21. First Day

149 21 36
                                    

Chapter 21: First Day

"Eh?" 

Hanya itu reaksi yang berhasil keluar dari bibir Chorong. Mulutnya membuka kecil dan matanya menatap Changsub tidak percaya.

Changsub berdeham kecil, "Aku tidak memaksamu untuk menjawab hari ini. Maaf sudah membuatmu terkejut," ucapnya buru-buru sambil kembali memasang seatbelt. Changsub memperbaiki posisi duduknya dan bersiap untuk menjalankan mobilnya kembali. Dan jika diperhatikan lebih lanjut, telinga Changsub kini sudah memerah sempurna. 

Namun beruntung, gelapnya mobil berhasil menyamarkan semburat itu.

.

"Tunggu." 

Kesadaran mengambil alih Chorong tepat pada saat mesin mobil kembali menyala. Ia ulurkan jemarinya yang hangat untuk menahan lengan Changsub, menghentikannya dari setiap gerakan apapun yang akan Changsub lakukan berikutnya, "matikan lagi mesinnya, Lee Changsub," ujarnya serius.

Changsub menolehkan kepala patah-patah, ah sial aku pasti sudah keterlaluan. Seperti anak yang takut pada kemarahan ibunya, Changsub segera melaksanakan permintaan, ah bukan, perintah dari Chorong. Di otaknya bahkan sudah berlarian beragam alasan yang bisa ia gunakan untuk mengelak, atau setidaknya memperkecil damage yang mungkin terjadi pada hubungan mereka.

"Maaf, Chorong-ah. Aku hanya..." elak Changsub cepat.

"Kau serius dengan ucapanmu tadi?" potong Chorong. Mata wanita itu menatap dalam ke arah mata Changsub yang kini sudah menghadap ke arahnya, lagi, seakan mencari tahu bagaimana isi hati pria itu yang sebenarnya. Mencari-cari jejak tawa dan sisa kejahilan yang biasanya muncul di dalam manik gelap di depannya itu. Nihil. Ia tak menemukan apapun. Maka dari itu Chorong bertanya lagi, "kau benar-benar serius?"

"Eh," sekarang giliran Changsub yang bingung. Ia menduga kalau Chorong pasti sekarang sedang marah, kesal karena dirinya yang dengan berani merusak hubungan persahabatan mereka dengan pengakuan tiba-tibanya tadi. 

Tapi, apa yang sudah ia ucapkan tadi tidak bisa ia tarik kembali. Ditolak atau diterima, itu sudah menjadi risiko bagi Changsub dan ia siap menerima segala kemungkinan. Hari ini atau tidak sama sekali, pikirnya.

Changsub membulatkan tekad, pancaran matanya berubah menjadi tegas, "Aku serius."

.

Chorong menghela nafas lega. Berarti selama ini perasaanku tidak sia-sia?

"Kalau kau serius-" ucap Chorong setelahnya.

"Tapi, maafkan aku Chorong-ah. Aku tidak seharusnya mengungkapkan itu tiba-tiba.  Aku tahu kau mungkin akan marah karena aku justru merusak persahabatan kita dengan perasaan romantis yang picisan seperti ini, maafkan aku. Kau boleh menolakku jika kau merasa risih, tentu saja," jelas Changsub panjang, jelas-jelas memotong ucapan Chorong tanpa membiarkan wanita itu menyelesaikan kalimatnya.

PLAK.

Tentu saja, itu bunyi pukulan keras Chorong pada paha Changsub. 

"ADUH! SAKIT!" keluh Changsub, tangannya mengusap-usap paha dengan berlebihan, "Kenapa tiba-tiba memukulku sih!"

Chorong mendengus, "Kau terlalu bodoh." 

"Apalagi salahku sih, padahal aku hanya ingin mencoba membuatmu tidak marah. Aku mengakui ehem, cinta, hanya untuk kedamaian hatiku sendiri dan bukannya memaksamu menerimaku, Park Chorong. Tapi lihat ini," ucap Changsub panjang, "aku malah dipukul lagi."

Ujung bibir Chorong terangkat ke atas, membentuk senyuman aneh, setidaknya menurut Changsub, yang membuat pria itu curiga, "Jangan tersenyum begitu, kau menyeramkan. Kalau mau menolak, langsung saja, jangan memasang ekspresi seperti itu."

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now