13. Sorry

169 18 11
                                    

Chapter 13: Sorry

Enjoy!

Chorong menuruni anak tangga perlahan, langkah demi langkah membawanya semakin mendekat kepada Changsub yang kini tampak mendung. Begitupun dengan dirinya.

"Apa maksudmu?" tanya Changsub setelah Chorong berdiri di depannya.

Suara decakan terdengar dari bibir Chorong. Ia bisa merasakan bahwa emosi menari-nari di dalam dirinya. Emosi dan rasa cemburu. Membutakan seluruh akal sehat yang ia miliki.

"Kutanya sekali lagi, sudah puas bersenang-senang hari ini?"

Balasan itu membuat Changsub mengangkat alisnya tinggi, "Kau ini bicara apa hah?"

Chorong meledak tiba-tiba, nyaris tanpa sadar. Tanpa kendali. "Kau pikir aku tidak melihatmu berjalan berdua dengan Areum tadi? Senang?"

"Ah," sahut Changsub, kini ia mengerti kemana arah pembicaraan wanita ini. "Memang ada yang salah dengan itu?"

Hening setelahnya membuat Changsub merasa jengah. Terutama ketika melihat wajah merah Chorong yang tampak begitu kesal.

"Mengapa tidak menjawabku? Lagi pula apa urusanmu jika pun aku pergi bersama Areum? Kau bukan siapa-siapa," ujar Changsub. Sebenarnya, mood pria itu saat ini juga sedang berada pada titik terburuk. Merah. Merasa tak terima mengapa ia dicecar tiba-tiba seperti sekarang sedangkan seharusnya ia yang menanyakan hal serupa kepada Chorong!

.

Balasan dari Changsub berhasil menghantamkan palu besar tak kasat mata diatas kepala Chorong. Jawaban yang akan diberikan Chorong tersangkut begitu saja di ujung bibir.

Benar. Changsub benar.

"Hahaha, benar juga ya. Kita memang bukan siapa-siapa," jawab Chorong pada akhirnya sambil memberikan tawa kering. Tawa yang sumbang. Ia menarik nafas sejenak, "Maafkan aku yang tiba-tiba marah padamu, mengirimi pesan untuk datang kesini. Padahal kau pasti lelah setelah pergi seharian, 'kan?" lanjutnya canggung.

"Pulanglah. Kau harus istirahat, Changsub-ah."

"Chorong-ah," panggil Changsub pelan ketika melihat reaksi Chorong, wanita itu bukanlah orang yang akan dengan mudah meredam emosi apalagi meminta maaf. Lebih lagi kepadanya, Lee Changsub. Hanya saja, malam ini semua terasa berbeda. Chorong mundur dengan begitu mudahnya.

"Hei-"

Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Changsub melihat Chorong membalikkan badan, mengabaikan Changsub seutuhnya. Alih-alih, Chorong malah menunjukkan gestur bahwa ia akan segera naik kembali ke kamar.

Sambil menyembunyikan air mata yang entah sejak kapan bersarang di pelupuk mata, Chorong berkata, "Pulanglah dan tidur, Changsub-ah. Aku juga lelah ternyata. Selamat malam, maaf sudah mengganggumu." Chorong melanjutkan langkahnya ke lantai dua rumah itu, tak mempedulikan pria yang kini sedang terpaku di bawah tangga.

.
.

Changsub berdiri di sana lama. Kakinya seperti terpaku ke atas lantai. Menatap lama punggung yang kini terlihat semakin jauh dan lambat laun tak lagi terlihat dari pandangannya.

"Kau bukan siapa-siapa."

Suaranya sendiri terngiang kembali di kepala Changsub, membuat dirinya terkejut bukan main. Mulai paham mengapa Chorong memberikan reaksi aneh tadi.

"Apa yang sudah kukatakan?"

Changsub segera menyusul ke atas, mencoba masuk menuju kamar Chorong, namun pintu kayu itu tertutup rapat. Terkunci dari dalam. Sama sekali tidak seperti Chorong yang ia tahu tidak pernah mengunci pintu seperti ini.

BLOOM [M] ✔Where stories live. Discover now