10. Weird

158 22 3
                                    

Chapter 10: Weird

Enjoy!

Park Chorong tak pernah mendengar bahwa ada direktur dengan waktu luang sebanyak Ho Jaemin. Alih-alih sibuk dengan kantor yang dipimpin, orang aneh merangkap bosnya itu justru sering sekali bermain di ruangan divisinya dan mengganggu pekerjaan Chorong.

Meminta diambilkan air, membuangkan tisu, hingga meminta tolong untuk fotokopi, semua hal yang harusnya bisa ia mintai tolong ke sekretaris pribadi justru dilimpahkan kepada Chorong.

Memangnya aku ini pembantu? Lelaki sialan, maki Chorong dalam hati sambil berjalan menuju ruang direktur. Ya, baru saja tadi ia diminta untuk mengantar dokumen yang dititipkan oleh manager divisi. Katanya sih, Jaemin meminta supaya Chorong saja yang mengantar dan tentu manager Chorong merasa senang karenanya.

.

Chorong menghirup nafas dalam-dalam, mencoba memasang senyum termanis yang ia punya dan memasuki ruangan Jaemin perlahan.

"Permisi, Pak."

Chorong disambut dengan pemandangan yang cukup mencengangkan. Jaemin saat itu sedang menelungkupkan wajah sambil tertidur di atas meja kerja.

Sialan, benar-benar kurang ajar. Kami di seluruh perusahaan bekerja 12 jam tak berhenti tetapi bos ini justru tidur di kantor? Sial!

Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan pikirannya, Chorong tetap melanjutkan langkah untuk mendekat ke meja besar di sana. Niatnya sih meletakkan dokumen lalu pergi.

"Kalau mau tidur, di rumah saja. Kenapa harus di kantor sih?" ucap Chorong pelan. "Dasar bos tidak tahu malu," Chorong mengatai Jaemin yang sedang tenggelam dalam mimpi, berpikir bahwa suaranya itu tak akan terdengar.

Pada akhirnya, ia berhasil menyelesaikan misi di tempat itu dan baru saja akan pergi ketika tangannya di tarik dari belakang.

Chorong terlonjak kaget karenanya, "Astaga!"

Secara refleks tangan itu melepaskan diri dari apapun yang mencengkramnya. Chorong menoleh ke arah belakang dan menemukan Jaemin sudah bangun dengan wajah penuh senyum jahil.

"Terkejut?" tanya pria itu santai, "aku dengar yang kau bicarakan tadi, loh. Aku tidak tahu malu, ya?"

Jaemin memasang ekspresi yang berhasil menggugah keinginan Chorong untuk memukulnya. Sayangnya, pria didepannya ini memegang kontrak hidup matinya di perusahaan. Salah langkah sedikit, habislah Chorong.

Wanita itu memasang senyum tak bersalah, "Ah mungkin bapak berhalusinasi saja, saya tidak mengatakan itu. Atau bapak tadi bermimpi?"

Pembelaan 'bodoh' itu meluncur begitu saja dari mulut Chorong tanpa bisa dicegah. Jaemin sudah lama terpingkal-pingkal karenanya dan butuh waktu hingga akhirnya tawa itu berhenti.

"Padahal tadi aku tidak sedang tidur, Chorong-ssi. Jadi, aku mendengar perkataanmu dengan sangat sangat jelas."

oh sial......Park Chorong, mati kau.

Wajah penuh senyum Chorong berubah menjadi pucat pasi, ia menutup mata bersiap akan kemungkinan terburuk. Dipecat? Diberi sanksi? Apapun itu, pastilah bukan hal yang bagus.

Chorong membuka matanya kembali, membungkuk dalam-dalam sebelum berkata dengan hati-hati kepada bos didepannya itu, "Maafkan perlakuan saya, Pak. Saya siap menerima sanksi dari Bapak, saya memang sudah berbuat tidak sopan." yah meskipun lebih baik jika saya tidak dihukum sih Pak.

Jaemin tertawa semakin keras, memukul-mukul meja untuk menunjukkan betapa lucu perkataan dan tingkah laku Chorong didepannya.

"Baiklah, saya akan berikan satu sanksi yang dapat membuatmu kapok."

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now