12. Fury and Gloom

166 16 13
                                    

Mulai dari sini, aku akan berusaha untuk update setiap satu minggu ya~ kalau ngga hari sabtu ya minggu. Maafkan🙏

Chapter 12: Fury and Gloom

Enjoy!

Sepulang dari acara 'belanja'-nya bersama Jaemin, Chorong dengan malas-malasan melempar semua barang mahal itu ke karpet kamarnya sebelum beranjak ke kamar mandi.

Mahal memang benar, tapi ia tidak butuh dan lagipula kamar Chorong ataupun lemari miliknya tidak akan mampu menampung semua benda-benda 'berharga' itu. Saat ini, ruangan minimalis yang ia tempati saja sudah sulit untuk ditapaki.

Chorong sudah bertekad untuk mengirim semua barang kembali kepada Jaemin, esok hari. Tapi khusus malam ini, biarkan ia sibuk uring-uringan karena pemandangan tak terlupakan tadi.

Park Chorong merasa begitu terkhianati. Sahabatnya itu sudah seperti orang lain saja. Memang, sejak sebelum wamil, Changsub seakan menjaga jarak dengannya, tapi Chorong merasa hubungan mereka sudah sedikit membaik belakangan ini. Hanya saja, sepertinya perasaannya itu salah. Apanya yang kembali membaik? Pria bodoh itu seenaknya saja mengajak pergi wanita lain! Tepat didepan matanya!

Jang Areum. Wanita antah-berantah dan sok manis itu tiba-tiba datang dan menghancurkan hubungannya dengan Changsub.

Eh, hubungan?

Rentetan pemikiran itu berhenti ketika Chorong tersadar. Hubungan apa yang dimilikinya dengan Changsub selain sahabat? Tentu saja, pada saatnya nanti, Changsub akan memiliki kekasih hatinya sendiri. Dan Chorong sudah berpuluh-puluh kali mengingatkan diri bahwa bukan dia orangnya.

Tetapi, perasaan itu seperti tidak ada matinya.

.

Chorong sudah segar kembali sehabis mengguyur kepalanya di bawah pancuran air dan membersihkan tubuh. Tanpa repot-repot mengeringkan rambut basah miliknya, ia sudah mengubur kepalanya dengan bantal kasur. Dari mandi tadi, ia sudah mencoba menghilangkan bayangan Changsub dan Areum dari kepalanya.

Memutar tubuhnya dari telentang, tengkurap hingga menggelung, Chorong masih belum juga berhasil memadamkan api cemburu yang ia akui sedang membara. Air dingin tak berhasil memadamkan itu, rupanya.

Tidak bisa. Aku harus bertanya pada Changsub-

Ah tapi tidak mungkin! Mau beri alasan apa aku kalau tiba-tiba bertanya "hei hubunganmu dengan Areum sebenarnya apa?"

Aish, Park Chorong.

Chorong melompat bangun dari kasur, tahu bahwa usahanya untuk tidur dan melupakan segalanya sudah gagal total. Langkah kakinya membawa Chorong ke sisi jendela, mencoba menerawang apakah ada tanda-tanda mobil Changsub kembali ke rumah sebelah.

Lima belas menit Chorong menunggu disana hingga mobil yang ditunggu-tunggu akhirnya terlihat dari tikungan jalan. Mobil yang ia kenal baik itu meluncur lancar ke dalam garasi rumah Changsub dan tak lama kemudian Areum muncul dari balik pagar yang sudah terbuka.

Chorong meremat piyamanya erat ketika mendapati senyuman manis terbit di bibir Areum. Persis seperti seorang wanita kasmaran yang baru saja kembali dari kencan pertamanya. Mata Chorong memancarkan sorot yang semakin menyeramkan ketika melihat Changsub membalas senyuman itu dengan sama manisnya. Sialan Lee Changsub! Berhenti tersenyum seperti itu!

Chorong bisa merasakan kepalanya sudah akan meledak karena marah. Tangannya cepat merogoh handphone di kantung piyama dan mengirimkan pesan kepada Changsub. Semua itu Chorong lakukan tanpa sadar dan begitu spontan.

lee changsub.
ke rumahku.
sekarang.

Setelah mengirimkan itu, ia bergerak turun ke lantai satu dan akhirnya berhenti membeku di tangga rumah. "Oh, shit. Park Chorong, apa yang kau lakukan? Kau gila?" teriaknya histeris.

Buru-buru tangannya kembali menekan layar untuk membuka ruang obrolannya dengan Changsub, berniat menghapus pesan yang tadi ia kirim. Tapi gerakannya terputus ketika mendapati tanda read di pesan itu. Dan di saat itu pula, Changsub sudah membuka pintu rumah Chorong dengan ekspresi mendung.

.
.

Lee Changsub merasa lelah sekali. Gadis yang duduk disebelahnya sangat-sangat cerewet. Kemana perginya gadis pemalu yang sebelumnya? Semakin malam, Areum sudah seperti telepon layanan konsumen yang tidak bisa berhenti bicara selama dua puluh empat jam. Dan telinga Changsub sudah mulai menuli karenanya.

Tentu saja, di sisi luar, Changsub harus tampak selalu ramah. Ia tidak sebegitu jahatnya sampai mengacuhkan Areum, hanya jujur saja, sudah sejak satu jam lalu ia tidak lagi menangkap apa yang gadis itu katakan.

Oppa ini, oppa itu. Astaga aku ini bukan kakakmu, paham?

Changsub sudah terbiasa dengan ketidaksopanan Park Chorong, kalimat bernada pedas yang sering dikeluarkan wanita itu. Changsub menarik kembali pemikirannya tadi pagi yang menyatakan bahwa ia lebih senang dengan Areum. Tidak, berdua dengan Chorong jauh lebih baik meskipun ia diomeli terus-menerus. Senyuman Changsub semakin lebar ketika ia melihat tikungan rumahnya di depan, sebentar lagi ia akan lepas dari cengkraman gadis bawel bernama Areum dan lalu Changsub bisa bermain ke rumah Chorong-

Sudah pulangkah dia? Bukannya tadi sedang kencan dengan pria.......

Senyuman yang tadi terkembang seketika luntur dari wajah Changsub, ekspresinya berubah menjadi lebih tidak bersemangat. Pikiran Changsub berlarian, menduga-duga identitas 'kekasih' baru Chorong, hingga sudah berapa lama mereka menjalin hubungan.

Bahkan saking lamanya ia berpikir, Changsub sampai tidak sadar kapan mobilnya terparkir di garasi, kapan ia berdiri di depan pagar untuk berpamitan dengan Areum. Senyuman Areum di depannya membuat Changsub setidaknya harus memberikan wajah kepada gadis itu.

Changsub dengan sebisa mungkin membalas tersenyum, senyum terbaik yang ia miliki. Menutupi mendung yang menggelayuti hatinya saat ini. Changsub tak sadar bahwa jantung gadis didepannya sudah berhenti berdetak mendapatkan senyum seperti itu.

Areum membuka mulutnya, "Oppa, terima kasih untuk hari i-,"
Belum sempat kalimat itu selesai diucapkan, Changsub sudah terlihat merogoh kantung, seperti membuka pesan penting setelah benda persegi ditangannya itu berbunyi beberapa kali.

"Maaf ya, Areum. Ini sudah malam, pulanglah ke rumah," ucap Changsub tiba-tiba, bahkan tak sadar bahwa Areum memiliki kalimat yang belum tersampaikan untuknya.

Areum tersenyum canggung, "Oh, iya. Baiklah oppa. Aku pulang dulu." Gadis itu berbalik dan masuk ke kediaman Jang cepat. Changsub tak dapat melihat bahwa ekspresi gadis itu berubah datar dan menyimpan kemarahan teramat sangat karena reaksi terakhir Changsub kepadanya yang tak menyenangkan. Belum lagi ketika Areum menoleh dan melihat pria itu melangkah ke rumah sebelah.

Park Chorong lagi.

.
.

Changsub masuk ke dalam bangunan kediaman Park dengan santai, ekspresi mendungnya belum juga berubah. Ia bertanya-tanya mengapa Chorong memintanya untuk datang? Mau pamer pacar baru?

Ia melangkah ke ruang tamu dan melihat ada sosok Chorong yang sudah berdiri di atas tangga, tangan wanita itu menggenggam handphone erat dengan ekspresi panik.

.

Pada akhirnya, mata keduanya pun bersirobok. Keduanya tidak memalingkan pandangan sama sekali. Berusaha mencari penjelasan dari bola mata satu sama lain. Saling menguliti intensi masing-masing. Mencoba menebak apa yang berlari di pikiran sang calon lawan bicara.

Tatapan dalam diam itu berlangsung cukup lama dan diputus ketika bibir salah satunya berucap datar, "Cukup bersenang-senang hari ini?"

T.B.C

-changsub's wifey-

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now