End Of Chapter 5

19 0 0
                                    

 Radit

Allita, dialah yang memanggilku, entah kejadian apa yang dideritanya sehingga dirinya terlihat kucel sekali. Yah, aku tidak terlalu peduli karena ketika aku datang, aku sudah menghabisi semua monster di sini. Kemudian di dekat Allita, aku melihat Gildo yang memandangku dengan tampang cemooh dan sombong. Sialan ini orang memang harus aku buat sadar ya. Kemudian di dekat mereka aku melihat Curio dengan kondisi yang sangat menyedihkan.

"Radit, kamu masih hidup." Allita berteriak dengan histeris lalu lari mendekatiku.

"Diam." Aku menghentikan dia dengan kekuatanku, sekarang dirinya sedang melayang di tempat.

"Hei, hei Radit apa yang kamu lakukan." Dia bergerak mencoba melepaskan diri dari kekuatanku, waw dia bisa dapat melawan, tapi aku membuat tekanan yang lebih kuat untuk menahannya.

"Sudahlah Allita, kamu diam dulu, histeris banget dari tadi."

"Eh dasar Radit, aku kangen juga sama kamu, malah kamu kayak gini."

"Iya, iya nanti kamu aku lepaskan tapi kamu tenang dulu ya." Kemudian aku mengalihkan pandanganku ke kedua orang yang lain, yang salah satu dari orang itu langsung berteriak murka kepadaku.

"Radit !!! Kenapa kamu masih hidup, kamu harusnya sudah mati, apa yang terjad?!!i. Hah?! Dimana Raja apa yang sudah kamu lakukan. Katakan Radit!!!" Curio dialah yang pertama kali berteriak kepadaku, orang yang paling menyedihkan di sini.

"Haha, kalian masih belum sadar juga ya, kalian sudah menjadi mainanku dari tadi. Benda yang kalian cari-cari itu sekarang ada di genggamanku. Dan monster-monster yang kalian kirim sekarang sudah menjadi abu."

"Tidak, tidak mungkin, aku mendapat kabar kita sudah mendapatkannya, apa yang terjadi. Sialan kamu Radit!."

"KAMU YANG SIALAN STYR KEPARAT!!!" Aku menggunakan tenagaku yang membuat Curio tercekik.

"Jangan, jangan Radit." Allita menahanku dengan suara memelas dan lirihnya, aku melihatnya sebentar, kemudian aku mengeluarkan sinar hijau ke arah Curio.

"Akkhhhh"

"Curio!! Radit apa yang kamu lakukan?!! Hentikan."

"Tenanglah Allita, lihat keadaan temanmu itu sekarang." Kemudian aku melepaskan ikatanku pada Allita.

Dia langsung berlari ke Arah Curio, memeriksa keadaannya.

"Curio, kamu tidak apa-apa?" Allita memegang kepalanya kemudian mencoba membangunkannya berkali-kali.

"Aah, aah Allita, apa yang terjadi, aakh." Curio sudah sadar, meski belum dapat membangunkan tubuhnya, dia memegang kepalanya dengan penuh kesakitan.

"Curio, curio, kamu tidak apa-apa? Kamu sudah kembali?"

"Iya, aku tidak apa-apa Allita, aaakhh, kepalaku hanya sedikit sakit, aakh, maafkan aku Allita, maafkan aku, aku sudah berbuat buruk kepadamu." Dia mencoba menahan sakit, wajahnya terlhat sedih menyesali apa yang telah dia perbuat.

"Tidak apa-apa Curio, ini bukan salahmu, kamu hanya dipengaruhi, sekarang kamu sudah kembali menjadi Curio yang lama, itu sudah membuatku senang."

"Radit, terima kasih kamu sudah menyadarkan Curio, terima kasih Radit." Dia memandangku dengan penuh senyuman, tapi ada air mata mengalir di wajahnya.

Sekarang tugasku sudah usai di sini, aku hanya memandang langit menunggu santapanku datang.

"Apa yang kau inginkan sekarang Radit? Setelah kamu membunuh semua monster di sini. Kamu masih belum puas bermain-main?" Gildo memanggilku, tetap dengan gaya congaknya berjalan lambat mendekatiku.

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang