Chapter 4 Part 16

117 16 4
                                    

"Dhanera lihat ini." Di memoriku ini aku melihat ayah yang sedang mengamati sesuatu pada monitor.

Hmm Dhanera? Siapa itu, bukankan ini memory dari Razuta? Dhanera nama yang terasa akrab, aku yakin aku pernah mendengarnya.

"Ada apa sayang? Kamu terlihat sangat gelisah."

"Lihat jalur pesawat antariksa ini, mereka sedang menuju kemari."

Sayang, mengapa wanita itu memanggil ayah dengan sebutan sayang? Apakah dia.

"Tenang dulu sayang, kamu sudah tidak lama beristirahat nanti kamu sakit." Wanita ini mengelus dada ayah dengan lembut.

"Aku tahu, tapi ini adalah masalah yang besar, aku tidak akan bisa diam saja dan beristirahat." Ayah berjalan dan berputar-putar. Ayah selalu seperti ini jika dia sedang bingung dan memikirkan sesuatu.

"Bukankah pasukan kita sangat kuat, mereka pasti dapat melawanya."

"Tidak sayang kamu lihat apa yang dapat mereka lakukan dengan planet-planet sebelumnya." Ayah kemudian menunjukkan gambar-gambar dari layar monitor. Pemandangan berbagai planet yang terlihat hancur dan ditinggalkan. Wanita itu kemudian menarik napas melihat gambar-gambar yang telah ditunjukkan ayah.

"Tidak ada jalan lain sayang, kita harus meninggalkan planet ini." Kemudian ayah memeluk wanita itu dengan erat.

"Kamu yakin sayang?"

"Ya, kita akan membawa Reina, dan anak kita Linda yang baru menginjak 1 tahun. Kita akan menuju tempat yang aman."

Ah, apa yang ayah katakan apakah wanita itu adalah.... Ibu? Akhirnya, aku dapat melihatmu ibu.

"Aah Erfindor, aku tidak ingin melihat anak kita merasakan kesusahan seperti ini."

"Tapi sayang, kita tidak ada jalan lain."

"Kalian masih ada jalan lain." Sebuah suara memotong perkataan ayah, suara yang kukenal.

"Hah? Siapa kau." Ayah segera mengambil senjatanya untuk mengintimidasi Airi yang tiba-tiba muncul, tetapi dalam sekejap senjata yang ayah pegang menghilang yang membuat ayah terperanjat.

"Tenanglah aku tidak ingin melawan kalian. Aku datang ke sini dengan maksud baik." Airi berkata datar seperti yang biasa dia ucapkan kepadaku.

"Apa maksudmu? Kau kira aku akan percaya begitu saja."

"Hmm" Airi hanya melengus sedikit mendengarkan perkataan ayah, kemudian dia mengarahkan tanganya ke depan yang muncul beberapa gambar melayang di udara..

"Kamu pasti mengenal gambar-gambar ini."

Gambar yang ditunjukkan Airi adalah gambar planet-planet yang telah takluk oleh Styr. Tapi ada sisa pertempuran di penduduk planet itu, senjata-senjata yang tertinggal, mesin-mesin yang telah berhenti, dataran yang tak berbentuk. Bukti dari perjuangan dan keberanian penduduk asli planet itu. Tapi apa yang mau ditunjukkan Airi melalui gambar itu? Ah dia.

"Kamu adalah yang memberikan teknologi ke bangsa itu?"

"Ya, aku adalah Airi, superkomputer bangsa Givel, bangsa penuntun alam semesta yang telah punah, hanya aku sendiri yang berjuang melawan kekejaman Styr"

Ayah terkejut dan mundur beberapa langkah, kemudian secara lambat ayah merunduk sampai lututnya menyentuh tanah.

"Sayang apakah dia?"

"Iya Dhanera, dia adalah yang selama ini kita cari, secercah harapan untuk menghindari planet kita menuju kehancuran, bukti dari tanda-tanda teknologi yang bertebaran di alam semesta. Teknologi yang melampaui nalar pikiran kita."

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang