33. A Story of the Devil

100 15 10
                                    

Chapter 33: A Story of the Devil

Warning: Chapter ini mengandung beberapa konten kekerasan. Jika tidak kuat, harap melewati part-nya.

Enjoy!

Sekretaris Min membungkukkan punggung dan menundukkan kepala serendah mungkin, seakan-akan berusaha agar tubuhnya dapat menyatu dan melebur bersama lantai marmer yang dipijaknya itu. Sungguh, jika bisa ia ingin sekali melarikan diri dari sana dan menjauh dari bara kemarahan sang direktur.

Ho Jaemin bernafas dengan begitu berat kali ini, dadanya naik turun dan emosi tercetak jelas di wajah tampannya yang sudah berubah menjadi begitu menyeramkan. Kembali kepalan tangannya memukul keras meja kayu yang sudah kosong karena benda di atasnya sudah ia serakkan semua ke lantai.

"Bagaimana bisa?!" teriaknya marah, "Rencana yang sudah aku susun rapi sejak bertahun-tahun lalu...."

Jaemin mengalihkan pandangan kepada Sekretaris Min, "Coba kau ulangi sekali lagi apa katamu tadi?"

Bibir Sekretaris Min bergetar, "Eum.. Perusahaan keluarga Park sudah kembali stabil dan perusahaan kita tengah ditekan oleh Jung, dan Park Chorong mengajukan resign-" jelas Sekretaris Min yang kini bisa merasakan bahwa jantungnya sudah berpindah ke perut karena tatapan tajam Jaemin.

"CUKUP! SEKARANG KAU KELUAR!" bentak Jaemin keras.

Dan bagai habis dihadiahi dengan uang sebesar satu miliar won, Sekretaris Min segera keluar dari sana dengan perasaan lega dan senang. Namun, belum jauh ia melangkah keluar ruangan, Sekretaris Min masih dapat mendengar pecahan beling di dalam ruangan yang membuat dirinya merinding setengah mati.

Ini memantapkan keputusan Sekretaris Min untuk mengikuti langkah Park Chorong dan segera resign dari kantor itu. Sekretaris Min merasa bahwa hidupnya mungkin akan jauh lebih singkat jika terus bekerja di sana.

.

Ho Jaemin meneguk botol bir keenam hari itu, matanya sudah berkabut karena mabuk dan kilat kemarahan masih terlihat jelas di sana. Di sebelahnya, seorang wanita berpakaian minim sudah sejak tadi menempelkan tubuh dan mencoba menggoda Jaemin untuk menghabiskan malam bersamanya.

Emosi Jaemin meluap, "Pergi dan jangan ganggu aku!" bentaknya pada wanita itu. Lalu, tak lama setelahnya sebuah suara wanita lain memasuki indera pendengarannya.

"Ho Jaemin! Apa maksudnya semua ini? Mengapa tiba-tiba perusahaan keluarga Lee dan Park baik-baik saja?" teriak wanita yang baru datang itu, Jang Areum. Kesal, ia menggebrak meja bar yang ada di sana dengan keras sebelum mendudukkan diri di sofa. "Kalau begini, bagaimana kelanjutan pernikahanku dengan Changsub oppa hah!"

Jaemin mengangkat kepala, "Berisik."

"Huh! Kalau tahu begitu dari awal aku tidak usah meminta bantuanmu. Apa-apaan HJ Corps sama saja tidak ada gunanya! Menjatuhkan satu bisnis keluarga Park saja tidak becus," keluh Areum, ia mengangkat jari meminta seorang waiter untuk membawakan gelas kaca baru baginya.

Jaemin mengepalkan tangan, tapi tidak menyahuti keluhan perempuan di sampingnya itu. Di sisi lain, Areum semakin gencar mengutarakan ketidakpuasannya terhadap kondisi saat ini, "Kau bilang kau akan bisa memaksa keluarga Park menyerahkan putrinya, tapi apa ini? Baru satu minggu saja rencanamu itu sudah hancur berantakan!"

"Shit, dasar tidak berguna," Areum mengoceh terus-menerus tanpa menyadari bahwa Jaemin sudah merasa sangat terganggu dengan kehadirannya.

"Kalau tidak mampu ya, jangan terlalu menyombongkan diri hingga mengajakku bekerja sama segala, AH-" ucapan Areum terpotong karena kini sebuah gelas kaca sudah mendarat di dekat kakinya, dan yang lebih parah lagi adalah pecahannya yang menembus kulit kaki mulusnya cepat. "SIALAN! HO JAEMIN!"

BLOOM [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang