11. Stray Off

160 22 11
                                    

Chapter 11: Stray Off

Enjoy!

Jaemin memanfaatkan benar-benar kesempatan menjahili Chorong pada hari pertama wanita ini menjadi sekretaris dadakannya. Mulai dari pekerjaan tak masuk akal di kantor hingga di luar kantor, seperti saat ini.

Chorong berjalan dibelakang Jaemin sambil mengetukkan sepatu berhaknya keras-keras, persis seperti anak kecil yang sedang mengamuk karena tidak dibelikan mainan. Hanya saja bedanya terletak pada bunyi yang dihasilkan, Chorong mungkin tidak sadar kalau langkah sepatunya menimbulkan suara yang cukup keras untuk menarik perhatian karyawan kantor lain.

Jaemin tersenyum diam-diam, lalu ia membalikkan tubuh dan sengaja mengubah mimik wajah menjadi galak dan datar, terlihat begitu realistik karena berhasil membuat Chorong menghentikan langkah. Merasa terintimidasi oleh tatapan itu, Chorong bertanya hati-hati, "Ada apa, Pak?"

Lirikan pria itu berpindah ke arah sepatu Chorong, "Kau sadar sepatu apa yang kau pakai hari ini?"

Tatapan Chorong ikut mengarah ke sepatu lalu kembali ke wajah si direktur muda, jelas menggambarkan kebingungannya. Tatapan Jaemin kepada Chorong semakin tajam, "Tidak paham? Biar saya beri tahu. Kalau berjalan dengan sepatu itu, tolong jangan berisik."

"Kau lihat sekelilingmu, mana yang tidak menatapmu aneh, Park Chorong-ssi. Jadi, saya ingatkan sekali lagi, berjalanlah dengan wajar dan benar. Mengerti?"

Chorong kini sedikit paham bagaimana caranya Jaemin bisa menjadi direktur pada usia yang semuda ini, tatapan dan gaya bicaranya saat serius sangat mengintimidasi dan membuat siapapun bisa mengikutinya, begitu berbeda dengan perangainya yang begitu senang mengerjai Chorong.

"Baik, Pak," sahut Chorong menurut. Jaemin mengembalikan cengiran di wajahnya hanya dalam hitungan detik, "Nah, begitu baru benar. Ayo keluar, saya harus berbelanja dan kamu yang saya tugaskan untuk membawa barangnya," perintah Jaemin semena-mena dengan raut dan nada jahil.

Chorong hampir tak bisa menahan diri untuk menggosok mata dan membuka mulut, jangan-jangan orang ini punya kepribadian ganda? Kok bisa berbeda sekali?

Pada akhirnya, Chorong hanya bisa menuruti keinginan Ho Jaemin. Membuat sugesti kepada dirinya sendiri untuk bersabar. Mengingatkan diri bahwa semua akan berakhir dalam tiga hari. Bahkan sebenarnya, Chorong sudah mempertimbangkan untuk hengkang dari perusahaan jika direkturnya tak bisa berubah.

.

Bicara tentang barang hasil belanja, Chorong benar-benar menyesali keputusannya untuk bekerja di HJ Corps. Ia sungguh bukan melamar untuk menjadi sekretaris pribadi apalagi ini? Kurir pengangkut barang? Tangan Chorong sudah begitu pegal karena penuh dengan tas-tas berisi barang mahal yang dibeli oleh Jaemin.

Pakaian, sepatu, tas mahal, topi, parfum hingga pakaian dalam wanita! Catat itu, barang wanita. Chorong seratus persen yakin bahwa ini bukan barang yang digunakan oleh pria, mungkinkah pacarnya?

Semua benda yang disebutkan sebelumnya itu kini tergantung di dua tangan Chorong yang mulai kerepotan. Sungguh harusnya ia diberi gaji lebih untuk jasa ini! Ini sudah melanggar undang-undang perkaryawanan. 

Kini, Chorong bahkan belum bisa melihat bahwa ada tanda-tanda sang direktur akan menghentikan kegiatan belanjanya padahal lengannya sudah lama kesemutan. Hal yang lebih aneh lagi adalah ketika Jaemin menanyakan setiap ukuran pada Chorong dengan detail sebelum membeli. Mungkinkah pacar bos memiliki postur tubuh yang sama denganku?

Jaemin berhenti mendadak di depan Chorong dan membuatnya menabrak punggung pria itu, "Loh, itu bukannya Lee Changsub?" tanya Jaemin, mengabaikan Chorong yang merasa kesakitan setelah tabrakan barusan. Secara otomatis, Chorong menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Jaemin.

Benar. Itu Lee Changsub.

Chorong ingin memanggil sahabatnya Changsub. Tetapi, Jaemin tiba-tiba menggamit lengan Chorong dan mengambil alih kantung belanjaan di tangan wanita itu.

"Biar aku bawakan," ucap Jaemin, "sekarang ayo kembali ke mobil, kita harus kembali ke kantor juga," lanjutnya tanpa menyisakan kesempatan bagi Chorong untuk menunaikan rencananya menegur Changsub.

Chorong hanya bisa mengikuti langkah Jaemin, lumayan karena sekarang tanganku bebas, pikirnya. Namun, ada hal yang tak dapat dijelaskan bagi Chorong yang secara kuat mendorongnya untuk menoleh ke arah Changsub sekali lagi. Dan ya, Chorong melihat pria itu berjalan bersama Areum yang mengekor dibelakangnya menuju ke swalayan besar yang ada di sana.

"Jang Areum?" bisik Chorong lemah. Hati Chorong tiba-tiba terasa terbakar. Dirinya tak ada dan Changsub sibuk mendekati wanita lain, bagus sekali. Kantung belanja ditangannya ia remat keras. Chorong berusaha menenangkan perasaannya.

Oh, Park Chorong! Berhenti berpikir egois. Dia bukan siapa-siapa. Kalian hanya berteman.

Sibuk dengan pikirannya sendiri, Chorong tak menyadari bahwa ia sudah sampai di dekat mobil Jaemin. Kalimat pertama yang ia dengar adalah bahwa semua barang belanja tadi diberikan secara cuma-cuma oleh pria itu. Sebagai hadiah, katanya.

"Chorong-ssi, karena kau sudah menemaniku belanja hari ini, kau dibebaskan untuk pulang. Tak perlu kembali ke kantor. Tetapi jangan lupa tugasmu besok masih ada, ya," ucap Jaemin berbeda daripada yang tadi, "naiklah, biar saya sekalian mengantar pulang."

Chorong ingin sekali menolak, merasa tak enak karena hari ini ia sudah 'dibelikan' banyak barang dan masih harus menumpang pulang. "Ah, tidak perlu-"

"Jangan menolak. Ayo naik," tegas Jaemin. Mau tidak mau akhirnya Chorong menuruti pria itu, lagi pula ia juga tidak yakin bisa fokus pulang sendiri. Pemandangan tadi masih melekat jelas didalam ingatan Chorong.  "Baiklah, terima kasih banyak, Pak," balasnya kemudian.

Kejadian hari ini sedikit mengubah pandangan Chorong terhadap Jaemin, ternyata pria ini punya sisi gentle juga.

.

Mereka mengarungi perjalanan pulang dalam diam, kecuali Chorong yang beberapa kali menunjukkan arah ke rumahnya. Turun dari mobil, ia pamit ke arah Jaemin dan segera masuk ke rumah dengan banyak kantung.

Tepat ketika mobil itu pergi, Chorong baru terpikir sesuatu. Dari mana pria itu mengenal Changsub?

.
.

Jangan sangka Lee Changsuh itu buta. Pria yang sama berhasil menggamit lengan Chorong, nampak seperti habis membelanjakan banyak barang untuk wanita itu. Changsub benar-benar penasaran identitas pria misterius itu, mengapa ia dan Chorong terlihat begitu dekat? Belum lagi penampilannya yang seperti orang kaya.

Changsub merasa cemburu, tetapi ia sadar mungkin saja Chorong dan pria itu saling menyukai dan disini ia bukanlah siapa-siapa yang berhak mengekang, kan? Ia menggeleng sejenak untuk menyadarkan isi pikiran yang sudah melantur.

Changsub menoleh ke arah belakang tubuhnya, mendapati Areum yang masih saja mengekorinya kemana-mana bahkan setelah barang belanja yang dituju sudah diperoleh. Oh bicara tentang belanja, Changsub jadi kehilangan minat membeli makanan untuk Chorong.

Melihat ada gadis itu, ia bertanya, "Areum-ah, lapar tidak?"

"Makan, yuk."

"Oppa, bukannya kemari ingin membeli makanan untuk Chorong-ssi?" tanya Areum bingung.

"Aku sudah keburu lapar, lain kali saja beli makanan untuk Chorong. Sudah kita makan bersama saja," dalih Changsub pintar. Mungkin menghabiskan waktu dengan Areum bisa menjadi lebih menyenangkan.

Jang Areum tersenyum senang, "Baiklah kalau begitu."

T.B.C

Both are straying off the path. Finding comfort from others.

-changsub's wifey-

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now