Chapter 1, Part 0 - Prologue

3.9K 176 89
                                    

Adakah mahkluk luar angkasa? Hal itu selalu menjadi pertanyaan di masa kecilku, ada berbagai planet, tata surya, galaksi, aku yakin ada kehidupan lain di luar sana. Tayangan yang kusaksikan makin mengembangkan imajinasiku. Starwars, Startrek, Gundam. Rasanya pasti seru sekali menggunakan light saber, atau bertempur melawan alien dengan mecha. Pertanyaanku pun berubah menjadi obsesi. Obsesi  masa kecilku membawaku menjadi sekarang ini.

Setelah menjadi peneliti pandanganku berubah, bukan pertualangan yang kucari.  Tetapi, sumber daya alam, tempat tinggal dan masa depan lah yang kucari. Umur bumi semakin sedikit, dan sumber daya semakin menipis. Aku mengejar waktu demi masa depan. Dan semakin aku mencari aku semakin yakin, manusia hanya hidup sendiri di alam semesta ini.

Ternyata itu salah ....

...

Hari-hariku dipenuhi di dalam ruangan laboratorium yang remang-remang, dan dipenuhi dengan peralatan-peralatan canggih. Meneliti batu-batuan dari mars dengan berbagai macam bentuk-bentuknya. Apakah terkandung zat yang berguna di dalam batu-batuan itu? Dapatkah Mars menjadi sumber daya yang berlimpah untuk masa depan? Hari itu pun tak berbeda, aku sedang meneliti batu mars melalui lensa mikroskopku. Batu itu sangat indah strukturnya, strukturnya seperti berlian, menyejukkan hatiku ketika melihatnya, tapi aku tahu itu batu biasa saja yang tiap hari kuteliti. Hanya saja kejadian selanjutnya adalah sesuatu yang tidak dapat aku bayangkan.

'Teng ....,Teng ..., Teng ....'

Hm? Alarm emergency berbunyi?!

Terdengar langkah kaki dari luar menuju ke ruangan ini. Langkah kakinya terdengar terburu-terburu, tergesa-gesa tampak ada sesuatu yang dicemaskan

Pintu laboratorium terbuka, seorang wanita berambut hitam sebahu mengenakan baju laboratorium yang putih masuk, berjalan secara perlahan mendekatiku. Parasnya sekitar 20-an, kulitnya putih layaknya ras mongol. Dengan tubuh mungilnya dia menghimpun napas, menenangkan diri.

"Bapak  Radit ..."

...

Apa yang terjadi? Bencana alamkah? Kerusakan sistem? Teroris? Atau ... haha tidak mungkin, tidak mungkin tiba-tiba dia menghubungi kami sekarang ini. Apa keinginan mereka setelah bertahun-tahun kami mencarinya tiba-tiba dia muncul begitu saja. Yah pastilah bukan mereka, bukanlah mahkluk luar angkasa, aku yakin ini teroris. Namun, pemandangan yang jarang sekali terlihat, markas NASA yang dikatakan pengamanannya lebih canggih dibanding Pentagon bisa dibuat kocar kacir seperti ini.

Lorong yang biasa terang ini sekarang remang-remang, lampu darurat tampaknya sudah dinyalakan. Orang berlarian tergesa-gesa kebingungan, tampak tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan. Yah, ini kali pertamanya kejadian seperti ini. Naomi, wanita yang memanggilku tadi berjalan disampingku menuju arah yang sama. Kami berjalan dengan tempo yang sama, tapi dia terlihat lebih tergesa-gesa, tubuhnya gemetaran, keringat mengucur deras dari dahinya, tapi ada yang aneh. Dirinya tampak tersenyum.

"Naomi, menurutmu apa yang terjadi?"

"Hah?aah ...." Dia tampak terkaget mendengar pertanyaanku dan berusaha menyusun kata-kata.

"Aku rasa ..., ini adalah saatnya. Ini adalah saat, dimana mahkluk yang kita cari, mahkluk asing itu berhubungan dengan kita. Seharusnya aku cemas melihat keadaan seperti ini, NASA yang terkenal dengan keamananya tidak berdaya apa-apa ...."

"Tapi yah jika mereka." Aku melihat senyum yang merekah di pipinya.

"Yah, tapi aku tidak berpikir demikian, aku yakin ini hanyalah teroris biasa yang iseng menyerang." Aku  melambaikan sedikit tanganku, menunjukkan ketidak setujuan dari perkataanya. "Kita lihat saja siapa nanti, lagipula kita sudah sampai di pusat kendali."

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang