34. Puzzle Piece

94 14 17
                                    

Chapter 34: Puzzle Piece

Enjoy!

"Saya berniat mengundurkan diri, Bu," suara Chorong bergema di ruangan berukuran lima kali lima meter milik manajer divisinya. Manajer Hong mengangkat alisnya, cukup keheranan karena tanpa diduganya bahwa Park Chorong akan benar-benar mengundurkan diri dari kantor seperti apa yang disampaikan oleh sang direktur di hari sebelumnya.

Manajer Hong tersenyum canggung, "Apa alasan pengunduran Anda, Chorong-ssi?"

"Saya harus fokus kepada perusahaan keluarga Bu, jadi tidak bisa lagi bekerja di tempat ini," dalih Chorong, berusaha memberikan alasan yang cukup masuk akal agar proses resign-nya lancar. "Saya sudah menyelesaikan semua tugas saya untuk satu bulan ke depan sehingga seharusnya Ibu memiliki banyak waktu untuk mencari pengganti saya."

"Maafkan saya," ujar Manajer Hong, "tetapi sepertinya keputusan pengunduran diri ini tidak dapat saya proses sebelum mendapatkan persetujuan dari Bapak Direktur."

Chorong terbelalak, perasaannya sangat tidak enak ketika mendengar jawaban dari Manajer Hong itu. "Direktur Ho?"

Manajer Hong mengangguk, "Nanti, setelah keputusan Direktur keluar, saya akan segera mengabari kepada Anda, Chorong-ssi. Mohon tetap bekerja seperti biasa sampai notifikasi berikutnya," putus Manajer Hong sebelum meminta Chorong untuk keluar dari ruangannya.

.

Begitu Chorong hilang dari pandangan, Manajer Hong langsung menghubungi nomor ekstensi bertuliskan Ho Jaemin, direkturnya.

"Saya sudah berhasil menahan proses resign Park Chorong, Pak."

"Kerja bagus, bulan ini anda akan diberikan bonus, Manajer Hong."

Manajer Hong tersenyum senang meskipun dalam hati ia sejujurnya bingung mengapa direkturnya itu sampai harus ikut campur dalam resign-nya seorang staff.

"Terima kasih banyak, Pak Direktur."

.

.

Park Chorong termenung di meja kerjanya, yang mana sangat jelas sampai-sampai Lim Inha menjadi penasaran dibuatnya. Lim Inha menggeser kursi berodanya mendekat dan menepuk punggung Chorong sedikit keras, "Hei! Jangan melamun terus, nanti kau dirasuki roh jahat."

Chorong mengaduh terkejut, "Ah," ia memberikan cengiran setelah berhasil keluar dari keterkejutan barusan, "jadi begini rasanya dipukul di punggung, aku harus meminta maaf kepada Changsub nanti karena suka memukulnya, hahaha."

"Kau ini malah bercanda, ada apa melamun? Tidak biasanya? Bagaimana tadi tentang resign-mu?" tanya Inha bertubi-tubi.

Chorong menggeleng, "Belum ada kepastian, Manajer Hong mengatakan bahwa ia perlu persetujuan Ho Jaemin. Aku tak mengerti, aku kan hanya karyawan kecil tanpa posisi tinggi, mengapa dia harus ikut campur?"

Lim Inha sudah terbiasa mendengar Chorong yang berbicara tak sopan tanpa memanggil jabatan Jaemin sehingga ia tak lagi menegur rekan kerjanya itu, "Iya juga, terakhir kali aku mendengar ada yang mengajukan resign, tidak pernah terjadi seperti kau ini," balas Inha. 

Lalu, wanita itu menggamit lengan Chorong, "tetapi baguslah kalau begitu, kau jadi bisa lebih lama berada di sini dan tidak meninggalkanku, hah aku tidak akan sanggup jika harus bekerja sendirian di antara para penggosip itu," lanjut Inha sambil mencibiri kerumunan wanita-wanita yang tengah berbisik-bisik entah membicarakan apa.

Chorong tertawa keras melihat tingkah kekanakan Inha, "Iya, maaf-maaf, kau kan tahu apa alasanku sebenarnya. Lagi pula kalau kau tidak mau kutinggalkan, kau juga bisa dengan mudah resign, Inha-ya. Malah seharusnya aku meminta pekerjaan baru kepadamu, hahahaha."

Kedua wanita itu tertawa seru, Inha hanya mengangguk-angguk menyetujui perkataan Chorong barusan. "Kalau mendengar ceritamu kemarin di mana ia sampai menggunakan kekuasaan hanya untuk menikahimu sih, aku yakin bahwa isi otaknya itu agak tergeser, seram. Jadi, memang lebih baik kau segera resign, Rong."

"Hmm, beruntung sekali karena perusahaan keluargaku bisa mendapatkan bantuan dari Jung Corps dan beberapa perusahaan lain," Chorong menatap langit-langit ruangan kantor, lalu dalam sedetik ia mendelik ke arah Inha, "dan kau! Bisa-bisanya kau tidak menceritakan dari awal kalau kau ini adalah kakak dari Lim Hyunsik! Lim Hyunsik, direktur LH Corps!"

"Tahu begitu kan aku meminta bantuan dari keluargamu saja! Huh, dasar!" omel Chorong main-main.

"Hahaha, ampun Rong. Aku meminta bantuan juga belum tentu akan dipenuhi oleh Hyunsik, apalagi jika itu dengan dasar perasaan pribadi. Kalau tidak, tak mungkin aku dibiarkan melunta-lunta bekerja rodi di perusahaan orang, kan," keluh Inha yang disambut decakan Chorong.

"Itu kan pilihanmu sendiri yang ingin merasakan jadi orang biasa SEPERTIKU."

.

Kembali sebuah tawa pecah di antara Chorong dan Inha, "Tapi, Rong... Aku baru ingat pemilik Jung Corps itu kan Jung Ilhoon, dia teman dekat Hyunsik. Mungkin nanti aku bisa bertanya bagaimana bisa Jung Corps tiba-tiba membantu keluarga Park, padahal kalian tidak mengenal ataupun memiliki koneksi dengan mereka kan?"

Chorong menggeleng, "Memang aneh sih, bahkan Lee Entertainment saja tiba-tiba berinvestasi di tempatku untuk bisnis instrumen musik."

"Lee Entertainment? Pemiliknya juga merupakan teman dekat Hyunsik kalau aku tidak salah," balas Inha.

"WOW! Inha-ya! Kebetulan macam apa ini hahahaha, ya ampun ternyata aku punya teman yang tumbuh dalam lingkungan orang kaya!" ucap Chorong heboh, "kapan-kapan aku harus meminta kau mentraktirku!"

Inha hanya tersenyum malu, "Ah, sejujurnya keluarga Lim tidak akan menjadi sesukses sekarang jika tidak ada Direktur Lee."

"Direktur Lee? Siapa lagi itu?"

"Ah dia, pemilik utama LH Corps. Aku sendiri belum pernah bertemu sehingga tidak mengetahui bagaimana rupa aslinya. Namun, kalau menurut Hyunsik, orang itu malas memikul tanggung jawab besar yang menyulitkan, ia menghibahkan posisinya kepada adikku itu. Kalau bukan karena dirinya, aku mungkin tidak akan menjadi kakak dari direktur terkaya pertama di Korea sih hahahahaha."

Chorong mencubit lengan Inha main-main, "Cih sombong!"

Inha mendengus, "Tapi kebetulan sekali ya, kudengar beberapa hari yang lalu Hyunsik ada rapat mendadak di Seoul dengan Jung Ilhoon dan beberapa rekannya yang lain. Kalau tidak salah nama geng mereka itu.... 7TOB atau TOBTOB? Ahh aku lupa. Hanya saja Hyunsik yang tadinya ada di Hong Kong tiba-tiba pulang bersama keponakanku, Lim Ahra."

"Keponakan? Oh, jadi adikmu itu sudah menikah dan punya anak?" Chorong menyenggol Inha dengan lengannya, "kau didului?"

Ekspresi Inha mengeras dalam hitungan sepersekian detik sebelum akhirnya kembali rileks. Delikan tajam Inha mengarah kepada Chorong, "Tolonglah, aku ini masih muda dan ingin bebas," balasnya, "baguslah mereka pulang karena aku sudah rindu dengan Ahra, keponakanku yang cantik itu." 

Inha kemudian dengan cepat mengalihkan pembicaraan mengenai urusan pernikahan Hyunsik ke arah yang lebih ringan seperti akan pergi kemana mereka berdua nanti malam, harus belanja dan makan dimana, tentu saja dengan dirinya yang mentraktir.

.

.

Pembicaraan Chorong dan Inha terhenti ketika mendengar panggilan dari ujung pintu ruangan mereka. Ho Jaemin sudah berdiri di sana tanpa rombongan khas inspeksi direktur, ia hanya sendirian.

"Park Chorong-ssi."

Suara berat itu berhasil membuat semua mata tertuju kepada Ho Jaemin, "Ikuti saya, sekarang."

Chorong merasa aneh, tetapi ia tetap bangkit menuju kepada Jaemin. Mungkin dengan ini aku bisa bicara langsung mengenai proses resign supaya persetujuannya lebih cepat, pikirnya. Keduanya lalu pergi dari sana meninggalkan bisik-bisik yang menjalar dari seluruh karyawan perempuan di divisi tersebut.

T.B.C

a/n bagaimana? apakah ada yang pernah memikirkan kemungkinan ini?

sampai jumpa di chapter berikutnya!!

-changsub's wifey-

BLOOM [M] ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant