8. Failed

201 22 12
                                    

Chapter 8: Failed

Enjoy!

Waktu berjalan cepat begitu Chorong memulai harinya di kantor baru. Kini tak ada lagi sosok Chorong yang memikirkan Changsub dua puluh empat jam sehari, yang ada hanyalah seorang wanita sibuk yang tenggelam dalam pekerjaannya.

Hari ini, Changsub bangkit dari kasurnya untuk menunggu Chorong keluar rumah seperti biasa. Tidak, Changsub tidak menyapa wanita itu. Ia hanya akan memandangi punggung Chorong dari balik jendela.

"Rindu," tuturnya pelan. Tapi bayang-bayang Chorong tersipu malu di hadapan pria lain membuat Changsub selalu urung untuk mendekati wanita itu lagi.

"Chorong-ah, aku rindu."

.
.

Park Chorong tahu. Ia tahu kalau Changsub selalu mengintipnya dari jendela tepat pukul enam pagi. Seperti hari ini.

Chorong merasa senang dengan kelakuan pria itu. Changsub yang sangat sulit bangun pagi mau repot-repot bangun dan 'mengantar' dirinya pergi. Sungguh suatu keajaiban dunia, bukan?

Sedetik berpikir demikian, otak Chorong malah mengingat hal yang lain lagi.

"Apa-apaan Changsub itu? Kalau memang mau tahu atau mau bicara, 'kan bisa keluar rumah dan menyapaku langsung?"

"Untuk apa sembunyi-sembunyi. Mana sembunyinya payah pula," gerutu Chorong sambil menutup pagar.

Chorong mengakui bahwa kini ia sangat sibuk dan tak sempat mengontak Changsub sama sekali. Tetapi ini bukan berarti Changsub juga harus ikut-ikut mengabaikannya. Apakah kurang cukup mendiaminya selama wajib militer kemarin?

Chorong membanting gembok pagar di tangannya, tak tahan lagi ia berbalik badan dan berteriak, "HEH LEE CHANGSUB KELUAR KAU!"

.

Changsub terperanjat melihat Chorong berteriak ke arah rumahnya. Buru-buru ia menyembunyikan diri di bawah teralis jendela dan merangkak ke arah dalam supaya tidak terlihat dari luar.

"Gawat, aku ketahuan!"

Namun naas, Chorong sudah membuka pintu rumahnya yang memang jarang terkunci jika sudah pagi hari. Belum lagi ibunya yang memang mempercayakan sebuah kunci cadangan kepada Chorong. Begitupula dengan dirinya yang memiliki kunci rumah Chorong. Jadi meskipun pintu itu terkunci, Chorong tetap dapat masuk.

Sial. Aku akan mati hari ini.

Pagi ini, hanya pagi ini saja, biarkan Changsub mengutuk tingkat kedekatan keluarga Lee dengan Park.

.

Changsub berhenti merangkak, matanya menatap polos ke arah pintu. Sambil tangannya dengan payah meraba-raba lantai.

"Lee Changsub, berhenti pura-pura." Chorong sudah berkacak pinggang, bagai ibu yang memergoki anaknya bermain ketika sedang belajar.

"Pura-pura apa?" Changsub melanjutkan aktingnya dengan tidak meyakinkan, "aku sedang mencari.." ia menjeda sejenak, ayolah otak! Berpikir!, "eh mencari.. kunci! Iya kunci!"

Chorong menggelengkan kepala, pantas saja meskipun cukup tampan, pria ini tak akan pernah bisa menempuh karir sebagai aktor. Ia mendudukkan diri di sofa ruang tamu, "Silahkan cari sampai ketemu. Aku akan duduk di sini dengan sabar," balas Chorong.

Si bodoh itu yang memulai, jadi biar dia saja yang selesaikan.

Changsub berkeringat dingin, nenek sihir ini sengaja menyiksakuuu. Suara di kepala Changsub berteriak nelangsa, takut akan konsekuensi sakit pinggang yang mungkin diderita nanti, Changsub segera bangun dari posisi merangkaknya dan ikut duduk di sofa.

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now