20. Not A Flashy Confession

158 18 17
                                    

Chapter 20: Not A Flashy Confession

Selama perjalanan pulang malam itu, mobil Changsub dipenuhi oleh suara tawa dua wanita yang sedang asik membahas kelakuan lucu penyanyi favorit mereka, yang tentu saja tidak dimengerti oleh Changsub. 

Tetapi, ia cukup senang ketika melihat wajah Chorong dipenuhi oleh kebahagiaan ketika berinteraksi dengan Lim Inha, sudah lama Changsub tidak melihat Chorong menikmati waktu dengan orang lain karena setahunya teman perempuan Chorong hanya ada  Bomi dan Yongsun.

"Ku lihat-lihat, kalian sudah sangat akrab sekarang," ungkap Changsub jujur, "jarang sekali aku melihat Chorong seterbuka ini dengan orang lain, anda hebat sekali Inha-ssi."

Tawa dua wanita itu berhenti sejenak dan di kursi belakang Inha hanya tersenyum lebar, "Chorong-ssi sangat baik dan menyenangkan, terlebih lagi kami punya hobi yang sama. Kalau saya hebat, berarti anda sama hebatnya karena bisa sampai menjadi sahabat dekatnya, atau pacarnya?" goda Inha.

Semburat merah menjalar di kedua pipi Chorong, "Lim Inha!" 

Sedangkan, Changsub hanya tertawa nyaring mendengar itu, berpura-pura tidak mendengar kata terakhir yang disebut Inha. 

"Tentu saja anda hebat, tidak banyak orang yang bisa bertahan dengan kegalakan Chorong, aduh!" ledekan Changsub berakhir dengan ringisan karena akhirnya untuk yang keberapa kalinya hari itu, pundaknya menjadi sasaran pukul wanita itu, "Anda lihat kan? Chorong ini galak dan sering memukul saya, huh, mentang-mentang dia anak pelatih Taekwondo."

Chorong mendengus sambil mengelus dada, "Kalau saja ini bukan mobilmu dan kau tidak menyetir, pasti kau sudah aku turunkan di jalan, Lee Changsub."

Inha menyunggingkan senyum, ia sangat terhibur akibat tingkah laku dua manusia di kursi depan, "Masa sih? Chorong sangat baik kepada saya kok, yah, meskipun ia terlihat menakutkan ketika melabrak para penggosip itu."

"Wah! Kau melabrak mereka? Bagus! Itu perlu. Tunjukkan bahwa kau adalah Park Chorong, si pemegang sabuk hitam Taekwondo," kata Changsub pada Chorong, kepalanya mengangguk-angguk tanda bangga, "Ah, Inha-ssi, apakah hari itu ada barang yang rusak karena amukan Chorong?"

Inha mengangguk keras, "Bagaimana anda bisa tahu? Hmm, kalau tidak salah, meja disana sampai harus diganti karena permukaannya patah ketika dipukul olehnya hahaha," jawab wanita itu. 

Changsub semakin senang mendengarnya, "Wow! Kau keren, Chorong-ah."

Di sisi lain, Chorong sudah sejak tadi memberikan tatapan maut kepada Inha yang dengan berani-beraninya membuat citranya bertambah buruk di mata Changsub, menurutnya.

Inha dengan cepat menangkap sinyal tidak biasa itu, "Ampun-, eh, saya turun saja disini deh, sekalian mampir dulu ke minimarket," ujar Inha mengalihkan pembicaraan, untung saja rumahnya benar-benar sudah dekat. Ia harus segera kabur sebelum diomeli oleh Chorong, meskipun mungkin besok di kantor ia akan tetap dikuliti, sih.

"Eh? Apa tidak apa-apa? Rumah anda bukannya masih di depan?" tanya Changsub sopan. 

"Tidak apa-apa, saya memang ingin mampir dulu," jawab Inha.

Mendengarnya, Changsub menepikan mobil di area parkir minimarket terdekat. Ia menunggu Inha yang pada akhirnya berpamitan dengan Chorong di luar. Changsub bisa melihat wajah galak Chorong yang baginya menggemaskan dengan diiringi wajah Inha yang memucat. Kemudian, keduanya berpisah dan ia melihat Chorong berjalan ke arah mobil.

Tanpa sadar Changsub tersenyum melihat itu, "Ah, semoga anda tidak kabur setelah melihat sisi galak Chorong. Tapi, aku lebih berdoa untuk keselamatan anda besok, Inha-ssi," ucapnya setengah prihatin.

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now