, mengejutkan Areum. Wanita paruh baya yang berdiri di hadapan Areum sekarang memberikan senyum ramah, yang anehnya mengingatkan Areum akan senyum seseorang.

Tak ada pilihan, Areum hanya tersenyum balik sambil membungkukkan badan demi menunjukkan kesopanan dan menjawab, "Iya, Bu." 

Wanita paruh baya di depannya memasang ekspresi berlebih seperti baru saja tersadar akan sesuatu, "Oh! Kau pasti bingung ya aku siapa?" tanyanya, "maaf-maaf, aku lupa memperkenalkan diri, maklum sudah tua hahahaha. Aku nyonya dari kediaman Park. Tetangga seberang rumahmu, ibunya Park Chorong. Kudengar dari Nyonya Lee, kalian sudah pernah bertemu sebelumnya, kan?"

Senyum diujung bibir Areum berubah kaku, namun ia tetap berusaha keras untuk tidak menunjukkan ketidaksukaannya, "Ah, iya Bu. Perkenalkan nama saya Jang Areum."

"Oh, sopan sekali, sangat berbeda dengan putriku yang bar-bar dan kasar, hahaha," kelakar Nyonya Park, "senang berkenalan denganmu, Areum-ah. Apakah aku boleh memanggilmu begitu?"

Areum mengangguk pelan.

"Baiklah kalau begitu," mata Nyonya Park terarah pada bungkusan plastik di tangan Areum, "ah, kau habis belanja ya? Maafkan aku yang sudah mengganggu perjalanan pulangmu."

"Tidak, Bu, lagi pula saya bukan habis belanja barang yang berat kok," jawab Areum, "ini hanya berisi  jarum dan benang saja."

Mata Nyonya Park berbinar kaget, "Areum bisa menjahit?"

"Ah, ini bukan jarum jahit Bu, tapi jarum untuk merajut. Saya tiba-tiba terpikir merajut pakaian untuk musim dingin nanti."

Nyonya Park mengangguk-angguk, lalu sedetik kemudian ia mengeluh pelan, "Andai putriku semahir dirimu sebagai anak perempuan, hahaha, Chorong-ie justru belajar hapkido dan apa itu, taek-won, taek...Ah sudahlah aku tidak ingat. Dia begitu mirip dengan ayahnya yang seorang pelatih bela diri. Hahahaha," keluhan itu dilakukan Nyonya Park sambil tertawa.

Jang Areum hanya tersenyum mendengarnya. 

.

"Keh, dalam hal ini aku akan merebut perhatian Changsub oppa darimu, Chorong-ssi. Akan kubuat oppa bahagia karena hadiah topi rajutku ini yang bahkan tak bisa kau buat," monolognya pelan. 

Lagi, bunyi telepon itu mengganggu kerja tangan Areum. Merasa kesal, Areum akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat telepon dari nomor yang asing baginya itu.

"Halo.."

.

.

Dua minggu terakhir ini merupakan minggu yang sangat damai dan tenang bagi Park Chorong. Kantornya sudah bersih dari gosip, keakrabannya dengan Lim Inha yang ternyata sama-sama memiliki kegemaran bernyanyi sepertinya, hubungan dengan Lee Changsub yan semakin baik setiap hari, hingga Ho Jaemin yang tidak lagi mengganggunya.

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now