16. Guardian

196 19 28
                                    

Chapter 16: Guardian

Enjoy!

Chorong kembali ke ruangannya dengan membawa perasaan campur aduk. Sungguh, wanita itu rindu pada Changsub. Sekesal apa pun Chorong dengan Changsub, tetap saja rasa sayang lebih mendominasi. Lagi pula, Changsub memang tidak mengatakan sesuatu yang salah. Mereka memang bukan, atau belum, memiliki hubungan semacam itu. 

Chorong melirik bungkusan yang digenggamnya, ia tersenyum lembut dan diam-diam berterimakasih pada ibunya yang dengan begitu 'pintar' karena sudah merepotkan Changsub untuk mengantarkan benda ini ke kantornya. Padahal, ibunya kan bisa menggunakan jasa antar? Senyuman Chorong semakin lebar ketika mengingat ucapan Changsub tadi.

"Ingin menjemput? Diminta ibu dan tidak menerima penolakan? Cih," bisik Chorong pelan, "bilang saja kalau ingin pulang bersamaku, hahahaha. Dasar Lee babo," lanjutnya sambil tertawa kecil. 

Chorong menghiraukan tatapan aneh dari para rekan kerjanya disana dan terus saja melangkah acuh menuju meja kerjanya. Chorong dapat melihat kerumunan perempuan yang berada di dekat meja miliknya itu seketika bubar ketika mendapati dirinya berjalan ke arah mereka. 

Wanita itu berdecih pelan, "Dasar penggosip," ucapnya.

Chorong sudah menyadari bahwa semua orang seperti menjaga jarak atau bahkan membicarakan dirinya sejak mereka mengetahui bahwa ia dan Jaemin datang ke kantor bersamaan. Ia sudah tahu, tapi ia diam. 

Lagi pula apa peduliku? Bekerja saja sudah melelahkan, apalagi jika harus ditambah dengan meluruskan gosip? Bukankah itu membuat sulit diri sendiri?

Chorong hanya menggeleng pelan. Baginya, diam akan membuat gosip mereda dengan sendirinya. Syukurlah tadi ada Changsub yang datang dan berhasil membuat mood-nya membaik hari ini.

Ah, Chorong tak sabar menunggu jam pulang kantor tiba. 

.

Lee Changsub benar-benar menjemput Chorong pulang. Changsub bergidik ketika teringat bahwa tadi Chorong yang ia sangka masih enggan berkomunikasi dengannya justru mengirimkan pesan horor bernada menyeramkan kepadanya.

Lee Changsub. Jam pulangku adalah pukul lima.

Jangan terlambat, atau kau akan tahu akibatnya.

Pesan singkat itu berhasil membuat Changsub nekat memacu mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata dengan risiko kena tilang agar dapat mengejar jam pulang kantor wanita itu. Sungguh, Changsub takut jika ia akan mendapatkan pukulan di belakang kepala kalau sampai ia terlambat dari waktu yang dijanjikan. 

Chorong yang sedang marah sangat menyeramkan, tahu?

.

Dan tepat dugaannya, Changsub sudah dapat melihat sosok Chorong yang menunggu di depan gerbang kantor. Changsub melirik jam digital yang terpasang dimobil, 5.00 PM.

Ia menghela nafas lega, buru-buru ia memarkirkan mobil di depan Chorong dan turun dari sana. Changsub melihat sebelah tangan Chorong penuh dengan bungkusan plastik yang tadi siang ia antarkan. 

"Chorong-ah," sapanya sambil tersenyum lebar hingga menampakkan deretan gigi, "sudah lama menunggu? Aku tidak telat kan?" 

Chorong terkekeh melihat tingkah Changsub, "Syukurlah kau tidak terlambat, tadi aku bahkan sudah berpikir ingin menjitak kepalamu habis-habisan. Apalagi kalau kau sampai mangkir!" canda wanita itu. Ia menikmati ekspresi Changsub yang terlihat begitu bangga karena berhasil tiba tepat waktu, menunggu pujian. "Anak baik," ujar Chorong lagi sambil mengelus main-main kepala pria itu dengan tangannya yang bebas. 

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now